Saturday, November 20, 2010

164. Sikap terhadap siksaan-Matius 26:57-68

Hari ini kita mau belajar dari guru kita, yaitu: Tuhan Yesus sendiri tentang sikapNYA saat Yesus menghadapi siksaan. Jadi, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, Yesus bukan hanya Tuhan yg dimuliakan, tetapi Yesus adalah guru yg Agung buat kita. Yesus mengajar pada saat-saat Ia dimuliakan, dan Yesus juga mengajar pada saat IA disiksa. Pada perikop ini, kita melihat bahwa Yesus sedang menghadapi siksaan. Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, kita pada saat sedang menghadapi siksaan, kita cenderung untuk memaki, mengutuk bahkan kadang kala kita mulai berteriak kepada Tuhan,"complain to God/bersungut-sungut dan bertanya kenapa semua ini harus terjadi?"

Karena kita punya kecenderungan untuk lari dari semua masalah dan tantangan. Kita berharap agar hidup Kristen kita berjalan mulus dan tanpa tekanan. Kita tahu sebenarnya bahwa hidup Kristen harus ada tantangan, tapi cenderung berpikir kalau bisa tanpa tantangan/masalah. Bahkan mengenai siksaan, ooh...kalau bisa itu sungguh-sungguh dijauhkan dalam hidup saya. Kalau kita lihat di Matius 26:

57Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua. 58Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu. 59Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya ia dapat dihukum mati. 60tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang. 61yang mengatakan:"Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari." 62Lalu imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya:"Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" 63Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." 64Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." 65Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata:"Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. 66Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!" 67Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-NYa; orang-orang lain memukul Dia. 68dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?"

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, seumur hidup Yesus. Ia memberkati yg lemah, sepanjang hidupNya, Ia sembuhkan yg buta. Sepanjang umur hidupnya, Ia bangkitkan orang mati, sepanjang umur hidupNya, Ia pulihkan orang-orang yg dalam kesusahan. Saudara bisa bayangkan bahwa Yesus sepanjang hidupNYA memberkati, memberkati, memberkati..banyak orang. Tetapi Yesus selain memberikan berkat, IA juga menegur kesalahan serta menyatakan kesalahannya, Yesus juga berani untuk menyatakan kebenaran, meskipun itu sakit bagi orang yg ditegurnya tetapi Yesus berani untuk menyatakanNYA, dan inilah yg menyebabkan imam-imam besar, ahli-ahli taurat marah kepada Yesus,sehingga mereka merancangkan yg jahat, bahkan menyiksa Yesus.

Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, apa yg terjadi, pada saat Yesus menghadapi siksaan itu? Apakah ia berontak dan berkata,"Apakah aku salah, buktikan kesalahan itu, lalu Yesus mulai marah seperti kita?" Kebanyakan dari kita bila kita dituduh, apalagi disiksa, kita akan marah, berontak dan membela diri dan berkata,"oh...itu kan hak saya, itu kan hak azasi saya sebagai manusia. Itulah sebabnya orang-orang dunia saat ini selalu mempeributkan mengenai hak azasi manusia. Seringkali kita berpikir terus mengenai hak kita, tetapi lupa akan tanggung jawab kita.

Yesus sebagai anak Allah, bukan hanya Ia tahu bahwa Ia berhak memiliki Kuasa atas segala-galanya, tetapi sebagai anak Allah, Ia juga bertanggung jawab untuk menyelamatkan umat berdosa, sehingga Yesus rela, siap menghadapi tanggung jawab, tantangan, penderitaan dan siksaan yg berat. Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, bagaimana sikap Yesus menghadapi siksaan:

1. Yesus tetap diam dan tidak membela diri
Jelas dikatakan pada ayat yg ke-63 Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Di sini jelas kita lihat bahwa Yesus tetap diam. Yesus tidak berdebat dan mengatakan siapa yg benar dan siapa yg salah. Yesus tidak berdebat, oh...Dia engga senang sama saya, oh...itu sumpah palsu. Yesus tidak membela diri. Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, ini adalah sesuatu yg sulit dalam kehidupan kekristenan kita. Alkitab berkata,"bahwa bila seseorang menampar pipi kananmu, berikan juga pipi kirimu."

Apakah secara fisik bila orang tampar pipi kanan kita, lalu kita bilang, "satu lagi dong!" Yesus bukan bermaksud seperti itu. Tetapi yg sedang Yesus maksudkan adalah bahwa membela diri hanya akan memperbesar sebuah masalah. Bila suami sedang marah dengan istri, lalu istri coba untuk membela diri. Sehingga akhirnya terjadilah keributan yg bertambah besar. Jadi, yg sedang Yesus ajarkan adalah bahwa menjadi seorang percaya haruslah menjadi seorang yg berani untuk diam, berani untuk mengalah, barulah pada saat yg tepat kemudian menyelesaikan masalah. Yesus mengajar kita bahwa dalam setiap siksaan dan tantangan, janganlah kita mencari kesalahan orang, janganlah kita menuduh orang lain, tetapi kita berani untuk mengambil sikap berdiam diri.

Serahkanlah semuanya kepada Tuhan, karena bila Tuhan menghendaki, Tuhan akan membela kita, tetapi bila Tuhan memiliki rencana yg lain di dalam hidup kita, Tuhan akan membuat yg terbaik menurutNYA. Tetapi yg menarik dari ayat-ayat di atas adalah bahwa Yesus tidak membela diri.

2. Yesus menghadapinya dengan tenang
Yesus tidak menghadapinya dengan kepanikan, kekuatiran, dengan geram atau amarah. Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, semakin engkau emosi, semakin masalahmu tidak selesai. Semakin engkau emosi, semakin setan senang. Karena setan tahu, setan paling mudah mengalahkan engkau, setan paling mudah mengalahkan orang-orang yg emosional, karena mereka paling gampang dikendalikan untuk melakukan tindakan-tindakan kejahatan. Yesus serahkan segalanya kepada Bapa, karena Bapa adalah hakim yg adil.

Yesus pernah berkata,"Serahkanlah segala kekuatiranMU kepadaKU. Dan Yesus juga yg berkata bahwa pembalasan adalah hakKU. Jadi, Allah Bapa juga mengajar kepada kita untuk tetap tenang, diam, tetapi di lain pihak Dia juga akan bertindak.

3. Yesus menyadari bahwa ini adalah awal dari kemuliaanNYA di masa yang akan datang
Itu sebabnya Yesus tidak takut, meskipun orang meludahi mukaNYA, orang meninju, menghina bahkan mengolok-olok Dia dan merobek bajuNYA. Tetapi sekali lagi Yesus menyadari bahwa ini adalah awal dari kemuliaanNYA di masa yang akan datang. Berarti bila saat ini saudara sedang bergumul, saudara harus menyadari bahwa ini adalah awal bahwa saudara akan meraih mahkota. Percayalah bahwa hidup anda akan indah dan penuh dengan sukacita. Seringkali waktu kita menghadapi masalah, dan tantangan-tantangan yg berat, waktu kita merasa seperti ditekan, diperlakukan dengan tidak adil. Lalu, apa yg biasanya kita buat?

Kita mulai berpikir negatif, kita mulai mencari kesalahan-kesalahan orang lain, bahkan istilah sekarang adalah bahwa orang senang mencari kambing hitam. Kita tidak perlu untuk mencari kambing hitam dan cari kesalahan-kesalahan orang lain...., tetapi yg paling penting adalah bahwa kita perlu untuk mengendalikan pikiran kita, janganlah kita berpikir yg negatif, janganlah kita berpikir yg buruk, yg melemahkan dan menyakitkan.

Tetapi, justru kita perlu untuk memandang ke depan, pandang tentang Kemuliaan Tuhan, pandang tentang Kuasa Tuhan, pandang tentang rencana Tuhan, dan berkata,"Tuhan, ini bisa terjadi, pasti ada maksud Tuhan yg terbaik!" Karena, 1 utas rambutpun tidak akan jatuh ke tanah tanpa seijin Tuhan. Percayalah bahwa segalanya di dalam hidupKU pasti tidak akan terjadi tanpa seijin Tuhan, berpikirlah selalu, kebaikan dan Kemuliaan KuasaNYA. Selalu percaya bahwa saat kita menghadapi masalah, asalkan saya tetap tenang,setia, asalkan saya tetap benar, asalkan saya selalu melakukan Firman Tuhan, maka segalanya adalah merupakan awal dari Kemuliaan Bapa di masa Yang Akan Datang.

Doa:
Bapa, terima Kasih, secara khusus hamba berdoa buat mereka yg sakit, yg bermasalah, yg memiliki beban, hamba berdoa di dalam Nama Yesus, kami mohon Kuasa Tuhan menjamah, mujijat Tuhan, perkara-perkara besar bisa terjadi di atas umatMU sehingga mereka bisa memperoleh mujijat, kelegaan dan pertolongan Tuhan, terima kasih Bapa, di dalam Nama Yesus kami berdoa, haleluya, amin!

No comments: