Monday, December 13, 2010

167. Mencuci tangan - Matius 27:11-26

Hari ini kita sedang membahas mengenai hal mencuci tangan. Apakah pendeta sedang mengajarkan bahwa sebelum makan harus mencuci tangan? Apakah pendeta sedang mengajarkan hidup sehatkah/hidup bersihkah? Ataukah ada produk sabun tertentu yg baik untuk mencuci tangan? Tetapi hari ini saya tidak sedang membahas hal mencuci tangan secara fisik, tetapi dunia akhir-akhir ini adalah dunia yg mencuci tangan. Apa maksudnya dengan dunia yg mencuci tangan? Karena banyak orang pada hari-hari ini yg tidak bertanggung jawab.

Saya ambil contoh sederhana..orang yg menikah dan mengambil anak gadis sebagai istrinya. Kemudian saat istrinya hamil dan melahirkan seorang anak. Sang suami begitu sibuk dengan bisnisnya. Dan sang suami merasa bahwa pendidikan anak bukanlah urusannya. Urusan papa adalah urusan mencari uang. Dan urusan mama adalah urusan mengenai pendidikan dan pergaulan dengan teman-temannya. Sehingga bila suatu saat kelak, ketika sang anak mencapai remaja/dewasa, kemudian pacaran dengan orang yg tidak seiman, anaknya terlibat dengan obat-obatan terlarang, anaknya terlibat dengan depresi/stress/hamil di luar nikah, maka sang suami kemudian menyalahkan istrinya,"Kamu, sebagai mama gimana sih, kenapa engkau tidak atur baik kehidupan rumah tangga!"

Maka saya sebut sang suami adalah suami yg mencuci tangan. Dunia ini adalah dunia yg penuh dengan orang-orang yg mencuci tangan, orang-orang yg mencari kambing hitam, dan melemparkan kesalahannya kepada orang lain. Intinya adalah bahwa saya selalu harus yg paling benar dan yang paling baik, masa bodo dengan orang lain. Tetapi, kita sungguh bersyukur bahwa Alkitab kita adalah buku yg sangat lengkap. Alkitab bukan hanya berbicara mengenai Sorga dan Neraka, tetapi Alkitab berbicara mengenai segala hal dalam aspek kehidupan manusia. Hanya persoalannya adalah: Apakah kita mengerti/tidak mengerti? Dalam Matius 27, kita akan melihat masalah pencucian tangan, kita lihat di ayat yg ke:

11Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya." 12Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, ia tidak memberi jawab apapun. 13Maka kata Pilatus kepada-Nya:"Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" 14Tetapi ia tidak menjawab suatu katapun, sehingga wali negeri itu sangat heran. 15Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu atas pilihan orang banyak. 16Dan pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Yesus Barabas. 17Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus berkata kepada mereka: "Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?" 18Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki. 19Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, isterinya mengirim pesan kepadanya: "Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam."20Tetapi oleh hasutan imam-imam kepala dan tua-tua, orang banyak bertekad untuk meminta supaya Barabas dibebaskan dan Yesus dihukum mati. 21Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: "Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?" Kata mereka: "Barabas." 22Kata Pilatus kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru:"Ia harus disalibkan!" 23Katanya: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak: "Ia harus disalibkan!" 24Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!" 25Dan seluruh rakyat itu menjawab: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!" 26Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan.

Pilatus adalah orang kepercayaan pemerintahan Romawi untuk menjadi wali negeri di tempat itu. Karena, pada saat itu ada 2 pemimpin:
1. Pemimnpin agama
Pemimpin agama dipegang oleh Yahudi.
2. Pemimpin pemerintahan
Pemimpin pemerintahan dipegang oleh Romawi

Yesus diserahkan karena berdasarkan agama. Tetapi, secara agama Yesus terbukti tidak bersalah. Karena itulah Yesus diadili secara kepemerintahan. Meskipun secara kepemerintahan Yesus juga tidak bersalah. Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, dari sini seharusnya Pilatus mengambil keputusan yg tegas, dan berkata,"bahwa orang ini tidak bersalah!" Tetapi, apa yg terjadi? Pilatus memilih untuk mencuci tangan. Banyak orang yg seperti Pilatus. Mereka mencuci tangan dan melepaskan diri dari tanggung jawab yg seharusnya ia pikul. Kenapa Pilatus mencuci tangan:

1. Pilatus mencuci tangan karena takut bertanggung jawab
Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, dunia ini dipenuhi oleh orang-orang yg hanya mencari kesenangan dan tidak bertanggung jawab. Kita perhatikan, suami menikah kemudian ia berzinah, istri menikah, kemudian ia berselingkuh dan tidak bertanggung jawab terhadap anak-anaknya. Tahukah saudara, kenapa hari-hari ini, tingkat perkelahian pelajar semakin tinggi? Kenapa tingkat pemakaian obat-obatan terlarang semakin tinggi? Tingkat sex bebas di kalangan remaja semakin tinggi? Jawabannya sederhana, karena kurangnya orang-orang yg bertanggung jawab. Begitupun yg terjadi di dalam gereja, saya melayani supaya saya semakin diberkati. Saya melayani, supaya saya semakin melihat mujijat dan kuasaNYA.

Meskipun itu semuanya benar. Tetapi, saya kuatir bahwa kita kehilangan orang-orang yg bertanggung jawab dan orang-orang tidak lagi mau melayani dengan tetesan air mata dan cucuran keringat. Karena, sekarang yg dicari hanyalah hal-hal yg bersifat duniawi/materi/kesenangan-kesenangan sesaat dalam hidup ini. Sebagai hamba Allah saya mau ingatkan bahwa kita haruslah menjadi orang percaya yg bertanggung jawab dengan tugas kita.

2. Pilatus mencuci tangan, karena ia tidak mengerti kebenaran
Seandainya Pilatus tahu bahwa Yesus adalah Mesias, maka pastilah Ia tidak akan mencuci tangan. Kalaulah saya seorang suami, saya harus bertanggung jawab sebagai seorang suami. Kalaulah saya seorang pekerja, saya harus bertanggung jawab sebagai seorang pekerja, begitu pula dengan pedagang yg harus bertanggung jawab sebagai seorang pedagang. Tetapi, selain melakukan semuanya, dalam tugas keseharianmu, engkau juga harus bertanggung jawab atas jiwa-jiwa yg terhilang. Karena, Yesus berkata,"Kamu adalah terang dunia, kamu adalah garam dunia." Tidak seharusnya Pilatus mencuci tangan, tetapi ia harus bertanggung jawab atas jiwa-jiwa yg terhilang.

3. Pilatus mencuci tangan, karena ia tidak setia
Istrinya sebenernya sudah tahu dan memberitahu Pilatus dan di dalam hatinya, sebenarnya ia sudah tahu bahwa Yesus adalah kebenaran, tetapi ia tidak setia terhadap kebenaran, sehingga ia lebih memilih, yg penting saya selamat, yg penting saya aman. Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, kalau engkau suami, janganlah menjadi suami yg mencuci tangan, kalau engkau istri janganlah jadi istri yg mencuci tangan, kalaulah engkau sebagai pelayan, janganlah menjadi pelayan yg mencuci tangan, kalaulah engkau seorang Kristen, janganlah menjadi seorang Kristen yg mencuci tangan. Tetapi, jadilah seorang Kristen yg berjalan di dalam kebenaran, bertanggung jawab dan setia.

Doa:
Bapa, kami berdoa untuk kami semua yg memiliki banyak beban, yg cenderung ingin mencuci tangan di dalam hidupnya, di dalam Nama Yesus, Tuhan jamah, Tuhan pulihkan, biarlah yg sakit disembuhkan, yg lemah dikuatkan, dan perkara besar terjadi di dalam hidup mereka, di dalam Nama Yesus kami berdoa, amin!

No comments: