Monday, May 30, 2011

190. Memfokuskan hidup ini - Markus 3:7-12

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, dunia semakin modern, semakin memberikan banyak tawaran. Begitu banyaknya tawaran, seringkali membuat manusia kehilangan fokus dalam kehidupannya. Anak muda bingung, karena begitu banyaknya pilihan sekolah. Orang-orang dewasa bingung, karena begitu banyaknya pilihan pekerjaan. Orang yg sedang berkarir bingung, karena begitu banyaknya karir yg harus dibangun. Jadi, manusia semakin modern semakin bingung akhir-akhir ini, karena begitu banyaknya pilihan di dunia modern ini.

Sehingga seringkali orang tidak fokus dengan apa yg sebenarnya Tuhan sedang rencanakan di dalam hidupnya. Orang hanya memilih hal-hal yg menurutnya menyenangkan saja, sehingga orang begitu mudah sekali dipermainkan dan diombang-ambingkan oleh kegelapan. Oleh karena itu, program hari ini sedang berbicara mengenai hidup yg berfokus, yg memfokuskan diri kita sesuai dengan panggilan dan pilihan Allah untuk hidup kita.

7Kemudian Yesus dengan murid-muridNYA menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea 8dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. 9Ia menyuruh murid-murid-NYa menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya. 10Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya. 11Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak:"Engkaulah Anak Allah."12Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.

Ayat yg ke-7 merupakan ayat yg menarik karena Yesus dengan murid-muridNYA menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea. Setelah Yesus melakukan sukses yg cukup besar, yaitu:menyembuhkan orang yg mati sebelah tangannya ini, dan membuat malu para Farisi. Orang-orang banyak melihat ini sebagai kemenangan yg luar biasa, bahwa Yesus bukan hanya berbicara dengan kata-kata biasa, tetapi Yesus mengajar dengan Kuasa. Nah, apa yg terjadi? Saya percaya bahwa orang banyak mulai memuji-muji Yesus.

Orang banyak mencoba mengangkat Yesus sebagai Raja dan Penguasa orang Yahudi. Tetapi, apa yg terjadi? Yesus mulai menyingkir daripada mereka. Saya percaya bahwa dengan Yesus menyingkir ke danau, Yesus berdoa di sana. Yesus menyingkir ke danau, Yesus sedang memfokuskan kembali hidupNYA di sana. Yesus tidak mau hanyut di tengah gelombang puji-pujian dan penghormatan manusia. Tetapi, Yesus mempersiapkan diriNYA dan tugasNYA selama IA di muka bumi sebagai hamba yg berkenan, untuk merendahkan diri di hadapan Bapa, bahkan taat sampai mati sekalipun. Itu sebabnya, kita bisa melihat bahwa Yesus menyingkir, karena Yesus mau memfokuskan hidupNYA sesuai dengan kehendak Tuhan.

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, kita harus memfokuskan hidup kita lebih lagi, kalau tidak kita menjadi orang-orang bingung. Karena, terlalu banyak orang-orang bingung yg hidup di muka bumi ini. Saking bingungnya, hidupnya tidak fokus. Sudah punya istri, suami masih tertarik dengan perempuan lain, begitu pula sang istri yg telah memiliki suami, masih tertarik dengan suami lain. Orang yg pacaran, juga seringkali putus- ganti, hidupnya tidak fokus.

Kalau kita lihat, orang-orang yg berhasil di muka bumi ini, bukanlah orang-orang yg tidak memiliki kekurangan. Tetapi, mereka adalah orang-orang yg berfokus dan hidup secara benar sesuai dengan apa yg Tuhan telah sediakan baginya. Dari sini kita dapat belajar dari beberapa point penting dari memfokuskan hidup:

1. Ketika Yesus menyingkir, Yesus dapat lebih mengarahkan hidup dan pelayananNYA
Jadi, Yesus menyingkirkan diriNYA, agar hidup dan pelayananNYA menjadi lebih terarah serta tahu apa yg Bapa kehendaki bagiNYA sehingga Yesus dapat terus mengajar, menyembuhkan, dan menghancurkan kuasa setan-setan. Jadi, Yesus engga tertarik dengan murid-muridNYA ketika mereka berkata,"Guru, kapan Engkau akan memulihkan Kerajaan Bagi Israel. Yesus engga tertarik ketika murid-muridNYA mau mengangkat Dia menjadi Raja.

Karena, Yesus memfokuskan hidupNYA, bukan berdasarkan apa yg manusia ngomong, harapkan/butuhkan. Tetapi, Yesus memfokuskan hidupNYA berdasarkan dengan apa yg Bapa kehendaki di dalam hidupNYA. Sehingga setelah Yesus menyingkir, oh...pelayananNYA semakin fokus. Yesus mengajar banyak orang. Dan apa yg terjadi? Yesus menyembuhkan orang-orang sakit. Dan bukan hanya itu, selama Yesus melayani, ketika banyak orang yg kerasukan setan, setan itu berteriak,"Engkaulah Anak Allah!" Jadi jelas, kenapa kita harus memfokuskan hidup kita.

Kadang kala kita harus menyingkir, dan mencari ketenangan, berdoa sama Tuhan. Inilah yg saya sebut "ret-ret." Duduk di bawah kaki Tuhan Yesus bersama keluarga, istri, bahkan secara pribadi. Jadi, kita tidak terseret dengan berbagai kesenangan, kesibukan dan tawaran dunia ini. Tetapi, terus bertanya,"apa yg Tuhan mau dan kehendaki dari hidup saya?" Bagaimana saya dapat mengatasi semua masalah saya sesuai dengan kehendak Allah. Ini yg saya bilang,"Kita mulai memfokuskan hidup kita, supaya hidup dan pelayanan kita lebih terarah."

2. Yesus menyingkir, agar Yesus tidak masuk ke dalam perdebatan sia-sia
Kita lihat pada perikop sebelumnya, ayat 1-6. Mereka sedang mau ajak Yesus ke dalam suatu perdebatan. Bolehkah kita menyembuhkan orang pada hari sabat? Tetapi, Yesus memfokuskan pada diriNYA. Yesus menyingkir, supaya apa? Supaya Yesus tidak masuk ke dalam perdebatan yg sia-sia. Karena, banyak orang yg hidup di muka bumi ini mengerjakan hal yg sia-sia, kerjanya hanya berdebat. Tetapi yg Yesus mau adalah kembali kepada hidup yg bermakna sebenarnya. Sehingga kita engga disibukkan dengan hal yg sia-sia, tetapi berjalan berdasarkan apa yg Yesus kehendaki untuk hidup kita.

3. Yesus menyingkir, agar hubungan Yesus dengan Bapa makin akrab
Semakin akrab hidup kita dengan Tuhan, akan semakin kuatlah kita. Semakin akrab kita dengan Tuhan, kita akan semakin memahami suaraNYA. Bisa kita pahami kehendakNYA, bisa kita pahami apa yg Yesus inginkan dalam hidup kita. Semakin kita akrab dengan Tuhan, semakin kita dapat menerima kesalahan orang lain. Tahukah saudara bahwa sebenarnya orang-orang yg memiliki emosi negatif adalah orang-orang yg jauh dari Tuhan.

Tetapi, orang yg dekat dengan Tuhan bisa memahami orang lain. Orang-orang yg akrab dengan Tuhan dapat mengendalikan dirinya, mereka tidak dikendalikan oleh hawa nafsu, kebencian, keserakahan dan hal-hal dunia lainnya. Mungkin saat ini, saudara sedang berada dalam tahap yg sangat bingung sekali. Saya ingatkan kepada saudara, ayo..ambil waktu teduh bersama Tuhan! Kalaulah Yesus Kristus yg Tuhan Allah sendiri, Raja di atas segala Raja, Diapun mau menyingkir untuk dapat dekat dan akrab dengan BapaNYA, tidak dipermainkan dengan situasi, kondisi, keadaan dan kesibukan dunia ini. Yesus ingin terus dekat sama BapaNYA, apalagi kita?

Bukan berarti, bahwa saudara tidak perlu masuk kantor selama 3 hari. Lalu boss saudara bertanya, mengapa kamu tidak masuk? Lalu saudara jawab,"bahwa saya diingatkan oleh seorang pendeta bahwa saya harus menyingkir, agar saya tidak disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan duniawi! Bukan itu maksud saya! Tetapi yg saya maksudkan adalah:Ada saatnya kita tenang. Mungkin kita harus bangun lebih pagi. Kita menenangkan diri di hadapan Tuhan. Ketika begitu banyak pilihan, tawaran, undangan, tanggung jawab di depan kita. Kita meminta kepada Tuhan,"Tuhan, arahkan saya, agar saya dapat tetap terarah sesuai dengan kehendak Tuhan."

Jadi, 3 hal penting yg dapat kita pelajari: Hidup dan pelayanan kita harus terarah. Kita harus masuk pada Kehendak Allah bukannya pada perdebatan yg sia-sia, dan kita harus semakin akrab dengan Tuhan. Karena semakin kita akrab dengan Tuhan, kita akan semakin kuat mengerti kehendak Tuhan, kita akan semakin dapat menerima kekurangan orang lain. Kita akan lebih dapat mengendalikan diri kita di jalan yg menyenangkan hati Tuhan, haleluya!

Doa:
Bapa, di dalam Nama Yesus, Tuhan jamah kami semua, biarlah KuasaMU dinyatakan, dan kami dapat melihat perkara-perkara besar. Terima kasih Bapa, kami rebut kemenangan yg Tuhan telah sediakan buat kami, haleluya, amin!

Sunday, May 22, 2011

189. Mengerjakan yang baik - Markus 3:1-6

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, seringkali kita dengar,"Kalau kamu buat yg baik, pasti kamu akan menerima yg baik!" Atau, "Kalau kamu berbuat baik pada orang lain, pasti orang lain akan berbuat baik juga buat kamu!" Tetapi, sebagai hamba Allah, saya mau ingatkan,"Bahwa bila kita berbuat baik, tidak selamanya orang akan membalas yang baik buat saudara." Dan yg membuat orang lemah, kecewa, putus asa. Saya telah berbuat baik,"kenapa, orang masih mengkritik saya, saya ditekan, difitnah, dihianati dan mereka berbuat jahat!"

Di dalam Markus 3:
Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. 2Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. 3Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!" 4Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. 5Ia berduka cita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu! Dan ia mengulurkannya , maka sembuhlah tangannya itu. 6Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.

Dari ayat-ayat di atas, ada beberapa hal yg dapat kita pelajari:

1. Dalam mengerjakan yg baik sekalipun, kadangkala kita harus melewati kritik
Kadang kala kita sudah melayani dan berkorban. Kadang kala anda sudah menjadi istri/suami yg baik, masih juga dikritik. Nah, kadangkala kita engga tahan menghadapi ini semua. Seringkali kita marah, kita kecewa dan berteriak," Tuhan, saya engga mampu menghadapi ini semua!" Jadi, sekali lagi saya ingatkan bahwa perbuatan baik bukanlah jasa, tetapi panggilan kita sebagai orang percaya! Karena, bila saya tidak berbuat baik, maka iman saya diragukan. Karena iman tanpa perbuatan, pada hakekatnya mati. Kalau saya orang beriman, kalau saya cinta Yesus, kalau saya bilang bahwa Yesus adalah segalaNYA dalam hidup saya.

Maka, otomatis dalam kehidupan saya, saya harus berbuat baik. Kalau saya karyawan, maka saya adalah karyawan yg bekerja keras untuk keuntungan perusahaan. Kita tidak korupsi, kita tidak curi-curi waktu, dan kesempatan, tidak korupsi, tetapi betul-betul berbuat baik, karena dengan hal itu, kita memuliakan nama Kristus. Begitu pula, bila saya adalah pedagang. Maka, saya adalah pedagang yg jujur, pedagang yg mau kerja keras, saya mau bertanggung jawab pada Tuhan dan mengerjakan tanggung jawab saya dengan sungguh-sungguh.

Karena dengan hal itu, saya berbuat baik dan memuliakan Nama Tuhan. Itu berarti, kalau ada orang yg kekurangan di sekitar saya, dan saya bisa bantu, berarti saya harus menolongnya dengan sungguh-sungguh, kenapa? Karena dengan berbuat itu, bukan berarti bahwa itu adalah jasa saya. Yang berarti, setelah saya mau tolong orang, saya minta dipuji atau dihormati, tetapi itu adalah panggilan kita. Karena sebagai orang percaya, Yesus sudah buat segala-galanya buat kita. Yesus beri kuasa dan berkat, supaya Yesus dapat mengalirkannya kepada orang yg membutuhkan. Karena Yesus berkata, "Bila kamu sudah melakukannya untuk orang-orang terkecil ini, maka engkau sudah melakukannya untuk Aku."

2. Mengerjakan hal baik adalah tugas/kewajiban kita sebagai orang percaya
Jadi, tadi sudah dikatakan bahwa itu bukan sekedar jasa kita, tetapi itu adalah tugas dan panggilan kita sebagai orang percaya. Bila kita sebut diri kita sebagai orang percaya, tetapi kita tidak melakukan hal yg baik. Itu sama seperti yg Yesus bilang,"Kamu semua seperti kuburan, luar kamu terkapur putih bersih, tetapi dalammu penuh dengan tulang yg busuk. Dengan lain kata, kelihatannya kamu beribadah, dan beribadah, terlihat aktif dalam kegiatan rohani, tetapi perbuatanmu sama sekali tidak nyata.

Karena Alkitab jelas mengatakan hasilkanlah buah yg sesuai dengan pertobatan. Kita sungguh-sungguh bertobat kalau kita mengenal Kristus dan buahNYA. Dan buahNYA adalah buah-buah baik yg kita kenal, yg mengalir dalam hidup kita, sehingga kita dapat memberkati orang lain demi Kemuliaan Tuhan. Itu juga berarti, bila kita sebagai suami atau istri, tugas kita adalah melakukan yg terbaik. Karena itu bukanlah jasa, melainkan tugas kita. Kita engga perlu ungkit-ungkit lagi. Misalnya: saya sudah buat segala-galanya buat pasangan saya, saya sudah berikan mobil baru, rumah mewah, dan sebagainya.

Tetapi, saudara tidak bisa ungkit-ungkit lagi itu semua, dan tidak memiliki hak bahwa saya sudah melakukan suatu jasa. Jadi, janganlah mengungkit-ungkit lagi. Karena itu semua adalah tugas kita. Kalau saudara dapat melakukan suatu perbuatan baik, buatlah perbuatan baik. Karena, dengan kita berbuat baik, maka itu memuliakan Nama Bapa di Sorga. Dan bukan hanya itu, Alkitab jelaskan kepada kita bahwa bila kita berbuat baik kepada anak-anakNYA. Maka, semuanya diperhitungkan, dan kita akan diberi Mahkota yg indah yg telah dipersiapkan.

Yesus bilang apa? Ketika Aku lapar, engkau memberi Aku makan. Ketika Aku telanjang, Engkau memberi Aku pakaian. Yesus sedang mau jelaskan bahwa setiap perbuatan kasih/baik yg benar-benar keluar dari hatimu untuk kamu kerjakan, semuanya itu sungguh berarti bagi Aku.

3. Mengerjakan hal baik semata-mata hanya oleh karena KuasaNYA
Saya percaya bahwa banyak orang yg ingin membantu orang yg tangannya stroke ini, mungkin! Tetapi orang itu engga punya Kuasa. Ada banyak orang di dunia yg kasihan melihat orang miskin/menderita/kelaparan/kawin-cerai. Tetapi, mereka engga bisa tolong, karena mereka tidak memiliki sesuatu yg bisa Yesus percayakan.

Tetapi, kita sebagai orang percaya, kita dapat mengerjakan sesuatu yg baik, karena kita telah diberikan Anugrah. Berarti, bila kita tidak mengerjakan sesuatu yg baik, itu hanyalah suatu kemalasan kita. Jangan bilang kita tidak memiliki talenta/karunia yg kita tidak dapat berikan pada orang lain. Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, bila kita bilang dengan sungguh-sungguh, bahwa "Inilah hidupKU! Maka, perkataan kita, dapat menguatkan orang lain. Dengan uluran tangan kita, maka orang lain bisa tertolong.

Saudara yg memiliki kelebihan dalam keuangan, dengan uang saudara, saudara dapat menolong orang lain. Saudara yg telah memiliki fasilitas yg lebih, dengan fasilitas saudara, saudara dapat membangun orang lain. Mengerjakan yg baik, semata-mata hanyalah Kasih dan Kuasa Tuhan. Kalaulah Tuhan percayakan sesuatu bagi kita, marilah kita dengan giat buat itu untuk Tuhan. Yesus bilang apa? Hari menjelang malam, tetapi selama masih siang, bekerjalah, karena BapaKU masih bekerja sampai sekarang, haleluya!

Doa:
Bapa, kembali hamba berdoa untuk kami semua yg sakit, yg berbeban berat, yg berada di dalam pergumulan. Biarlah mujijat dan pertolongan datang pada setiap kami, sehingga kami dapat berkata bahwa Yesus adalah sumber kekuatan kami, di dalam Nama Yesus kami berdoa, amin!

Jesus, My All in All

Jesus, My All in All

"His purpose was for the nations to seek after God and perhaps feel their way toward Him and find Him – though He is not far from any one of us. For in Him we live and move and exist."
Acts 17:27-28, NLT

Often in our walk of faith, we get side-tracked a bit without noticing it. The enemy is often so subtle in the way he works, that we don’t immediately realise that we’re just slightly off-centre.

A couple of years ago I learnt a very precious lesson in which I realised how easily we are deceived. Growing up, I was blessed to have wonderful parents who love and serve the Lord – I know, and always knew, that I’m loved and protected. My father is a very caring, dependable and consistent person. This has played a huge part in my image of God as my Rock. I know God will never change and I can always depend on Him. This is a very solid part of my foundation, and I honour my father for that.

Early on in my marriage I battled with the idea that my husband wasn’t (in my opinion) as consistent as my father was. He has a different personality and is impulsive every now and then! This was actually one of the first things I liked about him, as it often brings about an aspect of fun to life. But on some occasions I found it unsettling and I would interpret it as him being inconsistent. Negative thoughts started to build up inside me and I would allow these thoughts to brood in my mind.

One particular day, an incident between us stirred these thoughts again. I was upset and asked God why my husband wasn’t the more stable personality in our home. Why did I have to fill that role? It was supposed to be the man’s job.

The next moment the Lord spoke to me and said: “That’s MY role. I’m the stability in your home. It’s not your job, and not your husband’s either.” In that moment I confessed my sin and asked God to forgive me for being so self-righteous. I realised that I was not only – grudgingly - placing this responsibility on my shoulders, but I was trying to place it on my husband’s shoulders. My focus wasn’t truly on God. Yes, I saw Him as my Rock, but I wasn’t looking to Him for EVERY aspect of my life.

I realised we can all be guilty of trying to place burdens on other people’s shoulders. We expect them to take on roles that aren’t theirs to take on. Relationships get strained when we expect people to fill certain gaps or needs in our lives. In this way many people end up feeling inadequate around us, and we feel disappointed in them.

We should not look to man first, and then to God afterwards. God is our Alpha and our Omega, the First and the Last, the Beginning and the End (Revelation 22:13). The wonderful thing is that I don’t think of my husband as inconsistent anymore. He’s a wonderful, caring man, with such a generous heart. I often experience God’s love through him. My thoughts were wrong. I was focusing on what I thought was a problem, and missing the many blessings given to me.

Prayer: Dear Lord Jesus, thank You for being ALL I need. Please help me to see where I have placed burdens on other people’s shoulders by expecting them to fill needs in my life. Also where I have taken on burdens that are not mine to carry. Teach me to look unto You first and to re-align my focus to Your perfect Will. I honour You, Lord, for guiding and teaching me. Amen.


Today's Writer : Annalene Holtzhausen Annalene Holtzhausen is on the Associate Team at Ellel, Africa. She is married to Renier, who introduced her to Ellel Ministries. She is a full-time mother to their two boys. Her passion is for the restoration of women’s hearts and for people to find their worth in the Lord.

Monday, May 16, 2011

Reflecting Jesus

Reflecting Jesus

"Let your light shine before men, that they may see your good deeds and praise your Father in heaven."
Matthew 5:16, NIV

In England last month we saw the moon appearing larger and brighter than usual. This is because its axis was closer to Earth than normal. It was so bright one night, that I woke up thinking it was morning! As I marvelled at the beauty of the moon casting shadows in our garden, I started to think about how amazing it is that the moon can shine so brightly when it has no light of its own. All it does is reflect the light from the sun.

In the same way, we as Christians have no light of our own. All we can do is allow Jesus, who is the Light of the World (John 8:12), to shine His light into our lives so that we can reflect something of Him to the people around us. The light does not come from us but from Him. 2 Corinthians 4:18 says: ‘We, who with unveiled faces all reflect the Lord’s glory, are being transformed into his likeness with ever-increasing glory, which comes from the Lord, who is the Spirit’. The more we allow the transformation into His likeness to take place in our lives, the more we will reflect His glory.

However, it is only when the moon is full, or nearing fullness, that its light is at its brightest. In the moon’s other phases the earth comes between it and the sun in varying measure, blocking much of the sun’s light and causing it to appear as a sliver. In the same way, if we allow anything to come between us and Jesus, it will block the fullness of His light coming into our lives and prevent the brightness being reflected to others. That blockage can be the world and a focus on its pleasures; it can be sin and its effect; it can be our carnal nature, or anything else that takes our eyes off Jesus and stops us being full of His Spirit.

I sometimes wonder if God created the moon to orbit the earth in order to teach us some of these lessons!

Prayer: Lord, please show me anything that is coming between You and me today, which may be blocking me from the fullness of Your working in my life. Please help me to deal with these things so that I can more fully reflect Your glory to the people around me, in Jesus’ name, Amen.


Today's Writer : Jilly Lyon Taylor Jilly Lyon Taylor is part of the Leadership Team at Ellel Pierrepont. She worked in publishing and then with children in Hong Kong before concentrating on being a full-time mother and serving in the local church. Her desire to see people healed led her to the Luke Nine Eleven Training Scheme(NETS) at Pierrepont, and now she teaches and ministers there.

Sunday, May 15, 2011

188. Melanggar Firman Tuhan - Markus 2:23-28

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, kita tahu bahwa melanggar Firman Tuhan adalah awal dari kehancuran dan kejatuhan. Tetapi, tahukah saudara bahwa setan kadangkala berbisik kepada kita. Setan kadang kala menuduh kita. Setan kadang kala mau memakai orang lain untuk menyatakan kepada kita, pada saat kita melanggar sebenarnya Yesus menatap kita dan berkata,"Kamu tetap setia!" Kita sering dengar orang berkata, "Oh..orang itu sombong dan angkuh, maunya menang sendiri."

Tetapi, tidak selamanya orang yg dikiranya sombong itu sombong. Tetapi, karena seringkali orang itu berdiri pada kebenaran dan taat pada Firman Tuhan. Maka banyak orang yang tidak senang dan berbicara yang buruk tentang dia. Tetapi karena tekanan iblis yg begitu kuat, dan yg terdengar hanyalah,"oh..dia sombong, oh..dia engga benar!" Sehingga, apa yg terjadi? Karena adanya intimidasi kegelapan, kita engga punya kebenaran sejati, kita jadi mudah diombang ambingkan.

Kita lihat orang-orang Farisi yg sedang menekan murid-murid Yesus. Dan Yesus sedang bilang,"mereka hanya melanggar tradisi yg sebenarnya mereka anggap lebih penting dari Firman Tuhan." Kita lihat Markus 2:
23Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-muridNya memetik bulir gandum. 24Maka kata orang-orang Farisi kepada-NYa: "Lihat!Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" 25Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, 26bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam besar lalu makan roti sajian itu-yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam - dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?" 27Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, 28jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."

Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, ini yg terjadi. Setan senang untuk mengintimidasi. Sehingga membuat kita berpikir bahwa kita sedang melanggar Firman Tuhan. Tetapi, sebenarnya selama kita mendasarkan kita pada Firman Allah, maka sebetulnya kita sedang berjalan dalam kebenaran. Nah, lucunya, hal ini membuat orang-orang Farisi marah. Karena, dianggap Yesus membela sesuatu yg salah.

Apa yg dapat kita pelajari dari ayat-ayat di atas:

1. Firman Allah harus dimengerti dalam pemahaman yg sebenarnya
Firman Allah bukan dimengerti oleh otak dan kemampuan pikiran kita. Tetapi, Firman Allah harus dimengerti dalam pemahaman yg sebenarnya. Karena, banyak orang yg hanya mau mengerti Firman Allah sejauh hal yg menyenangkan buat dia, sejauh yg menguntungkan dan disetujui. Dan seringkali, orang memutarbalikan Firman Tuhan untuk mendukung pendapat-pendapatnya. Itu sebabnya, seringkali kita menemukan perpecahan di gereja-gereja. Itu sebabnya orang yg mengatasnamakan Alkitab, mereka menjelekan orang lain.

Karena, mereka putar semua Firman Tuhan, mendukung semua kebenarannya dan menyatakan orang lain salah. Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, perbedaan sebenarnya bukan urusan benar atau salah. Kadang kala dua-duanya berbeda, tetapi mreka sebenarnya sedang melakukan yg baik. Misalnya: orang ke-1 ingin ke Surabaya, ia bilang yg paling praktis adalah naik kereta api, orang ke-2 bilang, yg paling praktis adalah naik kapal laut. Orang ke-3 berkata,"ke Surabaya yg paling praktis adalah naik mobil sendiri dong.

Nah, masing-masing punya argumentasinya sendiri. Kalau ia naik mobil, ia bisa bawa semua keluarganya dengan biaya yg lebih murah. Yang naik kapal laut bilang, "ia bisa menikmati pemandangan!" Sedang yg naik kereta bilang," ia bisa lebih santai dengan biaya yg tidak terlalu mahal." Sedang yg naik pesawat bilang,"ia dapat menghemat waktu, dan sampai lebih cepat!" Jadi, masing-masing memiliki argumentasinya. Jadi siapa yg paling benar? Ini bukan soal salah atau benar, tetapi ini adalah berbeda!

Tetapi, persoalannya adalah sering kali kita memakai Firman Tuhan untuk membela kita, untuk membuktikan bahwa orang lain salah. Di sinilah persoalannya, banyak gereja yg saling menghancurkan, banyak hamba-hamba Tuhan yg saling menjelekkan satu sama lainnya. Banyak anak-anak Tuhan yg ngomong hal-hal yg buruk tentang orang lain. Dan, kadang kala yg lebih parahnya lagi adalah memakai Firman Tuhan, memutarbalikkan Firman Tuhan hanya untuk membenarkan pendapat-pendapatnya.

Firman Allah harus dimengerti dalam pemahaman yg sebenarnya, bukan secara hurufiah dan tradisinya. Karena, banyak orang yg lebih suka memelihara tradisi daripada memegang Firman Tuhan, misalnya:setiap tahun baru pergi ke kuburan, bukannya berdoa Bapa Kami, malah ia berbicara dengan orang mati, bahkan menyembahnya, ini adalah suatu hal yg menyesatkan. Berdoa di mana saja boleh, tetapi kalau berdoa di kuburan, itu adalah sesuatu yg keliru, karena seringkali kita memegang tradisi. Seringkali Firman Tuhan membongkar semua kesalahan kita. Seharusnya kita jujur dengan keadaan kita. Kita harus menjalani Firman Tuhan dengan mutlak oleh Kuasa Tuhan.

2. Jangan terikat penafsiran-penafsiran firman, tetapi bukan pada Firman sebenarnya
Kadang kala kita terikat dengan apa yg saya pahami dengan Firman, tetapi bukan dengan Firman itu sendiri. Itu sebabnya kita harus kembali dengan "What the bible says?" Apa yg Alkitab mau ngomong, bukan saya yg ngomong didukung oleh ayat-ayat di dalam Alkitab. Kalau kita perhatikan, ajaran-ajaran sesat selalu pakai ayat. Ajaran-ajaran yg palsu dan menyimpang, kadang kala membingungkan jemaat Tuhan, kenapa? Karena dia juga pakai ayat, tetapi pertanyaannya? Betulkah dia menggunakan ayat dengan pemahaman yg sebenarnya. Atau hanya mencopot-copot ayat tertentu untuk mendukung keputusannya.

3. Ketaatan kita harus pada kehendak Allah yg murni
Jadi Yesus bilang pada ayat yg ke-27Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, 28jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat." Dengan lain kata, Tuhan Yesus berkata,"Firman itu diberikan untuk kebahagiaan manusia, untuk kemajuan, suka cita dan kebenaran hidup manusia." Tetapi, apakah justru penafsiran-penafsiran menambah beban bagi manusia?
Seringkali justru ajaran-ajaran palsu dan sesat, justru menjadikan Firman Tuhan itu berat sekali untuk dijalankan.

Sehingga seringkali orang berpikir bahwa berhubungan dengan Tuhan itu adalah sesuatu yg sangat sukar untuk dilakukan. Yang sebenarnya Firman mengajarkan kepada kita semua bahwa hubungan dengan Tuhan itu indah, menyenangkan dan penuh dengan suka cita. Tetapi, setan kadang kala ingin mengintimidasi kita, kalaulah kita tertawa di tempat ibadah, jangan-jangan itu dosa. Ketika kita mulai mempraktekan Firman dalam kehidupan kita, lalu setan mulai berbisik kepada kita bahwa kita tidak layak. Sehingga kita selalu berpikir, jangan-jangan saya melanggar Firman, jangan-jangan saya melanggar tradisi-tradisi gereja yg ada. Tetapi, sekali lagi saya mau tegaskan bahwa ketaatan kita harus berdasarkan pada kehendak Allah yg murni.

Janganlah kita terlalu bersandar pada tradisi, karena tradisi tidak akan membawa kita pada kemenangan. Saya tidak bilang bahwa tradisi itu salah 100%, bukan itu maksudnya! Karena ada juga tradisi-tradisi yg baik, misalnya: saat natal kita memasang pohon natal, lalu semua anggota keluarga berdoa bersama. Tidak ada makna rohaninya di dalam pohon natal, tetapi dengan adanya pohon natal, kita dapat memberitahu orang dunia bahwa hidup Kristen adalah hidup yg semarak, hidup yg indah.

Lalu, kalaulah ada di antara saudara yg tidak punya uang dan tidak bisa beli pohon natal. Itu tidak jadi persoalan, tetapi jangan sampai gara-gara ingin beli pohon natal, terus pinjem uang sana sini, lalu mengeluh sama Tuhan, "Tuhan, sampe untuk beli pohon natal saja engga bisa!" Lho,..masang pohon natal hanya tradisi. Janganlah kita terikat dengan tradisinya, tetapi kita hanya terikat dengan kehendak Allah. Karena Yesus yg lahir adalah Yesus yg memberi kemenangan, apapun yg terjadi dalam hidup saya, saya mampu / tidak mampu beli pohon natal, Yesus tetap baik dalam hidup saya! Jadi, janganlah kita mau diintimidasi oleh setan bahwa kita melanggar Firman Allah.

Tetapi sekali lagi, Firman Allah harus dimengerti dalam pemahaman yg sebenarnya, Jangan kita hanya terikat dengan penafsiran-penafsiran firman, tetapi bukan pada Firman sebenarnya. Dan akhirnya, ketaatan kita harus pada kehendak Allah yg murni, bukan pada tradisi dan ajaran-ajaran manusia. Saya percaya Kasih Allah akan mengalir dalam hidup saudara dan memberi kekuatan baru.

Doa:
Bapa, hamba berdoa untuk setiap individu, mereka yg sakit dan berbeban berat, mereka yg mungkin terintimidasi dan merasa melanggar Firman Tuhan. Tetapi, hari ini kami mau tulus melakukan kehendak Allah. Dan kami percaya bahwa mujijat turun atas kami, kami percaya dan kami rebut kemenangan itu, haleluya, amin!

Sunday, May 8, 2011

187. Hal berpuasa - Markus 2:18-22

Sampai hari ini ada perdebatan, apakah orang Kristen perlu berpuasa?
Banyak pertanyaan yg selalu memperdebatkan apakah anak-anak Tuhan perlu berpuasa? Bukankah itu peraturan perjanjian lama? Tetapi, Yesus engga pernah ajarkan secara khusus mengenai berpuasa. Kalau kita lihat di Markus 2:

18Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus:"Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak? 19Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. 20Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. 21Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. 22Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.

Nah, kalau kita lihat ayat-ayat di atas, sepertinya engga berhubungan. Yesus di sisi lain berbicara mengenai puasa. Sedang di sisi lain, Yesus berbicara mengenai secarik kain yang belum susut pada baju yang tua. Tetapi, di sisi lain berbicara mengenai anggur baru yg disimpan dalam kantong kulit yg lama. Tetapi, sebetulnya lewat pertanyaan-pertanyaan orang, Yesus sedang bilang,"hei, puasa adalah tetap sesuatu yg mutlak diperlukan."

Mengapa kita perlu berpuasa?

1. Puasa adalah salah 1 cara agar kita dapat lebih akrab dengan Tuhan
Yesus sedang mau jelaskan bahwa puasa bukanlah kegiatan agamawi belaka. Puasa bukanlah sekedar melakukan apa yg ditulis oleh Hukum Taurat tanpa mengerti mengenai maknanya. Tetapi, puasa adalah salah 1 cara agar kita dapat lebih akrab dengan Tuhan.
Ada banyak orang yg menjadikan puasa sebagai aksi mogok makan di hadapan Tuhan. Dengan lain kata, kalau saya berdoa, dan saya belum mendapatkan jawaban doa, maka saya akan puasa di hadapan Tuhan, sampai saya dapat jawaban. Kita sepertinya dengan berpuasa, kita memaksa Tuhan.

Puasa bukanlah memaksa Tuhan untuk melakukan apa yg saya mau. Tetapi dengan berpuasa, itu memaksa saya untuk berjalan lebih dekat dengan Tuhan, memaksa saya agar tidak terikat dengan hal-hal duniawi. Memaksa saya agar tidak terikat dengan kesenangan-kesenangan daging. Tetapi sebaliknya kesenangan daging tunduk pada Kuasa Allah, dan mengalami kasih Allah. Itulah yg Yesus maksud dengan keakrabannya. Yesus bilang,"Kalau kamu bersama-sama dengan Aku, kamu tidak usah berpuasa."

Karena Aku sendiri sudah akrab dengan kamu, Aku sendiri sudah dekat dengan kamu. Pada saat Aku pergi, ada saatnya kamu tidak mengerti dengan maksudKU. Roh Kudus berbicara dan hatimu terlalu keras untuk memahaminya. Oleh karena itu engkau perlu berpuasa, supaya Roh Kudus lebih jelas kita dengar, kita perlu berpuasa, supaya kita dapat mengerti kehendak Tuhan. Kita perlu puasa, supaya kita dapat berjalan di jalan Tuhan, sehingga kita dapat mengerti, apa maunya Tuhan di setiap jalan-jalan/langkah-langkah kehidupan kita. Berarti kalau kita mau lebih akrab dengan Tuhan, maka mutlak Kekristenan kita harus diisi dengan puasa.

Memang, ada orang yg memiliki penafsiran yg berbeda mengenai puasa. Ada orang yg berpendapat puasa itu dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Sebagian lagi ada yg berkata," Puasa itu mengurangi 1 kali kebiasaan makan." Misalnya: saya biasa makan pagi, siang dan malam. Maka saya hanya makan pagi saja, makan siang tidak saya jamah, lalu saya makan malam. Ada lagi yg berpuasa selama 3 hari, dan tiap hari hanya makan 1 kali, jadi total makan hanya 3 kali selama 3 hari itu. Ada juga yg berpuasa, dengan tidak makan apa yg saya sangat sukai. Misalnya, saya suka sekali makan daging. Maka, selama saya puasa, saya tidak makan daging sama sekali.

Tetapi, arti berpuasa sebenarnya adalah: menyalibkan daging/menyalibkan segala kesenangannya. Untuk apa? Agar kita dapat lebih akrab dengan Tuhan, karena manusia bukan hidup hanya dari roti saja, tetapi dari Firman yg keluar dari Mulut Allah. Itu berarti, saat berpuasa, kita harus baca Firman lebih sering. Kita harus selalu berkomunikasi dengan Tuhan. Kalaulah saya hanya berpuasa dan menunggu waktu buka, dan saya hanya jalan-jalan di Mall. Itu namanya bukan puasa, tetapi diet saudara-saudara sekalian. Tetapi, puasa sebenarnya adalah: saya berpuasa, bukan saya ingin kurus, dan memaksa Tuhan, tetapi agar saya dapat lebih akrab dengan Tuhan.

2. Puasa adalah tanda kehidupan yg senantiasa selalu diperbaharui
Dikatakan di ayat yg ke-21 Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Nah, Yesus berkata,"Orang berpuasa bukanlah memaksakan." Tetapi, orang berpuasa, memperbaharui segenap kehidupanNYA. Kemudian, Yesus juga berbicara di ayat yg ke-22Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.

Jadi, berpuasa bukanlah karena kita memiliki keinginan daging. Lalu memaksakan keinginan daging kita, agar keinginan daging kita terpenuhi. Anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula. Ini berarti, kehidupan kita senantiasa selalu diperbaharui. Hal yg engga beres dibersihkan. Kantong-kantong yg tua, hal-hal pemikiran yg tidak berkenan dengan Tuhan, hal-hal duniawai/daging dibereskan di dalam kehidupan kita, sehingga kita memperoleh kantong yg baru, anggur yg baru, kehidupan yg diperbaharui. Sehingga kita dapat berkata,"Kehidupanku bukan kehidupan aku lagi, melainkan Kristus yg hidup di dalam Aku."

3. Puasa bukanlah sekedar tindakan rohani tanpa pengertian
Bukan karena orang lain berpuasa, kemudian kita berpuasa. Bukan hanya sekedar menurut Alkitab kita harus berpuasa, maka kita berpuasa. Tetapi perlu adanya pemahaman yg dalam. Bahwa dalam puasa saya, saya dapat mengenal Kristus lebih dalam lagi. Dengan puasa saya, saya mau lepaskan kebiasaan-kebiasaan buruk. Dalam puasa saya, saya mau bebas dari ikatan benci, dendam, amarah. Tetapi, supaya saya dapat berkata,"Kemuliaan Kristus dapat terbit dalam hidup saya." Haleluya, amin!

Doa:
Bapa, terima kasih bahwa Kristus adalah Tuhan yg ingin dekat dengan kami. Kami mau berpuasa, agar kami dapat hidup lebih akrab dengan Tuhan. Kami mau tanggalkan manusia lama kami, dan kami mau mengenakan manusia baru kami. Waktu kami berpuasa kami dapat masuk ke dalam pengenalan dan pemahaman Allah yg benar. Bahwa Allah kami adalah Allah yg menyatakan KemuliaanNYA. Bapa, tolong kami yg sakit, dan berbeban berat, di dalam Nama Yesus, biarlah Mujijat dan kemenangan turun atas hidup kami, di dalam Nama Yesus kami berdoa, haleluya, amin!

Tuesday, May 3, 2011

Called Home

Called Home

"So it is stated elsewhere: "`You will not let your Holy One see decay.` "For when David had served God`s purpose in his own generation, he fell asleep; he was buried with his fathers and his body decayed. But the one whom God raised from the dead did not see decay.""
Acts 13:36, NIV

A few years ago I was listening to a sermon on my laptop. It was a powerful message, holding nothing back, and yet I sensed great humility in the speaker. Not having listened to this man speak before, I asked a trusted friend if my sense about this man was correct and he agreed. The name of the man was David Wilkerson, who sadly went to be with the Lord on 27 April following a car accident in Texas. I was deeply touched by the obedience, courage and perseverance of David, as, I suspect, were many of the 15 million or more who read his book, `The Cross and the Switchblade`.

David went on to found many Christian ministries including `Teen Challenge`, `World Challenge`, `Please Pass the Bread` and Times Square Church in New York. You can read more about his life and work on the various websites. Gary Wilkerson, David`s son, says in his tribute to his father, "I know that if my father were able to encourage you with his words today, he would invite you to give your all to Jesus, to love God deeply and to give yourself away to the needs of others"

As the scripture at the top reminds us, David died and his body was buried and decayed. But death could not hold Jesus, the Holy One, and God raised him from the dead that we also might enter into all that Jesus` death obtained for us, if we choose to receive Him and be obedient to His calling; neither can death hold all those who are alive in Christ before they physically die. For David Wilkerson there has been a joyful reunion with his Saviour - something we can all look forward to when we know the One who bridged, for us, the chasm of death.

Prayer: Thank you Lord for the life and witness of David Wilkerson and the thousands of drug addicts and starving he reached around the world with Your love, Truth, Healing, Freedom and Feeding. We lift his family to you in this time of loss, particularly his wife recovering in hospital, and the many organisations he founded that put the Gospel into action. Help us to be inspired by David`s obedience and to give our all to Jesus, to love God deeply and give ourselves away to the needs of others. In Jesus` Name, Amen.

Today's Writer : Martin Knapp Martin Knapp Martin and Ginny have been married for 37 years and are blessed with 3 children and 2 grandchildren. They first met Ellel Ministries in 1990 and in April last year, after a number of years at Ellel Pierrepont, Martin became the centre director of Ellel Grange - the UK home of the 9-week Flagship programme of discipleship, equipping, healing and deliverance, Modular Schools and the 9-day `Heart to Heart` fast-track programme to encourage and equip Pastors and Leaders in the healing ministry.

Sunday, May 1, 2011

186. Yesus datang bukan untuk orang benar - Markus 2:13-17

Banyak orang yg seringkali membuat suatu pemisahan, kalaulah saya orang berdosa, maka Yesus tidak akan menerima saya. Dan ada banyak pemikiran, kalau saya jatuh dalam dosa, saya engga layak datang ke gereja, Tuhan engga akan terima saya, dosa saya sudah terlalu banyak. Tetapi berita baik untuk kita semua, Yesus datang bukan untuk orang benar, melainkan untuk orang berdosa.

Kalaulah ada diantara kita yg telah jatuh dalam dosa, mungkin saudara adalah seorang homoseksual, mungkin saudara adalah seorang lesbian/pelacur atau saudara lari dan tinggal dengan sumai orang. Atau ada di antara saudara yg terlibat dengan obat terlarang/penyelundup dan hidup dalam kejahatan. Saya mau beritahu bahwa Yesus menantikan saudara. Yesus mau buka tangan untuk saudara dan berkata,"Anakku..Aku mengasihi engkau!" Yesus benci dengan dosanya. Karena dosa itu menyengsarakan dan menjajah hidup saudara, dosa itu akan membuat hidupmu tidak akan pernah bisa bahagia.

Tetapi Yesus selalu mengasihi kita semua. Dan oleh karena kasihNYA, Yesus mau menerima, memberkati dan membuat perkara besar dalam hidup saudara, haleluya! Di dalam Markus 2:

13Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. 14Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. 15Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. 16Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" 17Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Jadi, jelas di sini bahwa Yesus datang untuk menyatakan/memproklamirkan bahwa Ia datang bukan untuk orang benar, tetapi untuk orang berdosa. Apakah itu berarti orang benar dan orang baik tidak diterima oleh Yesus? Apakah saya harus berbuat dosa terlebih dahulu supaya saya diterima Yesus. Apakah saya harus hidup dalam kebejatan dulu supaya saya terima berkat Tuhan. Saudaraku, yg kekasih itu adalah suatu pandangan yg keliru. Suatu kali setelah kebaktian ada seorang yg datang kepada saya dan berkata,"pendeta, saya ini tidak pernah buat kejahatan, tidak pernah minum alkohol, merokok, tidak pernah nonton blue film!" Kemudian saya berkata,"apa yg bisa saya bantu?"

Kenapa hidup saya tidak mengalami kuasa Tuhan yg luar biasa. Sementara kalau saya dengar kesaksian-kesaksian, orang-orang yg tadinya pembunuh, penzinah, pemabuk dan terlibat dengan obat terlarang, koq sepertinya mereka gampang sekali mengalami mujijat dalam hidup mereka? Tidak seperti saya pribadi? Kemudian saya berkata,"itu kan, pandangan yg setan taruh dalam hidup saudara, sepertinya kamu terseret dengan kesenangan dunia." Ingatkah cerita tentang si sulung dan bungsu. Ketika si bungsu telah pergi jauh menghabiskan harta ayahnya dan kembali lagi. Ayahnya malah membuat pesta. Tetapi, si sulung berkata,"saya tinggal di rumah, tetapi papa engga pernah buat pesta!"

Lho, bukankah selama kamu ada di rumah ini semuanya adalah milik kamu. Dengan kata lain, tidakkah engkau sadari bahwa kita yg hidup jauh dari dosa, kita berpesta setiap hari dengan Yesus. Nah, tapi apa artinya bahwa Yesus datang bukan untuk orang benar, tetapi untuk orang berdosa? Ada beberapa hal penting yg dapat kita pelajari di sini:

1. Karena memang tidak ada orang benar
Dikatakan di dalam Roma 3:9 "Jadi, bagaimanakah, adakah kita memiliki kelebihan dari orang lain? Sekalipun tidak, karena di atas telah kita tuduh, baik kita orang Yahudi maupun Yunani. Bahwa kita semua ada di bawah Kuasa dosa. Dan ada tertulis, tidak ada yg benar, seorangpun tidak! Tidak ada seorangpun yg berakal budi, tidak ada seorangpun yg mencari Allah, semua orang telah menyeleweng, semua orang tidak berguna, tidak ada orang yg berbuat baik, seorangpun tidak! Jadi, jelas dikatakan di dalam Alkitab bahwa tidak ada seorangpun yg benar.

Sebab semua manusia kata Alkitab telah berdosa dan telah kehilangan Kemuliaan Allah. Bahkan dikatakan di kitab Yesaya, bahwa "Kebenaranmu seperti kain kotor di hadapan Allah." Jadi, di sini jelas bahwa jika kita datang dengan kebenaran kita sendiri, maka sebenarnya kita adalah orang-orang yg sombong rohani, yg hanya mau membanggakan kebenaran kita. Kristen yg benar seharusnya sadar, bahwa kita ini tidak ada apa-apanya. Mungkin engkau bukan seorang penzinah/pemabuk /homoseks/lesbian/koruptor atau penjahat.

Tetapi, saya mau beritahu bahwa meskipun engkau pergi ke gereja dan berbuat baik, tetapi kalau engkau tidak buka hati buat Yesus dan terima Tuhan Yesus sebagai Raja dan juru selamat. Engkau tidak akan pernah bisa dikategorikan sebagai orang benar. Karena, kita dibanding dengan Kebenaran Allah,"Kebenaran kita seperti kain kotor di hadapan Tuhan." Dengan lain kata, kita semua bukan orang benar. Tetapi, kita dibenarkan oleh darahNYA yg tercurah.

Oleh darahNYA yg tertumpah, kita disucikan, kita dimurnikan, kita dibasuh oleh darah. Sehingga kita layak disebut sebagai anak-anak Allah. Mungkin saudara berkata,"saya orang beragama, oleh karena itu saya tidak butuh Yesus dalam hidup saudara." Saya katakan bahwa agama adalah suatu tata cara dalam hidup ini. Dengan tata cara itu kita selalu berusaha agar hidup saya berkenan kepada Tuhan. Tetapi kalau mau jujur, seringkali kita gagal, seringkali kita salah. Di balik setiap perbuatan baik kita, kita selalu memiliki motivasi-motivasi egois. Saya berbuat baik, supaya saya masuk sorga. Saya berbuat baik, supaya suatu saat saya susah, maka orang itu akan berbuat baik juga buat saya.

Berarti, motivasi-motivasi itu adalah motivasi-motivasi yg egois. Kembali saya mau ingatkan, tidak ada orang benar. Kebenaran kita adalah, saat kita mau buka hati, mau menerima Yesus Tuhan sebagai Raja dan Juru Selamat. Itu sebabnya, saya terlalu percaya bahwa Kekristenan bukanlah suatu agama. Tetapi, Kekristenan adalah penyerahan total kepada Allah untuk dibenarkan oleh darah Yesus, sehingga kita layak menerima Sorga. Oleh karena itu Yesus dengan tegas berkata," Tidak ada seorangpun sampai kepada Bapa, jika tidak melalui Aku!" Mengapa hanya melalui Yesus saja? Karena jujur, agama hanya mengajar mengenai dosa, tetapi agama tidak bisa menyelesaikan masalah dosa. Tetapi, Yesus dengan darahNYA yg tercurah kita disucikan.

2. Karena orang benar tidak perlu ditolong
Jadi, kalau sudah benar, tidak perlu ditolong. Kebenaran selalu yg membenarkan. Tapi, pada kenyataannya, kita perlu ditolong. Kenapa kita perlu ditolong? Karena kita tidak benar. Oleh karena itu Yesus datang untuk orang sakit, orang2 berdosa dan orang2 yg butuh pertolongan. Kalaulah saudara seorang pemabuk, penzinah, pelacur. Maka, saudaa adalah orang-orang yg perlu ditolong.

Mungkin orang-orang dunia menganggap saudara bisa hidup bebas dan buat apa saja dalam hidup saudara. Tetapi, di dalam dasar hati saudara yg terdalam, ada tangisan, ada kekecewaan, bahkan ada kebencian pada diri sendiri. Yesus mau tolong, Yesus mau bebaskan, Yesus mau lepaskan, agar hidup saudara berjalan dalam kebahagiaan dan kemenangan.

3. Orang yang tehilang hanya dapat diselamatkan oleh Yesus Tuhan dan Raja kita
Dengan lain kata, orang yg terhilang/berdosa tidak bisa diselamatkan hanya dengan perbuatan baik. Orang terhilang hanya bisa diselamatkan oleh Karya Yesus di kayu salib. Itu sebabnya, Yesus berkata,"Aku datang bukan orang baik, tetapi Aku datang untuk orang berdosa." Orang berdosalah yg akan Kuselamatkan. Orang berdosalah yg sedang menuju pada kehancuran bila tanpa pertolongan dari Tuhan Yesus.

Itu sebabnya hari ini, kalaulah engkau merasa bahwa engkau orang berdosa. Atau engkau adalah seorang yg beragama, tetapi tidak memiliki kepastian tentang pengampunan dosa. Sebagai hamba Allah, saya mau ingatkan saudara. Bahwa Yesus tetap Tuhan. Yesus bukan hanya sekedar penyebar agama. Yesus adalah Tuhan yg mencari orang berdosa. Yesus adalah Tuhan yg mengampuni orang berdosa. Yesus adalah Tuhan yg memulihkan orang berdosa. Karena, orang-orang berdosa adalah anak-anak yg dikasihiNYA, haleluya!

Doa:
Bapa, hamba berdoa bagi setiap kami semua, karena masalah, karena tekanan dan kebutuhan hidup yg menekan. Bapa, kami percaya bahwa tidak ada perkara yg mustahil. Hamba berdoa, di dalam Nama Yesus, Tuhan jamah, Tuhan kerjakan mujijat, Tuhan pulihkan. Mereka yg terikat dalam dosa dan kegelapan/kejahatan. Hamba berdoa, di dalam Nama Yesus, biarlah mereka semua mengalami kebebasan dan kembali kepada Tuhan, karena Tuhan mencari orang berdosa. Terima kasih Tuhan, di dalam Nama Yesus kami berdoa, amin!