Monday, March 17, 2008

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan Kebenaran karena mereka akan dipuaskan (Mat 5:6)

Kalau kita meneliti dan mempelajari Firman Tuhan, kita harus balajar untuk memiliki rasa ingin tahu dengan bertanya; "Mengapa?". Dalam ayat ke 6 ini ada 3 kata kunci untuk mengerti ayat ini, yaitu kata lapar dan haus; kebenaran dan dipuaskan.

Pertama-tama, mari kita pikirkan kata lapar dan haus. Coba kita bayangkan bagaimana rasanya kalau lagi lapar dan haus. Lapar dan haus adalah tuntutan jasmani yg harus dipenuhi karena memang sangat dibutuhkan kalau tidak, kita bisa sakit atau bahkan mati. Kebanyakan pekerjaan yg ada pada zaman Yesus memiliki gaji yg kecil sehingga banyak di antara mereka yg lapar karena tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan. Lagipula banyak juga diantara mereka yg hidup di daerah gurun pasir yg sulit untuk mencari air minum. Untuk mengambil air saja terkadang harus menempuh perjalanan yg jauh, panas dan berdebu. Terkadang mereka dihadang oleh angin panas yg kencang sehingga mereka harus menghentikan perjalanan mereka dalam keadaan haus dan kepanasan. Jadi kondisi lapar dan haus menurut gambaran ini adalah sangat lapar dan sangat haus.

Di dalam susunan tata bahasa Yunani seperti dalam contoh ayat yg ke 6 ini, kata lapar dan haus diikuti oleh obyek akusatif, yaitu, kebenaran. Artinya, orang yg bersangkutan, lapar dan haus akan seluruh hal yg ada dihadapannya, yaitu kebenaran. Dengan kata lain, lapar dan haus akan seluruh kebenaran bukan separuhnya atau sebagian saja. Jadi kita tidak boleh cukup untuk puas dengan kebenaran yang separuh, berkompromi akan separuh yg lain, Seharusnya kita merindukan kebenaran yg total seperti orang yg mau mati karena kelaparan dan kehausan.

Menurut bahasa aslinya, kata kebenaran mempunyai 3 aspek:
1. Aspek legal
Kebenaran adalah pemenuhan atas tuntutan-tuntutan dari sebuah hubungan. Di dalam hubungannya dengan Tuhan; dengan menghapuskan dosa-dosa kita, Tuhan membenarkan status kita dari orang terhukum dan layak untuk neraka menjadi orang benar, menjadi pewaris surga. Jadi arti kebenaran bisa berarti pembenaran, yaitu pulihnya hubungan antara manusia dengan Tuhan berdasarkan iman mereka kepada Kristus. Kita yg dahulunya adalah orang-orang yg layak menerima hukuman atas dosa-dosa kita sekarang status kita menjadi orang-orang benar.

2. Aspek sosial
Kebenaran juga diartikan sebagai keadilan. Keadilan yg dimaksud bukanlah prinsip pengukur perbuatan manusia, adil atau tidak. Tetapi yg dimaksud adalah pengertian yg menjelaskan bagaimana seharusnya manusia berhubungan 1 sama lain. Hidup adil adalah hidup sesuai dengan apa yg diharapkan dari setiap orang. Keadilan dalam Alkitab adalah keadilan yg membebaskan/menyelamatkan. Tetapi kalau kita berpikir kembali mengapa kebenaran/keadilan itu selalu dikaitkan dengan kebenaran/keadilan Tuhan? Karena kalau kita telah memenuhi tuntutan-tuntutan, mempunyai sebuah hubungan yg harmonis dengan Tuhan, pasti ada keadilan, pasti ada kebenaran terhadap sesama kita. Karena orang-orang yg hidupnya dekat dengan Tuhan akan memiliki kebijaksanaan, kesalehan, kebaikan, kasih, kesabaran, damai sejahtera, kesetiaan, kelemah lembutan dan penguasaan diri.

3. Aspek moral
Kebenaran adalah suatu kemurnian watak dan prilaku seperti yg dikehendaki Tuhan. Integritas dan moralitas Kristen menjadi suatu pertanyaan yg sangat besar di zaman ini. Dampak orang Kristen bagi dunia atau lingkungan yg ada di sekelilingnya kurang, bahkan tidak dapat dirasakan. Mungkinkah kita selama ini menyembunyikan terang yg ada di dalam kita seperti kata Firman Tuhan?

Jadi untuk mengerti lapar dan haus akan kebenaran berarti merindukan seluruh kebenaran untuk direalisasikan. Kebenaran yg sejati hanya ada dalam Kerajaan Allah. Kerajaan Allah hadir dalam kehidupan kita kalau hidup kita dipimpin oleh Tuhan.

Sekarang mengenai arti dipuaskan. Dipuaskan berarti dipenuhi, dicukupi. Segala apa yg menjadi kebutuhan kita dipuaskan/dipenuhi/dicukupi baik jasmani maupun rohani. Jadi ayat ke 6 ini dapat kita katakan; "Berbahagialah orang-orang yg sungguh-sungguh merindukan akan seluruh kebenaran karena mereka akan dipuaskan; berbahagialah orang-orang yg sungguh-sungguh merindukan pimpinan Tuhan dalam seluruh kehidupan mereka karena kehidupan mereka akan dipuaskan.

Hubungan ayat ini dengan ayat-ayat yg ada sebelumnya:
Mat 5:3 menasehati supaya hendaknya kita sadar akan keberadaan kita, akan dosa-dosa kita dan kebutuhan kita akan Tuhan. Mat 5:4 menasehati supaya kita menyesali dosa-dosa kita dan prihatin akan dosa-dosa yg ada di dunia. Mat 5:5 menasehati supaya hendaklah kita memiliki kerendahan hati dan ketaatan kepada Allah. Mat 5:6 merupakan sebuah tuntutan akan sebuah tindakan yg nyata dari diri kita sebagai orang Kristen. Ayat ini merupakan sebuah tantangan bagi kita untuk menata diri, mengubah diri kita supaya hidup sesuai dengan kebenaran dan hidup di dalam kebenaran yg mencakup aspek legal, moral maupun sosial.

Kesimpulan:
1. Berbahagialah orang yg sungguh-sungguh merindukan pimpinan Tuhan dalam seluruh kehidupan mereka karena mereka akan dipuaskan. Bagaimana dengan kita? Adakah kesungguhan atau kerinduan di hati kita akan seluruh kebenaran, akan pimpinan Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan kita? Ayat ini juga sepertinya menuntut kita dengan suatu tindakan: Sudahkan kita hidup di dalam kebenaran dan sesuai dengan kebenaran?
2. Selain itu, ayat ke 6 ini juga dapat diartikan sebagai penghiburan. Orang-orang yg diberkati bukan selalu orang-orang yg mencapai/berhasil melakukan kebaikan-kebaikan. Tetapi berkat Allah juga turun atas mereka, mendorong mereka untuk dengan tekun dan sabar, terus berusaha mencapai seluruh kebenaran meskipun saat ini mereka merasa mengalami kegagalan dan kecewaan.

No comments: