Saturday, March 29, 2008

Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah (Mat 5:8)

Menurut kita selama ini, apa yg dimaksud dengan orang suci? Apakah seperti santo dan santa? Mungkin atau tidak kita menjadi orang suci?

Seringkali kita berpikir bahwa orang suci adalah orang yg tidak merokok atau mabuk, tidak menipu atau membunuh, tidak bergaul dengan orang-orang yg brengsek dan segala apa yg menurut standar kita orang tersebut adalah orang suci. Padahal belum tentu! Banyak orang yg pura-pura suci padahal hatinya busuk seperti orang-orang Farisi pada zaman Yesus. Mereka selalu menganggap diri mereka saleh dan benar padahal mereka adalah orang-orang munafik (Lukas 18:9-14)

Di dalam bahasa aslinya kata suci digunakan menurut pemakaiannya dalam kalimat, seperti:
1. Baju yg kotor dicuci sampai bersih. Seperti kata iklan yg mengatakan: "dan kotorpun tidak melekat pada baju anda?
2. Gandum-gandum yg selesai disabit kemudian dijemur. Gandum ini dibersihkan dari sekam dengan bantuan angin ketika dijemur.
3. Tentara yg dipilih, selalu dipisahkan yg terbaik dari antara sekian banyak orang.
4. Digunakan dalam pengertian susu murni, emas murni, dsb.

Jadi kita dapat menyimpulkan arti suci yg dimaksud adalah murni, bersih, tidak bercampur dengan hal-hal yg lain.

Sekarang kita membahas mengenai pengertian kata hati. Apa pengertian kita tentang hati? Kita tahu ada hati ayam, hati-hati, makan hati, dst. Menurut kamus inggris, yg dimaksud dengan hati adalah intelek, perasaan, pikiran dan kemauan, kehendak, motivasi. Jadi mengapa anak Tuhan harus memiliki kesucian hati? Karena hati adalah sumber dari segala tindakan kita. Matius 15:18-19 mengatakan: "Dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan..".
Roma 12:12 mengatakan; "Janganlah menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu/pikiranmu/perasaanmu sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah; apa yg baik, yg berkenan kepada Allah dan yg sempurna'. Jadi untuk menjaga agar hati kita suci, kita harus memperbaharui budi kita selalu.

Kalau dahulu dipenuhi oleh hal-hal yg buruk, hal-hal yg negatif, sekarang biarlah kita mengisi pikiran kita dengan semua yg benar, yg mulia, yg adil, yg suci, yg manis, yg sedap didengar, yg disebut kebajikan dan patut dipuji (Filipi 4:8). Apa yg dimasukkan ke dalam otak kita akan berpengaruh atas cara kita berpikir dan bertindak. Kalau kita mempunyai pikiran yg kuat dan diperbaharui oleh Firman Allah, kita dapat lebih menguasai perasaan, kehendak dan tindakan kita. Mulai dari sekarang, hendaklah kita memasukkan hal-hal yg positif ke dalam pikiran kita. Iman timbul dari pendengaran, pendengaran akan Firman Allah. Pemazmur suka melakukan kehendak Allah, karena Firman Allah ada selalu di dalam hatinya (Mazmur 40:9).

Kalau Firman Allah memenuhi pikiran kita, kita tahu apa yg harus kita lakukan dalam kehidupan kita, kita tahu kemana harus melangkah dan bagaimana mengambil keputusan-keputusan yg bijaksana. Karena itu hendaklah kita mengisi pikiran kita dengan Firman Allah setiap hari, hidup bergaul dengan Allah. Usahakanlah untuk membaca buku-buku bacaan yg bermutu, mendengar nasihat-nasihat yg baik, melihat tontonan yg baik dan pergaulan yg sehat. Semua ini akan menentukan kondisi hati kita!

Lalu apa yg dimaksudkan dengan melihat Allah? Banyak orang yg berpikir bahwa orang suci hatinya dapat melihat Allah mengandung konsep mistik. Mereka berpikir semakin suci seseorang, semakin sakti! Mampu melihat hal-hal yg gaib. Apakah ini yg dimaksudkan dengan Yesus?

Di dalam perjanjian Baru, kata melihat mempunyai 2 pengertian:
1. Pengertian keselamatan
Kata "melihat" seperti yg digunakan dalam Luk 10:21-24 adalah melihat dalam pengertian keselamatan, melihat keselamatan yg muncul di dalam dunia. Sama seperti yg dikatakan dalam Mat 11:4-5 "melihat" di sini dalam pengertian mengerti siapakah Yesus dengan melihat apa-apa yg dikerjakan oleh Yesus. Jadi kata "melihat" di sini mengandung pengertian mengerti sama seperti bahasa Inggris yg mengatakan "I see", saya mengerti!
Jadi Mat 5:8 dapat kita terjemahkan menjadi; "Berbahagialah orang yg tulus, yg murni, yg bersih hatinya karena mereka akan mengerti, mengenal Allah. Di dalam hidup yg paling sulit sekalipun, orang-orang yg suci hatinya tetap mengerti siapakah Allah mereka, karena mereka memegang janji Allah. Dalam Roma 8:28, yg mengatakan: "Allah turut bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yg terpanggil sesuai dengan rencana Allah".
Orang-orang yg suci hatinya mengerti siapakah Allah mereka karena perasaan, pikiran dan kehendaknya percaya dan tahu Tuhan pasti tidak akan membiarkan orang-orang pilihannya tersia-sia.

2. Pengertian secara hurufiah dari kata "melihat" adalah melihat secara fisik dengan mata kita.
1 Corintus 13:12 yg mengatakan "tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka'. Wahyu 22:4 ; "dan mereka akan melihat wajahNYA dan namaNYA akan tertulis di dahi mereka'. Jadi di sini kata "melihat" mengandung pengertian akan janji Tuhan bahwa suatu saat nanti kita akan betul-betul melihat, bertemu muka dengan muka. Jadi Mat 5:8 dapat diterjemahkan; "Berbahagialah orang yg tulus hatinya, yg hatinya bersih karena suatu hari kelak, mereka akan bertemu muka dengan muka dengan Allah, hidup dalam persekutuan yg sempurna dengan Allah".

Kesimpulan dari Matius 5:8, dalam 2 pengertian:
1. Orang-orang yg hatinya tulus, murni akan menerima, mengerti dan percaya Tuhan.
2. Orang-orang yg hatinya tulus dan murni suatu hari kelak akan hidup kekal bersama dengan Tuhan, menikmati persekutuan dengan Tuhan senantiasa.
Bagaimana dengan keadaan hati kita saat ini?

Sunday, March 23, 2008

Berbahagialah orang yang murah hatinya karena mereka akan beroleh kemurahan (Mat 5:7)

Berbahagialah orang yang murah hatinya karena mereka akan beroleh kemurahan (Mat 5:7)

Kata murah hati dalam bahasa Yunaninya adalah Eleemon. Tetapi yang dimaksud sebenarnya oleh Matius adalah kata Khesed dari bahasa Ibrani, sebuah kata yang sulit untuk diterjemahkan. Arti murah hati menurut Khesed adalah menaruh simpati terhadap orang lain; ikut menyesal atau merasakan kesedihan yg dialami oleh orang lain. Khesed adalah suatu kemampuan untuk menempatkan diri benar-benar di dalam pribadi orang lain sehingga kita dapat mengerti apa yang dipikir dan dirasakannya. Jadi khesed adalah suatu tindakan untuk mengidentifikasikan diri kita dengan orang lain. Inilah pengertian yg dimaksud dengan murah hati.

Kata bermurah hati dalam dua hal secara umum, yaitu di dalam mengasihi dan mengampuni. Kita bermurah hati ketika berbelas kasihan terhadap mereka yang sedang mengalami kesulitan, yang menderita sengsara dan berduka cita. Kita juga bermurah hati dengan memberikan pengampunan terhadap mereka yang bersalah kepada kita. Jadi kita dikatakan berbahagia kalau kita bermurah hati, yaitu mengasihi dan mengampuni. Tetapi masalahnya sering kita menutup mata kita terhadap orang-orang yang sedang menderita. Hati kita sedikitpun tidak tergerak untuk bermurah hati terhadap mereka. Terhadap orang-orang yang bersalah terhadap kitapun kita memendam kebencian, kegeraman dan paling sedikit kekesalan. Mengapa kita kesulitan untuk bermurah hati?

Firman dalam ayat ini mengatakan berbahagialah mereka yang bermurah hati karena mereka akan beroleh kemurahan, Kedengarannya seperti suatu hal yang timbal balik. Di dalam perumpamaan tentang hamba yang tidak mau mengampuni saudaranya (Mat 18:21-35), Tuhan Yesus mengatakan bahwa mengampuni dan diampuni adalah 2 hal yang tidak dapat dipisahkan. Adalah mustahil kalau kita mendapat kemurahan hati Allah, kalau kita tidak pernah bertobat dan menyesali dosa-dosa kita. Adalah mustahil bagi kita untuk mengklaim Tuhan telah mengampuni dosa-dosa kita kalau kita tidak pernah mau mengampuni dosa yg diperbuat oleh orang lain terhadap kita. Karena itu hendaklah kita mempunyai kemurahan hati 1 sama lain. Kalau Allah sendiri telah mengampuni segala dosa kita, masakan kita tidak mau mengampuni kesalahan saudara-saudari kita?

Satu hal yg menolong kita untuk bermurah hati ialah dengan memiliki khesed. Menempatkan diri kita dalam pikiran dan perasaan orang tersebut! Cobalah untuk mengertinya, memahaminya dan berbelas-kasihan terhadapnya. Allah sendiri telah mewujudkan khesed ini dalam pribadi Yesus. Yesus yang mengerti segala keberadaan kita, segala kelemahan kita. Sehingga IA memberikan janjiNYA bahwa; "Jika kita mengaku dosa kita, maka IA adalah setia dan adil, sehingga IA akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" (1 Yoh 1:9). Kalau mereka mengetahui bahwa kita memperhatikan mereka maka hati mereka akan menjawab juga dengan memberikan perhatian terhadap kita. Karena itu berbahagiala orang-orang yang memiliki khesed, karena mereka akan beroleh kemurahan dari Allah dan sesama manusia sendiri.

Monday, March 17, 2008

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan Kebenaran karena mereka akan dipuaskan (Mat 5:6)

Kalau kita meneliti dan mempelajari Firman Tuhan, kita harus balajar untuk memiliki rasa ingin tahu dengan bertanya; "Mengapa?". Dalam ayat ke 6 ini ada 3 kata kunci untuk mengerti ayat ini, yaitu kata lapar dan haus; kebenaran dan dipuaskan.

Pertama-tama, mari kita pikirkan kata lapar dan haus. Coba kita bayangkan bagaimana rasanya kalau lagi lapar dan haus. Lapar dan haus adalah tuntutan jasmani yg harus dipenuhi karena memang sangat dibutuhkan kalau tidak, kita bisa sakit atau bahkan mati. Kebanyakan pekerjaan yg ada pada zaman Yesus memiliki gaji yg kecil sehingga banyak di antara mereka yg lapar karena tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan. Lagipula banyak juga diantara mereka yg hidup di daerah gurun pasir yg sulit untuk mencari air minum. Untuk mengambil air saja terkadang harus menempuh perjalanan yg jauh, panas dan berdebu. Terkadang mereka dihadang oleh angin panas yg kencang sehingga mereka harus menghentikan perjalanan mereka dalam keadaan haus dan kepanasan. Jadi kondisi lapar dan haus menurut gambaran ini adalah sangat lapar dan sangat haus.

Di dalam susunan tata bahasa Yunani seperti dalam contoh ayat yg ke 6 ini, kata lapar dan haus diikuti oleh obyek akusatif, yaitu, kebenaran. Artinya, orang yg bersangkutan, lapar dan haus akan seluruh hal yg ada dihadapannya, yaitu kebenaran. Dengan kata lain, lapar dan haus akan seluruh kebenaran bukan separuhnya atau sebagian saja. Jadi kita tidak boleh cukup untuk puas dengan kebenaran yang separuh, berkompromi akan separuh yg lain, Seharusnya kita merindukan kebenaran yg total seperti orang yg mau mati karena kelaparan dan kehausan.

Menurut bahasa aslinya, kata kebenaran mempunyai 3 aspek:
1. Aspek legal
Kebenaran adalah pemenuhan atas tuntutan-tuntutan dari sebuah hubungan. Di dalam hubungannya dengan Tuhan; dengan menghapuskan dosa-dosa kita, Tuhan membenarkan status kita dari orang terhukum dan layak untuk neraka menjadi orang benar, menjadi pewaris surga. Jadi arti kebenaran bisa berarti pembenaran, yaitu pulihnya hubungan antara manusia dengan Tuhan berdasarkan iman mereka kepada Kristus. Kita yg dahulunya adalah orang-orang yg layak menerima hukuman atas dosa-dosa kita sekarang status kita menjadi orang-orang benar.

2. Aspek sosial
Kebenaran juga diartikan sebagai keadilan. Keadilan yg dimaksud bukanlah prinsip pengukur perbuatan manusia, adil atau tidak. Tetapi yg dimaksud adalah pengertian yg menjelaskan bagaimana seharusnya manusia berhubungan 1 sama lain. Hidup adil adalah hidup sesuai dengan apa yg diharapkan dari setiap orang. Keadilan dalam Alkitab adalah keadilan yg membebaskan/menyelamatkan. Tetapi kalau kita berpikir kembali mengapa kebenaran/keadilan itu selalu dikaitkan dengan kebenaran/keadilan Tuhan? Karena kalau kita telah memenuhi tuntutan-tuntutan, mempunyai sebuah hubungan yg harmonis dengan Tuhan, pasti ada keadilan, pasti ada kebenaran terhadap sesama kita. Karena orang-orang yg hidupnya dekat dengan Tuhan akan memiliki kebijaksanaan, kesalehan, kebaikan, kasih, kesabaran, damai sejahtera, kesetiaan, kelemah lembutan dan penguasaan diri.

3. Aspek moral
Kebenaran adalah suatu kemurnian watak dan prilaku seperti yg dikehendaki Tuhan. Integritas dan moralitas Kristen menjadi suatu pertanyaan yg sangat besar di zaman ini. Dampak orang Kristen bagi dunia atau lingkungan yg ada di sekelilingnya kurang, bahkan tidak dapat dirasakan. Mungkinkah kita selama ini menyembunyikan terang yg ada di dalam kita seperti kata Firman Tuhan?

Jadi untuk mengerti lapar dan haus akan kebenaran berarti merindukan seluruh kebenaran untuk direalisasikan. Kebenaran yg sejati hanya ada dalam Kerajaan Allah. Kerajaan Allah hadir dalam kehidupan kita kalau hidup kita dipimpin oleh Tuhan.

Sekarang mengenai arti dipuaskan. Dipuaskan berarti dipenuhi, dicukupi. Segala apa yg menjadi kebutuhan kita dipuaskan/dipenuhi/dicukupi baik jasmani maupun rohani. Jadi ayat ke 6 ini dapat kita katakan; "Berbahagialah orang-orang yg sungguh-sungguh merindukan akan seluruh kebenaran karena mereka akan dipuaskan; berbahagialah orang-orang yg sungguh-sungguh merindukan pimpinan Tuhan dalam seluruh kehidupan mereka karena kehidupan mereka akan dipuaskan.

Hubungan ayat ini dengan ayat-ayat yg ada sebelumnya:
Mat 5:3 menasehati supaya hendaknya kita sadar akan keberadaan kita, akan dosa-dosa kita dan kebutuhan kita akan Tuhan. Mat 5:4 menasehati supaya kita menyesali dosa-dosa kita dan prihatin akan dosa-dosa yg ada di dunia. Mat 5:5 menasehati supaya hendaklah kita memiliki kerendahan hati dan ketaatan kepada Allah. Mat 5:6 merupakan sebuah tuntutan akan sebuah tindakan yg nyata dari diri kita sebagai orang Kristen. Ayat ini merupakan sebuah tantangan bagi kita untuk menata diri, mengubah diri kita supaya hidup sesuai dengan kebenaran dan hidup di dalam kebenaran yg mencakup aspek legal, moral maupun sosial.

Kesimpulan:
1. Berbahagialah orang yg sungguh-sungguh merindukan pimpinan Tuhan dalam seluruh kehidupan mereka karena mereka akan dipuaskan. Bagaimana dengan kita? Adakah kesungguhan atau kerinduan di hati kita akan seluruh kebenaran, akan pimpinan Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan kita? Ayat ini juga sepertinya menuntut kita dengan suatu tindakan: Sudahkan kita hidup di dalam kebenaran dan sesuai dengan kebenaran?
2. Selain itu, ayat ke 6 ini juga dapat diartikan sebagai penghiburan. Orang-orang yg diberkati bukan selalu orang-orang yg mencapai/berhasil melakukan kebaikan-kebaikan. Tetapi berkat Allah juga turun atas mereka, mendorong mereka untuk dengan tekun dan sabar, terus berusaha mencapai seluruh kebenaran meskipun saat ini mereka merasa mengalami kegagalan dan kecewaan.

Saturday, March 8, 2008

Berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan mewarisi bumi (Matius 5:5)

Berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan mewarisi bumi (Matius 5:5)

Apa pendapat kita tentang orang yang lemah lembut? Kira2 apa maksud Yesus dengan mengatakan orang yg lemah lembut akan mewarisi bumi?

Kadang2 kita berpikir bahwa orang yang lemah lembut adalah orang2 yg lembek, kurang bersemangat, kurang cekatan, lamban, perasa/sensitif. Lalu kita berpikir, masa orang yang seperti ini bisa mewarisi, memiliki dan menguasai dunia? Lembah lembut macam apa yg dimaksud oleh Yesus?

Kata lemah lembut di sini berasal dari kata praus, yg di dalam penggunaannya mempunyai 3 arti yang berbeda:

1.Sikap antara Orgilotes dan aorgesia
Orgilotes berarti mudah marah, aorgesia berarti sama sekali tidak bisa marah. Jadi sikap praus atau lemah lembut adalah sikap yang tidak terlalu mudah marah dan tidak bisa tidak marah!
Yang dimaksudkan dengan hal ini adalah orang2 yang marah pada waktu yang tepat dan tidak pernah marah pada waktu yang salah. Bagaimana kita tahu waktu yang tepat untuk marah, karena kalau lagi emosi, biasanya kita langsung marah atau memendam amarah, sehingga kita menjadi sakit hati. Jadi arti pertama dari kata lemah lembut di sini adalah berbahagialah orang yang marah pada waktu yang tepat dan tidak marah pada waktu yang salah.

2. Sikap tanggap
Kata praus juga dipakai untuk binatang yang telah dapat menerima pengarahan serta kendali dari tuannya. Suatu sikap tanggap, suatu kesabaran yang terkendali dan tidak liar. Galatia 5:16-18 mengatakan; "Hiduplah oleh Roh jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh". Seperti seekor binatang yang telah menerima pengarahan serta kendali dari tuannya, hendaklah orang2 percaya mempunyai kerelaan hati, memiliki ketaatan dan tunduk terhadap pimpinan Roh, karena Allah tidak pernah salah kalau Ia yang memegang kendali kehidupan kita. Jadi ayat lima di sini dapat diartikan sebagai; "Berbahagialah orang yg hidupnya dipimpin oleh Allah karena mereka akan menguasai bumi".

3. Kerendahan hati yang tulus
Kata praus yg ketiga berarti menghilangkan dan menghapuskan segala kebanggaan diri. Rela dengan rendah hati mengakui keberadaan diri sendiri. Tanpa kerendahan hati kita tidak dapat belajar sesuatu karena kita berpikir diri kita sudah pintar! Orang yang menganggap dirinya sudah pintar tidak mau belajar dan tidak sensitif dan tidak perduli terhadap dunia sekitarnya. Lebih lagi dengan menganggap dirinya sudah pintar ia menyebabkan dirinya menjadi orang yang tidak beriman karena selalu menganggap dirinya maha bisa. Karena itulah Yesus berfirman, berbahagialah orang2 yang memiliki kerendahan hati, mengetahui kelemahannya sendiri, keperluan serta kebutuhannya sendiri serta perduli terhadap orang lain sehingga mereka akan menguasai bumi.

Dengan 3 makna dari kata praus inilah kita dapat menterjemahkan Mat 5:5 menjadi: "Berbahagialah orang2 yang menyerahkan dirinya di dalam pimpinan Roh Kudus, di dalam kendali Tuhan, orang2 yg mampu mengendalikan amarahnya dengan tepat, peka, sabar, perduli terhadap orang lain, mempunyai kerendahan hati untuk mengakui kelemahannya sendiri sehingga mereka akan memiliki bumi.

Yang dimaksud dengan bumi adalah dunia dimana kita hidup. Kejadian 1:28 mengatakan: "Berkuasalah atas ikan2 di laut dan burung2 di udara dan atas segala binatang yg merayap di bumi. Orang2 yang berhasil adalah orang2 yang mempunyai kontrol diri yg kuat, kesabaran yg tinggi, tanggap, cekatan dan trampil karena mereka selalu mau belajar. Bagaimana dengan kita? Kebanyakan kita di Asia, mempunyai sikap hidup yang pasrah dan percaya sudah nasib?
Kalau hidup kita mau berhasil, hendaklah kita belajar untuk menguasai diri kita. Karena penguasaan diri adalah salah 1 buah Roh, mau merelakan hidup kita di bawah kendali dari Roh Kudus, memiliki sikap tanggap, rendah hati, mau belajar dan perduli terhadap orang lain.

Sunday, March 2, 2008

Berbahagialah orang yang berduka cita karena mereka akan dihibur (Matius 5:4)

Berbahagialah orang yang berduka cita karena mereka akan dihibur (Matius 5:4)

Apakah yg dimaksudkan dengan duka cita dalam ayat ini? Kata duka cita dalam ayat ini dalam bahasa aslinya dipakai untuk menunjukkan kedukaan karena kematian/musibah terhadap orang yang dikasihi. Kedukaan yang dialami dirasakan menekan manusia begitu rupa sehingga tidak bisa untuk ditutup-tutupi. Kedukaan macam begini adalah kedukaan yang membuat perasaan kita sangat tertekan, sakit rasanya sehingga membuat kita menangis.

Apa artinya dihibur? Dihibur berarti diberi kekuatan, diberi dorongan semangat, diberi kenyamanan, kedamaian dan kepuasan.

Ada 3 cara untuk mengerti pengajaran Tuhan Yesus dalam ayat ini:

1. Ucapan ini dimengerti secara hurufiah.
Artinya berbahagialah orang yang telah dapat bertahan menghadapi kesedihan yang paling pahit yang dibawa oleh hidup ini karena mereka akan beroleh kekuatan!Kenapa? Karena banyak orang yang justru dalam saat kesedihan mereka menemukan hangatnya ikatan kekeluargaan, arti persahabatan bahkan terutama menemukan Allah yang biasanya tidak pernah mau ditemuinya (dengan alasan sibuk, malas, dst..). Biasanya kalau kehidupan kita lancar-lancar saja, kita tidak pernah tahu dan tidak mau tahu tentang Tuhan sehingga kita tidak pernah merasakan betapa nikmat, betapa diberkatinya, betapa berbahagianya kehidupan orang-orang yang selalu bersama Tuhan. Kalau sudah mengalami kesusahan baru mengerti betapa berartinya Tuhan dan betapa berartinya orang-orang yang ditempatkan Tuhan di sekitar kehidupan kita sehari-hari. Jadi duka cita itu terkadang memang perlu, karena dengan merasakan kesakitan, kita akan mengerti akan penghiburan. Orang yang pernah merasakan pahitnya hidup dapat bersyukur dan menikmati ketika saat-saat manis yang boleh mereka rasakan. Jadi arti pertama dari ayat ini adalah Berbahagiala orang yang telah dapat bertahan menghadapi kesedihan yang paling pahit sekalipun dalam hidup ini karena mereka akan beroleh kekuatan!

2. Arti kedua berarti bersedih hati.
Hati kita begitu pedihnya, penuh dengan keprihatinan akan kejahatan, dosa, penderitaan dan kesedihan yang dilakukan/dialami oleh orang lain. Tapi jangan salah mengerti, arti duka cita disini tidak sama dengan kasihan, tetapi yang dimaksud adalah empathy seperti yang diperlihatkan oleh Yesus kepada orang-orang banyak yang mengikuti Dia (Mat14:14); ketika Tuhan mengeluh tentang Yerusalem yang begitu penuh oleh dosa (Mat23:34-39). Karena ada duka cita, ada perhatian, ada tindakan lewat doa syafaat maupun tindakan nyata. Yang pada akhirnya setelah kita melakukan sesuatu atas semua ini menimbulkan suatu kepuasan dan penghiburan. Jadi ayat keempat ini dapat dimengerti sebagai berbahagialah orang2 yang sungguh memiliki belas kasihan karena melihat dosa dan penderitaan orang lain. Orang-orang yang memiliki belas kasihan ini akan mendapatkan kepuasan dan penghiburan. Hidup orang-orang yang memiliki belas kasihan akan dipenuhi oleh kedamaian, kepuasan dan kekuatan.

3. Arti ketiga adalah penyesalan/pertobatan.
Yang dimaksud adalah orang2 yang menyesal dan bertobat atas dosa2 mereka. Orang2 yang bertobat disebut berbahagia karena mereka akan menemukan kedamaian, penghiburan, suka cita, pengampunan dan kesembuhan. Orang yang bertobat adalah orang yang hatinya hancur, sadar betapa berdosanya dia. 2 Kor 5:17 mengatakan orang2 yang bertobat adalah orang2 yang lahir baru, yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah datang. Tetapi orang yang bertobatnya setengah-setengah, cuma ikut-ikutan jadi kristen, bahagianya juga cuma sebentar, tidak tahan lama karena ia tidak sungguh2 bertobat dan menerima pembaharuan. Jadi ucapan Tuhan Yesus dalam ayat keempat ini dapat diartikan sebagai suatu teguran dan nasihat untuk semua orang, yaitu: Orang2 yang berdosa hendaklah hatimu hancur dipenuhi oleh penyesalan dan pertobatan atas dosa-dosamu sehingga engkau akan menerima pengampunan, pembebasan, kelegaan, dan kedamaian sehingga engkau disebut sebagai orang yang berbahagia!"

Kesimpulan:
1. Terkadang duka cita haruslah kita rasakan. Duka cita itu perlu untuk menempa diri kita menjadi orang-orang yang kuat di dalam hidup. Lewat duka cita kita dapat bersyukur memiliki Tuhan dan orang-orang yang ditempatkan Tuhan di sekitar kehidupan kita.

2. Orang2 yang berduka cita adalah orang2 yang memiliki belas kasihan melihat dosa dan penderitaan orang lain sehingga kita melakukan sesuatu bagi mereka. Orang2 yg memiliki belas kasihan seperti inilah akan memperoleh kepuasan, penghiburan dan dami sejahtera akan apa yg mereka lakukan sehingga dikatakan mereka adalah orang2 yang berbahagia.

3. Duka cita berarti pertobatan dan penyesalan. Orang2 yg bertobat akan memiliki pengampunan dan kedamaian sehingga mereka disebut sebagai orang2 yg berbahagia.