Wednesday, December 8, 2010

57 sen

Seorg anak gadis kecil sedang berdiri terisak didekat pintu masuk sebuah gereja yang tidak terlalu besar, ia baru saja tdk diperkenankan masuk ke gereja tersebut krn "sudah terlalu penuh".

Seorang pastur lewat didekatnya & menanyakan kenapa gadis kecil itu menangis ?

"Saya tdk dpt ke Sekolah Minggu" kata si gadis kecil.

Melihat penampilan gadis kecil itu, yg acak2an & tdk terurus, sang pastur segera mengerti & bisa menduga sebabnya si gadis kecil tadi tdk disambut masuk ke Sekolah Minggu & ia mencarikan tempat duduk yg masih kosong utk si gadis kecil.

Sang gadis kecil ini begitu mendalam tergugah perasaannya, sehingga pada waktu sebelum tidur di malam itu, ia sempat memikirkan anak2 lain yg senasib dgn dirinya yg seolah-olah tdk mempunyai tempat utk memuliakan Yesus.

Ketika ia menceritakan hal ini kpd orang-tuanya, yg kebetulan merupakan org miskin, sang ibu menghiburnya bhw ia masih beruntung mendapatkan pertolongan dari seorg pastur. Sejak saat itu, si gadis kecil berkawan dgn sang pastur.

Dua tahun kemudian, si gadis kecil meninggal di tempat tinggalnya di daerah yg kumuh & sang orangtuanya meminta bantuan dari si pastur yg baik hati utk prosesi pemakaman yg amat sangat sederhana. Saat pemakaman selesai & ruang tidur si gadis dirapihkan, sebuah dompet usang, kumal dan sobek2 ditemukan, tampak sekali bahwa dompet itu adalah dompet yg mungkin ditemukan oleh si gadis kecil dari tempat sampah. Didalamnya ditemukan uang receh sejumlah 57 sen dan secarik kertas bertuliskan tang, yang jelas kelihatan ditulis oleh seorg anak kecil yg berbunyi:

"Uang ini utk membantu pembangunan gereja kecil agar gereja tsb bisa diperluas shg lebih banyak anak2 bisa menghadiri ke Sekolah Minggu."

Rupanya, selama 2 tahun, sejak ia tidak dpt masuk ke gereja itu, si gadis kecil ini mengumpulkan dan menabungkan uangnya sampai terkumpul sejumlah 57 sen utk maksud yg sangat mulia.

Ketika sang pastur membaca catatan kecil ini, matanya sembab & ia sadar apa yg harus diperbuatnya. Dgn berbekal dompet tua & catatan kecil ini, sang pastur segera memotivasi para pengurus & jemaat gerejanya utk meneruskan maksud mulia si gadis kecil ini utk memperbesar bangunan gereja.

namun ceritanya tidak berakhir sampai disini.

Suatu perusahaan koran yg besar mengetahui berita ini & mempublikasikannya terus menerus, sampai akhirnya seorang pengembang membaca berita ini & ia segera menawarkan suatu lokasi yg berada didekat gereja kecil itu dgn harga 57 sen, setelah para pengurus gereja menyatakan bahwa mereka tak mungkin sanggup membayar lokasi sebesar & sebaik itu.

Para anggota jemaat pun dgn sukarela memberikan donasi & melakukan pemberitaan, akhirnya bola salju yg dimulai oleh gadis kecil ini bergulir & dlm waktu 5 thn, berhasil terkumpul dana sebesar 250.000 dollar, suatu jumlah yg fantastik pd saat itu (pada pergantian abad, jumlah ini dpt membeli emas seberat 1 ton).

Inilah hasil nyata cinta kasih dari seorg gadis kecil yg miskin, kurang terawat & kurang makan, namun peduli pd sesama yg menderita. Tanpa pamrih, tanpa pretensi.

Saat ini, jika anda berada di Philadelphia, lihatlah Temple Babtist Church, dgn kapasitas duduk utk 3300 org & Temple University, tempat beribu-ribu murid belajar. Lihat juga Good Samaritan Hospital & sebuah bangunan spesial utk Sekolah Minggu yg lengkap dgn beratus-ratus (YA, Beratus-Ratus) pengajarnya, semuanya itu utk memastikan jgn sampai ada satu anakpun yg tdk mendapatkan tempat di Sekolah Minggu.

Didalam salah satu bangunan ini, tampak terlihat foto si gadis kecil, yg dgn tabungannya sebesar 57 sen, namun dikumpulkan berdasarkan rasa cinta kasih sesama yg telah membuat sejarah.
Tampak pula berjajar rapi foto sang pastur yg baik hati yg telah mengulurkan tangan kpd si gadis kecil miskin itu, yaitu pastur DR. Russel H. Conwell, Penulis buku "Acres of Diamonds".

- a true story -

No comments: