Sunday, December 5, 2010

166. Penyesalan Yudas - Matius 27:1-10

Kita semua tahu bahwa Yudas adalah seorang penghianat. Dia berhianat terhadap Yesus, tetapi jarang sekali dikupas bahwa kemudian sebenarnya Yudas menyesal. Tetapi Alkitab tidak pernah berkata bahwa Yudas bertobat. Alkitab tidak pernah berkata juga bahwa Yudas kemudian terlibat di dalam pelayanan. Alkitab tidak pernah berkata juga bahwa kemudian Yudas minta ampun atas segala dosanya. Tetapi, Alkitab berkata bahwa Yudas menyesal. Nah, inilah yg kita akan pelajari hari ini di dalam Matius 27:

Ketika hari mulai siang, semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil keputusan untuk membunuh Yesus. 2Mereka membelenggu Dia, lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus, wali negeri itu. 3Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, 4dan berkata:"Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!" 5Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri. 6Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata: "Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah." 7Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing. 8Itulah sebabnya tanah itu sampai pada hari ini disebut Tanah darah. 9Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel, 10dan mereka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk, seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku."

Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, Yudas berhianat. Tetapi, yang menarik perhatian kita adalah bahwa Yudas menyesal. Lalu, pertanyaannya adalah: Kalau Yudas menyesal, kenapa Tuhan engga berbuat sesuatu? Kalau Yudas menyesal, kenapa Tuhan engga berkati Yudas kembali dan pulihkan keberadaannya? Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, Inilah yg akan kita pelajari bersama-sama:

1. Penyesalan tidak selamanya adalah pertobatan
Contoh sederhana: Seorang sedang pesta sabu-sabu, lalu digerebek oleh polisi. Setelah digerebek, ia menyesal sekali, kenapa ia sampai digerebek? Pertanyaannya adalah: Apakah ia bener-bener bertobat? Belum tentu, mungkin pada saat dipenjara, ia memperbincangkan, wah...salah sih...mungkin pada saat buka sepatu, ia&temen-temennya membuka sepatu di depan pintu, sehingga saat polisi lewat, polisi curiga, koq banyak sepatu di depan pintu? Aduh...seandainya kita engga simpen sepatu di depan itu, kita pasti engga akan ketangkep. Jadi, nyeselnya dia karena ketangkepnya.

Seorang suami berzinah. Lalu, ia menyesal karena perempuan itu hamil. Jadi, dia engga bertobat. Seandainya engga hamil, ia engga akan ketahuan. Jadi, nyeselnya, bukan saya salah, atau saya berdosa, atau ..Tuhan ampuni saya. Tetapi nyesel, karena..saya ketahuan! Di muka bumi ini banyak orang menyesal, tetapi mereka tidak bertobat. Jadi, banyak yg ia menyesal, kemudian berbuat lagi, ia menyesal...kemudian berbuat lagi. Bila kita lihat perbandingannya. Petrus menyangkal Yesus, Yudas menghianati Yesus, mana yg dosanya lebih besar? Buat saya sama persis.

Karena, kedua-duanya sebenarnya menyangkal. Petrus menyangkal Yesus, dan sebetulnya Yudaspun menyangkal Yesus. Kedua-duanya melakukan kesalahan besar yg menyakitkan dan mengecewakan hati Tuhan. Pertanyaannya bukan seberapa besar dosa kita? Karena Alkitab berkata bahwa meskipun dosamu merah seperti Kirmizi (Yesaya1:18), Tuhan akan memutihkannya seputih salju. Nah, persoalannya di sini, adalah bukanlah dosa siapa yg lebih besar? Tetapi apa yg kita perbuat, setelah kita sadar kita berbuat dosa. Alkitab berkata, setelah Petrus berdosa, lalu ia pergi keluar dan menangis dengan sedihnya. Matius 26:75 dikatakan:75Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."

Jadi, Petrus menangis, Petrus mengingat Tuhan dan Petrus mengingat Firman, Petrus mengingat Yesus. Di sinilah pertobatan terjadi. Dan kalau kita lihat kehidupan Petrus sebenarnya, Petrus dengan tegak dan teguh berdiri. Bahkan, di dalam Kisah Rasul pasal 2, Petrus dipenuhi oleh Roh Kudus. Dan di dalam Pasal 4, pada saat ia dihadapkan oleh imam-imam agama, dengan tegak ia berkata,"bahwa di bawah kolong langit ini tidak ada Nama lain yang OlehNYA manusia bisa selamat, kecuali di dalam Nama Yesus Kristus Tuhan. Jadi, kita bisa bandingkan bahwa Petrus buat salah, tetapi Petrus bertobat. Nah, pertobatan Petrus justru membawa kemenangan yg luar biasa.

Tetapi, Yudas di sini beda sekali, ia tidak bertobat, tetapi ia menyesal. Ia menyesal, kenapa ia berbuat seperti itu, ia menyesal kenapa sekarang Yesus disalibkan, tetapi di dalam hatinya tidak ada pertobatan. Ia tidak sadar bahwa ia harus berbalik kepada Tuhan. Karena, bila kita berbalik kepada Tuhan, maka Tuhan akan menerima kita apa adanya. Melalui program ini kita diingatkan, bahwa persoalannya bukanlah berapa besar dosa kita, persoalannya adalah maukah kita bertobat, bukan sekedar menyesal. Bertobat artinya:
1. Menyadari, menyesal, mengakui kesalahan
2. datang kembali pada Tuhan Yesus
3. Bertekad/berjanji untuk tidak berbuat lagi
4. Bertindak dalam iman, melakukan kebaikan dan berjalan lewat KuasaNYA.

Justru kita lihat di dalam Alkitab bahwa Petrus terlibat di dalam pelayanan. Ia mengakui kesalahannya bahkan Yesus tanya sama Petrus,"Simon, Anak Yohanes, adakah Engkau mengasihi Aku?" Petrus mengakuinya bahwa meskipun ia sudah berbuat salah, dan mengecewakan hati Tuhan, tetapi ia tetap mengasihi Yesus. Dan Yesus berkata,"gembalakanlah domba-dombaKU." Walaupun engkau pernah jatuh, gagal dan berbuat salah, tetapi engkau bertobat dan Tuhan memberikan kepercayaan baru di dalam hidupNYA.

2. Penyesalan dengan kekecewaan, itu akan mendatangkan kehancuran
Jadi, pertobatan adalah penyesalan dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Saya minta ampun sama Tuhan, minta Tuhan kuatkan saya, saya minta Tuhan untuk pulihkan dan beri semangat untuk bangkit. Tetapi penyesalan dengan kekecewaan dengan hanya menangisi diri sendiri, kenapa saya menikah dengan dia, kenapa hidup saya jadi begini, jadi akhirnya kita hanya menyesali hidup. Jadi, menyesali hidup tidak akan membawa pada kemenangan hidup. Kita akan terus membawanya kepada keluhan-keluhan,"Ya..Tuhan, kenapa saya punya mertua seperti itu, kenapa saya lahir dari keluarga broken homes, dan lain-lain."

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, hidup ini tidak selamanya yg kita harapkan, tetapi Tuhan sudah rancangkan yg indah dalam hidup kita. Yang penting adalah: Janganlah kita menangisi hidup ini. Hapuslah air mata kita, kita hadapi tantangan hidup kita, kita tegarkan semangat kita, kita berjalan bersama dengan Yesus dan melihat kuasaNYA yg luar biasa

3. Penyesalan kita harus dihubungkan dengan Tuhan dan doa
Artinya dalam penyesalan harus ada pengakuan dosa. Alkitab berkata,"Kalau kita mengaku dosa kita Allah itu setia dan adil. Dia akan mengampuni dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Berarti kita menyesal bukan karena kedagingan kita. Kita menyesal karena kuasa Roh Kudus yg mulai menaungi kita, kita mulai ingat dan mengakui...iya Tuhan,..saya salah. Tetapi, di sisi lain kita punya keyakinan bahwa Tuhan itu baik.

Meskipun saya salah, saya tetap diterima apa adanya, mungkin saudara-saudara kita tidak mau menerima saudara, bahkan istri saudara juga tidak mau menerima saudara, saudara dicap jahat. Tetapi, tidak selamanya kita harus berjalan jauh dari Tuhan, kita ingat suaraNYA, kita ingat keadaan, Kita cepat-cepat bangkit dan akui kesalahan kita, dan yakin bahwa Tuhan selalu mencintai saya.

Doa:
Bapa, hamba berdoa untuk kami semua, dengan semua penyesalannya, dengan masa lalu dan situasi-situasi berat yg harus dihadapi, hamba berdoa, curahkan kuasaMU, sehingga kami dapat bangkit dan dibenarkan oleh KuasaMU, terima kasih Bapa, di dalam Nama Yesus kami berdoa, amin!

No comments: