Sunday, March 28, 2010

Focus on what you can’t see!

Focus on what you can’t see!

So we fix our eyes not on what is seen, but on what is unseen. For what is seen is temporary, but what is unseen is eternal.

2 Corinthians 4:18, NIV
Many of you are facing problems today – concerns over employment, finance and provision; difficulties with family and relationships; issues with inner hurts, pain or depression; struggles with sickness, and physical problems. Often these things loom so large in the fore-front of our minds that it’s difficult to think of anything else.

But in today’s verse the Apostle Paul urges us not to focus on what’s seen, those difficulties and issues that we’re facing today, but to fix our eyes on what’s unseen. What’s unseen is the utter faithfulness of God as revealed in His word – that He chose each one of us before He created the world (Ephesians 1:4); that we have been adopted into His family (Ephesians 1:5); that He’s our Father (2 Corinthians 6:18); that His love for us is lavish and unfailing (1 John 3:1); that He will never leave us nor forsake us (Hebrews 13:5); that He will always provide for us (Philippians 4:19); that He’s our Healer (Isaiah 53:3-5), and that He’s the Father of compassion and the God of all comfort (2 Corinthians 1:3).

All of these statements (and many more) are true for every believer in Jesus Christ, but the outworking of them isn’t always automatic in our lives. We’re told that “no matter how many promises God has made, they are ‘Yes’ in Christ” (2 Corinthians 1:20). So we need to keep coming back to the finished work of Jesus on the Cross to appropriate God’s promises in each area of our lives, and we do that by faith, not by sight (2 Corinthians 5:7).

Whatever difficult circumstances you’re facing today, they’re temporary compared to the eternal nature of God and His promises to you in Christ. Will you choose today to fix your eyes ‘not on what is seen, but on what is unseen’? The more we can focus on those unseen things, the more they’ll become true in our experience.

Prayer: Heavenly Father, Forgive me for spending so much time focusing on my problems and my pain. I choose today to fix my eyes on the unseen truths contained in Your promises. Thank You that these are eternal. In Jesus’ Name, Amen.

Wednesday, March 24, 2010

134. Kerajaan Sorga seumpama perjamuan kawin -Matius 22:1-14

Di jaman itu, orang menganggap Kerajaan Sorga sebagai sesuatu yg menakutkan, karena mereka mengira hanya orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yg dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sementara ini kita yg penuh dengan dosa dan kesalahan, kita akan dilemparkan ke neraka. Jadi, pada waktu mereka berbicara tentang akhir jaman dan Kerajaan Sorga, mereka merasa bahwa mereka engga bisa masuk, mereka akan tertolak dan dibuang ke neraka. Jadi kata "sorga" buat sebagian orang itu adalah suatu kata yg menakutkan. Tetapi Yesuslah yg menetralisir keadaan, karena yg tadinya mereka pikir sangat menakutkan, ternyata bagi Yesus sangat berbeda. Karena Yesus memperupamakannya sebagai perjamuan kawin. Kita lihat di Matius 22:

1Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:2Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.3Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. 4Ia menyuruh pula hamba-hamba lain pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. 5Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya, ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, 6dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.7Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakn pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. 8Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. 9Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. 10Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. 11Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. 12Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta?Tetapi orang itu diam saja. 13Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. 14Sebab banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih."

Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, cerita ini kalau kita perhatikan merupakan cerita yg sangat menarik sekali. Karena Yesus memperupamakan Kerajaan Sorga itu sebagai perjamuan kawin. Karena, seringkali kita dengar kata kiamat, seringkali kita dengar kata sorga, pasti ada neraka. Sehingga membuat orang-orang menjadi takut dan gentar. Tetapi, Yesus menyederhanakannya dan berkata,"tahu engga, bahwa Kerajaan Sorga itu seumpama perjamuan kawin." Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, apa yg timbul dalam pikiran kita apabila kita mendengar kata"Perjamuan kawin?"

Kita akan melihat suasana pesta yg menyenangkan, meriah, penuh dengan semangat, tidak ada air mata, yg ada hanyalah sorak sorai, gemerlapan baju-baju yg menarik perhatian orang demi menghormati pesta tersebut. Nah, saudarku yg kekasih dalam Tuhan, Yesus sedang mengumpamakan bahwa bagi kita, bagi orang yg percaya kepada Tuhan, kita yg mau buka hati. Tuhan mau tunjukkan, "Inilah kerajaan sorga ini, seumpama pesta perjamuan kawin." Nah, pelajaran apa yg bisa kita terima di sini:

1.Mempersiapkan diri sebelum tiba di Sorga adalah sesuatu yg menyenangkan&menggairahkan
Ada banyak orang yg berkata,"biarlah kita miskin di sini, asal kita kaya di sorga!" Jadi, memang pa pendeta, selama kita di bumi, kita akan menderita, sengsara, tetapi nanti saat kita di sorga, kita akan melihat kemenangan itu!" Tetapi Yesus berkata,"kerajaan sorga itu seumpama perjamuan kawin." Oleh karena itu, di Korintus 2, 11:2, Paulus berkata,"Aku telah mempertunangkan kamu dengan laki-laki suci." Berarti dalam perjalanan kita bersama dengan Yesus adalah seperti masa pacaran, kenapa?

Karena, perkawinannya akan terjadi di sorga nanti. Kristus sebagai mempelai laki-laki, dan kita sebagai gerejaNYA, tahukah saudara bahwa masa yg paling menyenangkan adalah masa pacaran. Karena, pada masa pacaran pun kita akan melihat masalah, misalnya: orang tua engga setuju, kadang kala pada masa itu kita kejar-kejar dan naik bis sama-sama. Pada masa itu, meski kita masih pelajar, punya uang pas-pasan, beli baso misalnya cuman 1 piring berdua, karena pengen ngirit! Meskipun masa pacaran ada masalah tapi masa-masa itu adalah masa yg indah, karena dijalani secara bersama-sama semuanya serba menarik, menyenangkan dan menggairahkan.

Sehingga, meskipun ada masalah, tetapi merasa tidak ada masalah. Nah, ini yg saya bilang,"bahwa jika cinta kita teguh dan kuat terhadap Tuhan!" Kita tahu bahwa perjalanan yg panjang ini, adalah masa-masa yg akrab dengan Tuhan." Makanya di kitab Wahyu dikatakan,"bahwa Aku mencela engkau, jika engkau meninggalkan kasihmu yg mula-mula itu, kasih pada masa pacaran itu, kehangatan cinta mesra, walaupun di tengah masalah, di tengah tantangan, dan persoalan, tetap tidak putus asa. Karena, masa inilah masa yg paling enak bersama dengan Yesus. Mempersiapkan diri sebelum tiba di Sorga adalah sesuatu yg menyenangkan & menggairahkan. Kita akan menghadapi setiap tantangan, setiap pergumulan di depan kita. Karena kita tahu, Tuhan saya sedang menuju ke Surga dan saya sedang mempersiapkannya.

Pertanyaannya? Sudahkah saudara memiliki kepastian itu? Sudahkah saudara yakin bahwa saudara akan masuk ke Sorga. Ingat! Kita masuk ke sorga, bukan karena perbuatan kita. Alkitab jelas berkata bahwa kita diselamatkan oleh karena anugrah, karena kasihNYA, karena berkatNYA. Nah, kalau kita tahu bahwa kita sudah buka hati dan menerima Yesus sebagai Raja dan Juru Selamat. Berarti saya sudah memiliki kepastian Sorga. Sehingga saya harus hidup benar, saya harus hidup takut akan Tuhan, saya harus setia dan mendahulukan Tuhan lebih dari segalanya.

Dan, bukan berarti bahwa kita hidup dalam ketakutan, "ah..gimana kalau nanti Tuhan kutuk saya, gimana kalau nanti Tuhan pukul saya!" Tetapi, bila kita lakukan segalanya dengan suka cita. Dan, penuh keyakinan bahwa suatu saat nanti kita akan bertemu dengan mempelai laki-laki itu. Kristus yg mengasihi saya, Kristus yg bertanggung jawab atas hidup saya, Tuhanlah yg merancangkan hal yg indah dalam hidup saya.

2.Setiap orang yg diundang rela mengorbankan kepentingannya untuk datang ke perjamuan kawin.
Setiap mereka yg sedang menuju perjalanannya ke sorga itu, harus berani mengorbankan kepentingannya sendiri untuk dapat datang ke perjamuan kawin. Jadi, di sini kita melihat, kenapa mereka tidak dapat datang? Ayat yg ke-4 Ia menyuruh pula hamba-hamba lain pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. 5Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya, ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, 6dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.

Jadi, kita lihat di sini bahwa mereka sedang sibuk dengan kepentingan mereka masing-masing. Mereka sedang sibuk dengan keperluan dan dengan segalanya yg menyenangkan buat mereka. Mereka lupa, bahwa sebenarnya kehidupan ini hanyalah sementara, kesenangan dunia sifatnya hanyalah sementara. Tetapi sesuatu yg kekal, adalah pesta yg besar yg dirancangkan Tuhan, ada kemenangan yg luar biasa, dan itulah yg sebenarnya Tuhan sedang rencanakan buat kehidupan kita. Kadang kala, kita hanyalah terlalu sombong dan engga mau mengalah, kita terlalu egois dan terlalu bertahan pada prinsip bahwa,"bahwa sayalah yg benar, saya engga bisa dikoreksi." Dan apa yg terjadi? Karena kepentingan kita sendiri, itulah yg menghambat kita untuk menerima berkat Tuhan yg lebih besar.

Bila saja engkau mau lebih rendah hati, saya percaya bahwa rumah tangga saudara bisa selesai masalahnya. Bila saja engkau mau lebih menunduk dan mengalah, saya percaya bahwa akan lebih banyak mujijat yg terjadi dalam hidup saudara. Bila saja engkau berani mengorbankan kepentingan-kepentingan dalam hidup saudara, saya percaya masa muda saudara akan penuh dengan berkat yg melimpah. Dan bila saja saudara berani untuk mengorbankan sesuatu, saya percaya bahwa usahamu/kepentingan dagangmu akan mendapat berkat kuasa Tuhan.

3. Setiap orang yg datang ke perjamuan kawin harus mengenakan pakaian pesta
Pada ayat yg ke-12 dikatakan"Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta?Tetapi orang itu diam saja. 13Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.

Apa artinya berpakaian pesta? Artinya hidup kita berkenan kepadaNYA. Artinya hidup kita menyenangkan Dia, seluruh dan segenap hidup kita, kita persembahkan buat Tuhan. Jadi, walaupun Tuhan mengundang semua orang, tetaplah kita harus mengenakan baju pesta. Baju pesta adalah: percaya bahwa Tuhan telah menebus kita dengan darahnya di kayu salib, punya sikap yg berani berkorban, dan hidup suci dalam kemuliaan namaNYA.

Doa:
Bapa, di dalam Nama Yesus, terima kasih untuk hari ini, dimana kami dapat membaca Firmanmu, biarlah Tuhan jamah kami semua yg sakit, berbeban berat dan semua yg memiliki masalah dalam hidup. Sehingga hari ini menjadi hari berkat, hari ini menjadi hari mujijat, lawatlah kami semua Tuhan, amin!

Tuesday, March 23, 2010

133. Rancangan Allah tentang keselamatan - Matius 21:33-46

Saya terlalu percaya bahwa bukan kematian orang fasik yg dikehendaki Tuhan, tetapi pertobatannya. Ada seseorang yg menatap saya dan berkata,"pendeta, bagaimana dengan orang-orang yg bakar gereja, bagaimana dengan orang-orang yg menganiaya pendeta, dia dikutuk mungkin yah sama Tuhan?" Lalu saya langsung menjawab,"perhatikan kisah Stefanus, Stefanus saat dilempari batu sampai mati, orang yg baik dan dibunuh karena imannya kepada Yesus Kristus, apa yg Stefanus jawab:"oh..Tuhan...ampunilah mereka, jangan timpakan kepada mereka segala kesalahan mereka."

Apa yg Yesus bilang di atas kayu salib? Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yg mereka telah perbuat. Jadi, dari pihak Yesus, Yesus tidak pernah menginginkan kehancuran/kebinasaan untuk orang masuk ke dalam neraka. Kehendak Tuhan supaya keselamatan terjadi. Tetapi, Allah tidak bisa melanggar syarat yg telah ditetapkanNYA sendiri. Yohanes 3:16 berkata,"Karena begitu besar Kasih Allah akan dunia ini, sehingga IA mengaruniakan anakNYA yg tunggal, sehingga barang siapa yg percaya kepadaNYA tidak binasa, melainkan beroleh hidup yg kekal." Jadi, kita harus percaya kepadaNYA supaya kita tidak binasa. Ia buat segala cara agar kita percaya kepada Yesus. Ia buat mujijat, Ia beri kuasa dan kemenangan buat kita. Tetapi, seringkali kita masih keraskan hati. Nah, inilah yg akan kita pelajari, kita lihat di Matius 21:

33Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.34Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. 35Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu:mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. 36Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. 37Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya:Anakku akan mereka segani. 38Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. 39Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. 40Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?"41Kata mereka kepadaNya:"Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya."42Kata Yesus kepada mereka:"Belum pernahkah kamu baca dalam kitab suci:Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru:hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. 43Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah kerajaan itu. 44Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk."45Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. 46Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.

Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, jadi Yesus sedang menggambarkan kehidupan ini. Yesus sedang berkata,"bahwa Allah mau menyelamatkan!" Tetapi apa yg terjadi? Ketika Tuhan beri kepercayaan, manusia seringkali lupa akan kepercayaan yg Allah telah berikan. Sehingga mereka tidak bertanggung jawab. Sehingga orang-orang yg melayani justru dianiaya. Lalu Tuhan mengirim nabi-nabiNYA. Nabi-nabiNYApun ditangkap, nabi-nabiNYApun dianiaya. Lalu, kemudian setelah tidak ada lagi harapan yg bisa diperbuat, lalu Allah mengutus anakNYA yg tunggal yg satu-satunya, Yesus Kristus yg merupakan jaminan keselamatan. Lalu apa yg terjadi? Anaknya itupun dibunuh, anaknya itupun disalibkan. Yesus berkata,"Kalau masih tidak percaya kepada anak itu, apa yg terjadi? Kerajaan Allah akan diambil daripadamu. Jadi, dari sini kita bisa melihat bahwa ada beberapa hal penting mengenai rencana Allah tentang keselamatan:

1. Untuk keselamatan manusia, Allah rela berbuat apa saja
Jadi, sudah saatnya kita merasa kagum, bangga akan apa yg Allah telah kerjakan dalam hidup kita. Karena Allah kita rela berbuat apa saja, sampai Allah rela mengirim anakNYA yg tunggal untuk mati buat kita, curahkan darahNYA sampai Alkitab berkata,"wajahnya sampai tidak seperti anak manusia lagi dan Dia sampai tidak bisa dikenali lagi. Tetapi Dia buat semuanya demi keselamatan kita.

Makanya Paulus berkata,"Jika anakNYA saja sampai rela IA korbankan buat kita, masakan tidak ada yg kita buat bagi Allah demi kasihNYA? Jadi, untuk keselamatan manusia, Allah rela untuk berbuat apa saja sampai Allah rela untuk mengirimkan anakNYA. Demi keselamatan saudara, Allah mau menjaga dan melindungi saudara. Tetapi, sejauh kita mau dijaga, sejauh kita mau dilindungi. Karena, Allah tidak pernah memaksakan kehendakNYA. Ingat, kitab wahyu bilang apa? Anak manusia berdiri di depan pintu dan mengetuk. Dan barang siapa yg membukakannya, Aku akan masuk mendapatkannya. Jadi, hanya yg membukakan pintu, Yesus akan masuk, kenapa? Karena, Allah akan berbuat apa saja demi keselamatan manusia, tetapi Allah tidak akan memaksakan kehendakNYA.

Dari pihak Allah, Allah mau berkorban, dari pihak Allah, Allah mau ulurkan tangan, Allah mau beri kuasa, Allah mau buat mujijat, Allah mau buat yg jauh dari apa yg pernah kita pikirkan. Tetapi, Allah membutuhkan sikap positif dari pada manusia untuk berkata,"Tuhan, apa yg Tuhan buat sungguh luar biasa dan dahsyat!" Pertanyaannya, masihkah kita rela, karena seringkali kita menyakiti hati Allah, seringkali kita masih buat dosa. Mungkin saudara yg mengikuti program ini, saudara tidak pernah pergi ke gereja lagi, mungkin saudara hidup dalam kemabukan, mungkin saudara hidup dalam pesta pora, saudara hidup dalam perzinahan. Saya percaya bahwa tidak kebetulan saudara mengikuti program ini.

Roh Kudus sedang membawa saudara untuk mengikuti program ini, untuk mengingatkan saudara bahwa dari pihak Allah, Allah rela buat apa saja demi keselamatan kita. Lalu, apa yg terjadi dengan kita? Masakan hanya demi kesombongan, kita tidak rela untuk mengorbankan kesenangan daging kita, mengorbankan waktu kita untuk berdoa, mengorbankan waktu kita untuk melayani Tuhan supaya hidup kita semakin berkenan kepada Tuhan. Dan ingat, Tuhan tidak pernah berhutang kepada anak-anakNYA. Apapun korban yg kita buat bagi Tuhan, Tuhan ganti berlipat kali ganda sesuai dengan kekayaan kemulianNYA. Jadi untuk keselamatan manusia, Allah rela berbuat apa saja, hingga Allah mengirimkan anakNYA sendiri.

2.Untuk keselamatan manusia, Allah merancangkan yg terbaik buat manusia
Jadi, dari pihak Allah, Allah memiliki rancangan yg terbaik untuk hidup kita. Tetapi persoalannya kita seringkali melihat bukanlah rancangan Allah yg terbaik. Kita selalu menanti rancangan Allah yg menyenangkan. Kata terbaik dan menyenangkan, bukanlah suatu kata yg bisa sejajar. Misalnya: Seroang anak sakit, lalu karena ia sakit ia dibawa ke dokter. Dokter bilang,"anak ini sakit demam, dan dia harus disuntik." Saat disuntik, anak ini menangis dan bilang dalam hatinya,"dokter ini jahat, koq sudah sakit masih ditambah sakitnya dengan disuntik, tega-teganya! Mama dan papa saya ada di situ, kenapa mereka engga rela juga untuk menolong dan mencegahnya.

Tetapi kita lihat, bahwa apa yg dibuat oleh dokter dengan menyuntik anak ini adalah hal yg terbaik. Dengan suntikan ini, anak ini bisa sembuh, bisa hilang penyakitnya. Nah, pertanyaan kita? Apakah ini menyenangkan buat anak itu? Itu adalah sesuatu yg tidak menyenangkan tetapi menyakitkan. Akan tetapi, di dalam hidup kita, kita akan mengalami situasi yg sama. Seringkali kita mengeluh, koq Tuhan engga menolong saya, koq Tuhan engga ulurkan tangan, koq Tuhan masih juga belum sembuhkan penyakit saya dan buat mujijat bagi saya. Koq, papa dan mama masih sering berkelahi, koq Tuhan masih belum memberikan yg terbaik buat saya?

Lalu Tuhan menatap saudara dan berkata,"Anakku, mungkin saat ini kamu belum memperoleh suatu kesenangan yg kamu pikirkan, tetapi suatu saat kamu akan mengerti bahwa di balik air mata yg mengalir, di balik tantangan-tantangan yg menyakitkan, di situ Aku akan menyatakan mujijat. Memang seringkali di dalam kehidupan ini Allah tidak memberikan sesuatu yg menyenangkan, tetapi Allah selalu memberikan sesuatu yg terbaik.

3. Untuk keselamatan manusia, Allah menuntut respon positif dari manusia
Meskipun Allah sudah berbuat apa saja, dan merencanakan yg terbaik bagi manusia. Tetapi, kalau kita tidak memberikan respon yg positif, kalau kita terus menutup hati kita, dan kita engga peduli dengan apa yg Allah kerjakan. Dan kita berasumsi, ah..kesucian itu engga perlu, kekudusan itu engga perlu, ah....hidup suka cita itu engga perlu, hidup ini biasa-biasa sajalah! Hidup dalam dosa normal koq, karena saya hanyalah orang biasa saja. Jawaban saya sederhana, saudara engga akan melihat kuasa dan kemuliaan Allah secara sempurna.

Itu sebabnya, engga kebetulan saudara mengikuti program ini. Bahwa demi keselamatan kita, Allah rela berbuat apa saja. Sampai IA rela mengirimkan AnakNYA yg tunggal. Demi keselamatan kita, Allah selalu merencanakan yg terbaik buat kita. Betul, kadang kala kita menerima hal yg tidak menyenangkan buat kita, tetapi itu adalah maksud Allah agar kita terus bertumbuh, kita terus maju dan semakin sempurna dalam KasihNYA. Dan bila saja kita mau buka hati dan memberikan respon kita pada Allah, maka kita akan melihat kemenangan, haleluya!

Doa:
Bapa, di dalam Nama Yesus Tuhan jamah kami semua, sehingga mujijat terjadi. Kami bisa melihat pemulihan, keselamatan dan perkara besar dari Tuhan. Di dalam Nama Yesus kami berdoa, amin!

Sunday, March 21, 2010

The Lord’s Victory

The Lord’s Victory

There is no wisdom, no insight, no plan that can succeed against the Lord. The horse is made ready for battle, but victory rests with the Lord.

Proverbs 21:30-31, NIV
When the Lord goes out to battle, there is no scheme or strategy of mankind that could ever succeed against Him. Ever since the fall of man Satan has schemed and battled to gain the upper hand in the heavenly realms, through leading mankind into deeper and deeper sin. But the ultimate conclusion of history is already secured, because Jesus personally overcame Satan and all his works at the cross.

Mankind may do whatever he wants to promote his own abilities and make man himself the object of his own idolatry, but all that man does when he declares himself wise in his own eyes is demonstrate how foolish and deluded and insignificant he really is! As the Psalmist said in Psalm 19 ‘the heavens declare the glory of God’. The whole universe is in the palms of His hands.

People may think they can ignore God’s commandments, as has been happening on an ever increasing scale through the passing of increasingly ungodly laws by the governments of the world. People may think they can make vast amounts of money through very ungodly means without consequence, but ‘a fortune made with a lying tongue is a fleeting vapour and a deadly snare’ (Proverbs 21:6). But people and governments forget that one day there will be a reckoning and those who have despised the law of the Lord will hang their heads in shame when they realise what they have done and what judgment they have brought upon themselves.

So, as you think about the Scripture for today, I pray you will want to give thanks for the ultimate victory that Jesus won at Calvary and resolve never to stand against God in any way – victory always rests with Him!

Prayer: Help me, Lord, never to take a stand against You in anything. I recognise the futility of thinking that man can ever overcome You in any way. Please forgive me for the times when I have done things in rebellion against You. In Jesus’ Name, Amen.
Today's Writer : Peter Horrobin Peter Horrobin is currently writing an online training school called Ellel 365. This is specifically designed to help people ‘get the message’ and apply the practical truths of God’s Word into their lives. To take a look for yourself go to www.em365.org or click the link under the "links" section of this page.

The Divine Exchange

The Divine Exchange

For God took the sinless Christ and poured into him our sins. Then, in exchange He poured God’s goodness into us.

2 Corinthians 5:21, LB
This is the beginning of his amazing grace towards us and the glorious life He longs to give us in His divine exchange. \'What a difference in man’s sin and God’s forgiveness. For this one man, Adam, brought death to many through his sin. But this one man, Jesus Christ, brought forgiveness to many through God’s mercy. Adam’s one sin brought the penalty of death to many, while Christ takes away many sins and gives glorious life instead’ (Romans 5:15 – 16, LB).

When we become followers of Jesus we can experience some of these divine exchanges. Some of these things take place as we grow in our faith and obedience to His Word.

He takes our burdens and gives us His rest. He takes our despair and gives us certain hope. He takes our weakness and gives us His strength. He gives us beauty instead of ashes and the oil of joy instead of mourning. He exchanges a spirit of heaviness for a garment of praise. He changes our darkness into His brilliant light.

He became poor that we might become rich. He puts our feet on solid Rock instead of sinking sand. He exchanges His love for our indifference. He changes our worries for His peace. He takes our brokenness and makes us whole. He changes our sadness into a new song of joy. He exchanges our rags for a robe of righteousness. He changes our insecurity into godly confidence. He changes failed lives into new beginnings. He can make the impossible a possibility.

‘For no eye has seen, no ear has heard, no mind has conceived what God has prepared for those who love him. But God has revealed it to us by his Spirit’ (1 Corinthians 2:9 – 10). As you search the Scriptures may you discover many more instances of divine exchanges as in this song by D.J. Butler.

I will change your name, you will no longer be called,
Wounded, Lonely, Outcast or Afraid.
I will change your name, your new name shall be –
Confidence, Joyfulness, Overcoming One,
Faithfulness, Friend of God, One who seeks my face.

Prayer: Thank You Lord, for all Your mercies and the exchanges You are bringing about in the lives of those who follow You. Amen.
Today's Writer : Pam Smith Pam Smith has a background in art and nursing, has a son and two daughters and a 'ministry to grandchildren.' She has been a friend and helper of Ellel Ministries since l992, and is involved with Healing Through Creativity Courses. As writer of the Shepherd Love Series, she has a passion for the comfort and encouragement that leads people towards enjoying abundant Life in Jesus.

Wednesday, March 10, 2010

The Problem of Deception

The Problem of Deception

For false messiahs and false prophets will appear; they will perform great miracles and wonders in order to deceive even God's chosen people, if possible.

Matthew 24:24, NIV
At Ellel Ministries we passionately believe in the healing and deliverance ministry of Jesus. We have the privilege of seeing many precious Christian brothers and sisters find life-changing wholeness and freedom as they respond to the prompting of the Holy Spirit, in bringing their lives increasingly under the lordship of Jesus.

However, today’s verse contains a dramatic warning that as we approach the last days there will be false miracles, with Christians believing that they have received restoration from Jesus, but actually finding themselves deceived, and even put into bondage to the evil one.

Whilst seeking the true work of Jesus in our lives, how do we guard against healing practices which may have a Christian label but are actually defiled by the enemy’s intrusion? Thankfully, the Bible not only warns us of the problem of deception, but also gives many guidelines in how to be sure that Jesus is in rightful control of the pathway of restoration for our lives.

Let me suggest a few of these guidelines that we can all apply as we interact with other people in churches and ministries, and even when attending courses at an Ellel Centre!

1. If we have taken time to know the true voice of Jesus, He says that false healers will seem like strangers to us (John 10:5).
2. Is the character of Jesus, the fruit of Holy Spirit, seen to be growing in those ministering, however impressive we consider the power displayed (Matthew 7:20)?
3. Without bringing condemnation, is sinful behaviour clearly addressed in the teaching and ministry (1 John 1:8-9)?
4. Is the divine order and balance between Father God, Jesus Christ and the Holy Spirit clearly acknowledged in the teaching and ministry (1 John 2:22)?
5. If we earnestly desire the Lord to gift us with the ability to discern spirits, the Holy Spirit will empower us to know what is false (1 Corinthians 12:11).

Prayer: Father God, keep me alert, but not fearful, with respect to the deception that Jesus has warned us of in these last days. I ask for an increasing ability to discern between what is of Your Spirit, what is of the flesh, and what is of the enemy. Thank you that You desire a safe path of restoration for my life. In Jesus’ name. Amen. Today's Writer : David Cross David Cross is now the Western Europe Director of Ellel Ministries. He trained as an engineer, built bridges in Hong Kong and ran a ski school in Scotland before he and his wife Denise joined Ellel Ministries in 1993. His recent books on Soul-Ties and Covering are already best-sellers.

Tuesday, March 9, 2010

They Are My Glory

They Are My Glory

And all of them, since they are mine, belong to you; and you have given them back to me with everything else of yours, and so they are my glory.

John 17:10, LB
Jesus says ‘and so they are my glory’. This is what we are - His own special people, His inheritance, His joy. The dictionary says glory is honour, praise, and magnificence. We may desire to bring Him all these things, but sometimes our lives and actions can bring Him the opposite. Sometimes we may bring Him shame.

But here’s the wonderful truth. In His grace and mercy He can take away that shame and sin as He forgives us. That’s why we should never give up or think that we’re not good enough. When we repent of our sins we become ‘His glory’ and we bring Him joy. I believe this is the joy that was set before Jesus talked about in Hebrews 12:2 (Looking unto Jesus, the author and finisher of our faith, who for the joy that was set before him endured the cross, despising the shame, and is set down at the right hand of the throne of God).

We are Gods’ garden and we are His temple. He lives in us, ‘Your body does not belong to you. For God has bought you with a great price – so use every part of your body to give glory back to God, because he owns it’ (1 Corinthians 6:20).

Those of you who are teachers, coaches, mentors, pastors or helpers will all know the joy when those whose lives you influence do well. This brings a tribute to you. In the same way as parents and grandparents you have pride in them when they achieve something.

And so we, who belong to the Lord, are His glory. Even when we are weak His power and strength can shine through us and He is the one gets the glory. His prayer was, and is, that His joy may be fulfilled in us.

Prayer: May we see your glory, Lord, and may we be humbled by your mercy, in Jesus’ Name. Amen.
Today's Writer : Pam Smith Pam Smith has a background in art and nursing, has a son and two daughters and a 'ministry to grandchildren.' She has been a friend and helper of Ellel Ministries since l992, and is involved with Healing Through Creativity Courses. As writer of the Shepherd Love Series, she has a passion for the comfort and encouragement that leads people towards enjoying abundant Life in Jesus.

132. Melaksanakan perintah -Matius 21:28-32

Alkitab berkata bahwa orang benar, orang yg bertumbuh, atau orang yg mengalami mujijat itu adalah orang yg mendengar dan melakukan. Nah, persoalannya sekarang, adalah seringkali kita mau dengar, tetapi engga mau lakukan. Seringkali kita berkata,"bahwa kotbah pendeta ini begitu menarik atau wah, kalau masuk gereja seringkali kita merasa tenang." Seringkali kita dengar firman Tuhan lewat acara tv, radio, dsb. Tetapi, Alkitab berkata,"bahwa iman tanpa perbuatan, pada hakekatnya mati." Firman yg kita terima harus kita tangkap dalam kehidupan kita, harus kita simpan dalam hati kita. Lalu, kita melaksanakannya. Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, melaksanakan perintah Allah ini adalah bagian yg sangat penting dalam kehidupan kekristenan kita.

Karena, mendengar Firman itu baik. Tetapi, mendengar Firman bukanlah tujuan akhir dari kehidupan kekristenan kita. Berarti setelah saya mendengar Firman, saya harus praktekan. Jadi misalnya dikatakan dalam Firman bahwa istri harus tunduk pada suami. Meski sang suami seringkali menyakiti saya, kata-katanya seringkali kasar. Tetapi Firman yg saya dengar itu menjadi kekuatan. Karena dikatakan juga di dalam Firman, hai suami hiduplah takut akan Tuhan, hiduplah kudus, bertanggung jawablah kepada anak-anakmu. Jadi, Firman yg kita dengar itu menjadi kekuatan. Dan jadilah orang yg bijaksana, yg mendengar Firman Tuhan dan melakukannya. Alkitab berkata, siapakah orang yg bodoh itu? Orang bodoh bukanlah orang yg tidak sekolah. Tetapi alkitab berkata,"orang yg bodoh itu adalah orang yg mendengar Firman Tuhan, tetapi tidak melakukannya. Mari kita lihat kitab Matius pasal 21:

28Tetapi apakah pendapatmu tentang ini:Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pegi kepada anak yang sulung dan berkata:Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. 29Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. 30Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab:Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. 31 Siapakah di antara ke dua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. 32Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadaNYA. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadaNYA."

Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, perumpamaan Yesus ini adalah lanjutan dari cerita sebelumnya. Cerita sebelumnya adalah ketika Yesus dikritik dengan kuasa manakah kamu menyatakan mujijat dan kuasa itu. Lalu Yesus berkata,"saya akan menjawab setelah kalian menjawab pertanyaan saya:"Baptisan Yohanes itu baptisan dari manusia atau baptisan dari sorga." Dan mereka semua tidak ada yg menjawab. Kemudian Yesus memberi perumpamaan di atas. Nah, pelajaran apakah yg dapat kita pelajari dari ayat-ayat di atas:

1. Melaksanakan perintah Allah bukan hanya dengan konsep dan kata-kata
Nah, persoalan dengan orang-orang Farisi ini, yg seringkali menjadi persoalan dengan kita juga, adalah:Lho, saya kan sudah menjadi orang Kristen bertahun-tahun, ooh, saya kan sudah hafal lagu gereja-gereja, oh..saya kan sudah terlibat dengan pelayanan, lho saya kan sudah menjadi majelis, saya kan sudah termasuk aktivis dan penyumbang terbesar di gereja. Sehingga, apa yg terjadi, bahwa kita mulai bangga dengan konsep, kita hanya dengar dengan kata-kata itu, tetapi sebenarnya kita tidak pernah praktek dalam kehidupan kita.

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, Melaksanakan perintah Allah bukan hanya dengan konsep dan kata-kata, tetapi melaksanakan perintah Tuhan itu melalui pengorbanan, dengan sikap hati, dengan tindakan nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita bukan hanya berbicara tentang kasih. Tetapi, kita harus hidup dengan kasih itu. Kristus bukan berbicara,"Aku mengasihi Engkau, tetapi Yesus curahkan darahNYA, tubuhNYA dihancurkan!" Dengan kasihNYA yg sempurna itu, Yesus angkat kita dari kekelaman. Yesus angkat kita dari dosa. Yesus bebaskan kita dari kutuk dan beri kemenangan yg luar biasa bagi kita, haleluya!

2. Melaksanakan perintah harus dijalani dengan hati yg siap berubah
Karena, dalam proses kita melaksanakan kehendak Allah, seringkali daging kita menghambat. Oh, saya ingin melayani Tuhan. Tetapi, tiba-tiba ada orang yg menyinggung perasaan kita. Sehingga kita mulai kecewa. Pertanyaannya, adalah:hati kita siap engga untuk berubah! Tuhan, hati saya sakit, tetapi saya mau taat sama Tuhan. Seringkali kita sudah dengar perintah Tuhan dan ingin melakukan perintah Tuhan. Tetapi, daging kita ini engga mau kita salibkan. Daging kita ini engga mau kita tundukkan. Sehingga, misalnya:saat kita bertekad untuk melakukan perpuluhan. Tetapi, keuangan saya ini masih kurang! Atau misalnya:saya ingin bersaksi tentang Yesus, tetapi kalau orang itu engga percaya, gimana yah!

Jadi, saya selalu berbicara dan selalu mempunyai alasan-alasan yg logis/masuk akal. Hanya untuk menghambat, hanya untuk menutupi, agar kita terhindar untuk melaksanakan perintah Allah. Seperti anak itu yg diperintah Bapanya untuk pergi. Dan apa yg terjadi? Dia engga mau pergi. Tetapi, kemudian dia mulai pikir-pikir, oh....saya salah juga yah, sehingga akhirnya dia jadi pergi. Jadi, Melaksanakan perintah harus dijalani dengan hati yg siap berubah. Meskipun seringkali perintah itu bukanlah sesuatu yg menyenangkan. Misalnya: masa, saya sebagai seorang istri, saya harus terus berkorban! Tetapi, saya kan masih muda Tuhan! Masa saya engga boleh ke diskotek, masa saya engga boleh merokok, masa saya engga boleh pacaran dan melakukan sex bebas! Koq, hidup dan masa depan saya berat dan tertekan banget! Dimana kebahagiaan masa muda saya! Sehingga kita mulai cari-cari alasan, untuk membenarkan sikap kita.

3. Melaksanakan perintah Allah akan menentukan akhir dari hidup kita
Kalau kita lihat pada ayat yg ke-31 Siapakah di antara ke dua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. 32Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadaNYA. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadaNYA. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadaNYA."

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, saudara boleh menjadi orang terhormat dengan kekayaan yg saudara miliki, boleh menjadi orang yg terpandang dengan segala sesuatu yg saudara punyai. Tetapi, sebagai hamba Allah, saya mau tegaskan buat saudara, melaksanakan perintah Allah akan menentukan akhir dari hidup kita. Saudara boleh memiliki segala-galanya. Saudara boleh bilang,"bahwa saya orang yg paling kaya di kota ini." Tetapi, jawabannya sederhana, engkau jauh dari Tuhan, kalau engkau hidup dalam dosa. Kalau engkau menyakiti istrimu, kalaulah engkau melawan suamimu. Kalau engkau memberontak terhadap orang-orang di sekitarmu. Tidak taat pada kehendak Allah, engkau hidup dalam dosa, engkau hidup dalam perzinahan, dan hidup seenaknya sendiri.

Maka Alkitab berkata,"bahwa engkau akan dilemparkan keluar!" Alkitab berkata,"bahwa Aku tidak mengenal engkau!" Imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat ini tidak diterima di dalam Kerajaan Allah. Tetapi, para pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal. Orang-orang yg terbuang dari masyarakat. Kalaulah orang-orang ini mau melakukan perintah Tuhan. Kalaulah saudara juga mau mengakui bahwa masa lalu saya gelap, tetapi saya mau tunduk dan setia sama Tuhan. Maka, saya mau beritahu bahwa saudara mendapat tempat dalam Kerajaan Sorga. Lakukanlah perintah Allah, maka saudara akan melihat perkara besar dalam hidup saudara!

Doa:
Bapa, di dalam Nama Yesus, Tuhan jamah kami semua sehingga mujijat terjadi dan kemuliaan Tuhan terjadi di dalam hidup mereka! Di dalam Nama Yesus kami berdoa, haleluya, amin!

Friday, March 5, 2010

131. Bagaimana Yesus menghadapi kritik - Matius 21:23-27

Kita sebagai manusia selama kita hidup di muka bumi ini, pasti akan mengalami kritikan. Apalagi bila kita ingin menjadi orang sukses, ingin menjadi orang yg berhasil, ingin menjadi orang yg membawa berkat bagi banyak orang, maka kita pasti harus berhadapan dengan kritik. Suka maupun tidak suka, senang maupun tidak senang. Kritik selalu harus kita hadapi. Tetapi, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan.

Dalam ayat-ayat bacaan ini kita dapat melihat bagaimana Yesus menghadapi kritik, karena Yesus adalah Tuhan di atas segala Tuhan dan Raja di atas segala raja. Meski, Yesus sendiri adalah Tuhan, Yesus sendiripun masih menghadapi kritik. Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, kita mau belajar dari guru kita yg agung ini, dari Yesus Kristus sendiri. Ada banyak orang yg memulai pelayanannya dan pekerjaannya, lalu ia mulai mendapatkan kritik, dan seringkali menjadi kecewa. Kemudian berpikir, mungkin saya engga bisa dan engga layak untuk pekerjaan Tuhan. Ada banyak orang yg akhirnya jenuh, kecewa, dan mundur dari pelayanan.

Mereka kecewa akan terlalu banyaknya kritik yg mereka dengar. Tidak sedikit dari mereka yg semangatnya menjadi patah, karena kritik-kritik yg dia dengar akhirnya mengecewakannya, melemahkan semangatnya. Tetapi, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, dari ayat-ayat bacaan ini kita pelajari bahwa Yesus sendiri yg merupakan Tuhan di atas segala Tuhan dan Raja di atas segala Raja, Yesus saja masih dikritik. Kalau saja Yesus dikritik, siapa kita yg berharap kita engga akan melewati masa-masa seperti ini. Kita lihat firman Tuhan pada Matius 21:

23Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya:"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?"24Jawab Yesus kepada mereka:"Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. 25Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?"Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata:"Jikalau kita katakan:Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya?26Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi."27Lalu mereka menjawab Yesus:"kami tidak tahu."Dan Yesuspun berkata kepada mereka:"Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."

Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, Yesus mengerti betul bahwa orang-orang Farisi ini, imam-imam Kepala ini bertanya bukan untuk mendapatkan jawaban, tetapi mereka bertanya untuk mencari kesalahan dari Kristus. Banyak kritik yg disampaikan seringkali bukan untuk memberi semangat kepada saudara, atau membuat hidup saudara lebih dekat dengan Tuhan, atau membuat saudara lebih mengerti tentang kebenaran. Tetapi, seringkali kritik dilakukan dari orang-orang yg berniat jahat terhadap saudara. Ada orang-orang yg mungkin engga suka dengan saudara. Ada orang-orang yg iri hati melihat berkat-berkat Allah dalam hidup saudara, meskipun kita tidak bisa menutup mata, bahwa memang ada orang yg mengkritik "out of love/out of loving heart/dari hati yg mengasihi dan penuh dengan cinta".

Saudara harus bisa bedakan, kalau kritik itu berdasarkan cinta/kasih/perhatian, supaya saudara lebih maju, lebih sukses, lebih berhasil. Maka, setajam, sekeras maupun sepedas apapun kritik itu, kita harus belajar untuk menerimanya. Karena, itu akan membuat kita lebih maju, lebih bertumbuh, lebih sukses. Tetapi, kalau kritik yg ditujukan karena iri hati, mencari-cari kesalahan/orang ingin melihat saudara gagal, kecewa, jatuh. Nah, saudara meneladanani Kristus. Karena, salah 1 persoalan yg tidak disukai seseorang, yaitu:ketika ia dikritik. Namun, Yesuspun dikritik, nah persoalannya sekarang, bagaimana Yesus menghadapinya?

1. Yesus menerima kritik dengan terbuka dan tenang
Dengan keterbukaan dan ketenangan dalam menghadapi kritik, kita bisa membedakan, apakah kritik ini berasal dari hati yg mengasihi, atau kritik ini keluar dari hati yg iri. Kalau kita tidak tenang dan terbuka, kita engga siap menghadapi kritik ini. Maka, kita akan menjadi marah, pedahal kritik ini adalah kritik yg membangun. Yg semestinya, bila untuk kemajua, aku terima. Tetapi, bila disampaikan dengan hati yg iri, maka kamu sendiri tidak akan bisa menjawabnya. Kita lihat pada ayat yg ke-24Jawab Yesus kepada mereka:"Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.

Jadi, di sini kita lihat, Yesus engga marah, Yesus engga tersinggung. Meskipun mujijat sudah banyak terjad. Kalau kita jadi Yesus bisa saja kita berkata," tiba-tiba engkau sangka aku melakukan kepalsuan dan menyangka aku sebagai nabi palsu?" Seperti kita, waktu kita dikritik, kita mulai kecewa, mulai marah dan balas, siapa kamu yg berani kritik! Sehingga mungkin kita akan mulai kasar, mulai arogant, dan tunjukkan kuasa kita. Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, itu bukanlah cara Kristiani. Kalau kita mau belajar hidup yg bertumbuh, sukses dan menjadi berkat, maka kita harus menerima kritik dengan terbuka dan dengan tenang.

2. Yesus menjawab kritik dengan bijaksana
kita lihat pada ayat yg ke-25Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?"Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata:"Jikalau kita katakan:Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya?26Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi."

Yesus menjawab kritik tidak dengan emosi dan kekuatannya sendiri/sinis. Dan seringkali saat kita dikritik, kita seringkali emosi, mencoba menjatuhkan dan menyerang kembali. Karena, seringkali perasaan kita sudah dikecewakan, disakiti. Tetapi, kembali sebagai hamba Allah, saya mau ingatkan mari kita belajar dari Yesus. Yesus menghadapi kritik dengan terbuka, dengan tenang, sehingga IA bisa membedakan mana kritik yg membangun, mana kritik yg lahir dari hati yg benci, mana kritik dari hati yg mengasihi, atau dari hati yg ingin melihat kejatuhan.

Ketika Yesus mulai mengajukan itu, imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat mulai berpikir? Kalau saya menjawab dari manusia, saya takut akan orang banyak. Tetapi, kalau dari Allah nanti dia menyerang lagi. Nah, Yesus begitu bijaksana, sampai orang yg merancangkan yg jahat, sampai orang yg mau menyerangnya kembali/memancing perdebatan tidak bisa melihat hasil yg positif. Mereka terdiam dan tidak bisa berbicara. Nah, ini yg saya sebut bijaksana. Bijaksana berarti tanpa menyakiti, tanpa mengecewakan dalam menyelesaikan masalah.

3. Yesus dapat memisahkan antara kritik yg membangun dengan kritik yg menjatuhkan
Berarti, kalau kritik membangun, itu baik buat kita. Tetapi, kalau kritik ini menjatuhkan, kita berkata,"Tuhan, saya tahu, bahwa manusia boleh rancangkan yg jahat, tetapi kasih Allah tetap luar biasa untuk hidup kita." Sehingga bila kita sebagai suami, istri, pekerja, kita harus siap menghadapi kritik.

Doa:
Bapa, di dalam Nama Yesus, setiap kami dengan segala beban dan masalahnya,hamba berdoa di dalam Nama Yesus Tuhan jamah kami semua, sehingga kemuliaan Tuhan Yesus nyata di dalam hidup kami. Di dalam Nama Yesus kami berdoa, haleluya, amin!