Sunday, November 14, 2010

163. Hai teman - Matius 26:47-56

Di dalam perikop ini, ada 1 perkataan Yesus yang bagi saya ini adalah sesuatu yg sangat luar biasa. Yesus menyebut Yudas Iskariot, orang yg menghianati dia dengan sebutan,"Hai teman, untuk itukah engkau datang." Jadi, saudara bisa bayangkan bahwa orang yg menghianati Dia, tidak Yesus sebut sebagai musuh, penjahat maupun penghianat. Tetapi, orang yg menghianati dia, Yesus sebut sebagai teman. Saya percaya, ini tidaklah mudah.

Mungkin saudara berkata,"Pak pendeta, itukan Yesus, Yesus bisa saja, karena Dia kan Anak Allah, karena Dia adalah Allah sendiri, yg merupakan Firman yg menjadi sama dengan manusia, Yesus sih bisa!" Tetapi, kalau saya pribadi, kalaulah saya sudah difitnah, kalaulah saya sudah dihianati, maka saya engga bisa diam, karena karakter saya berbeda pendeta!" Tetapi, hari ini saya mau beritahu, bahwa"Allah kita adalah Allah yang mampu merubahkan karakter kita, sehingga hidup kita senantiasa berjalan dalam Kasih Tuhan." Kita pelajari ayat dari Matius 26:

47Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. 48Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia." 49Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi," lalu mencium Dia.50Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Hai teman, untuk itukah engkau datang?" Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya. 51Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. 52Maka kata Yesus kepadaNya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. 53Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada BapaKU, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? 54Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian? 55Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. 56Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.

Yesus menyebut orang yg menghianatiNYA sebagai teman. Nah, saudaraKU yg kekasih dalam Tuhan, ini adalah kalimat dan panggilan yg menarik, karena kita bisa belajar hal-hal yg menarik di sini:

1. Keadaan yg tidak menyenangkan sebenarnya tidak selamanya musuh
Bukan berarti bahwa Yesus tidak tahu bahwa Yudas telah menjualNYA. Dan dengan tanda ciuman Yudas menyerahkan Yesus. Tetapi Yesus tahu persis bahwa inilah masa, inilah awalnya, dan saatnya bahwa Yesus menuju kepada siksaan, menuju kepada kayu salib dan peristiwa yg sebenarnya sangatlah Yesus takuti. Bapa akan terpisah dari padaNYA. Bapa akan memalingkan wajah daripadaNYA. Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, tetapi yg Yesus mau ajarkan kepada kita pada saat Ia berkata,"Hai teman.." Sebetulnya Yesus sedang menjelaskan bahwa keadaan yg tidak menyenangkan dalam hidup kita tidak selamanya musuh.

Jadi, keadaan yg tidak menyenangkan justru adalah teman dalam hidup kita, sehingga hal itu dapat mendorong kita agar kita dapat lebih dekat dengan Tuhan.
Keadaan yg tidak menyenangkan adalah teman dalam hidup kita, sehingga kita belajar untuk menjadi lebih dewasa, dan lebih berhikmat di dalam hidup ini. Jadi, sebetulnya Yesus sedang mangajarkan kepada dunia dan murid-muridNya dan orang percaya. Bahwa keadaan yg tidak menyenangkan tidak selamanya menjadi musuh kita, tetapi merupakan teman yg dapat membawa kita menjadi lebih dekat dengan Tuhan, menjadikan kita lebih menggunakan hikmat di dalam menghadapi hidup ini.

2. Berserah adalah kunci bebas dari kedendaman
Saudara bisa bayangkan bahwa Petrus saja bisa marah. Dia ambil pedang, Petrus hajar salah 1 hamba dari imam besar. Yang saya percaya bahwa yg Petrus sedang arahkan adalah lehernya. Tetapi, karena Petrus tidak terbiasa pegang pedang, Petrus hanya terbiasa pegang pancing dan jala. Sehingga waktu Petrus sedang mengarahkan pedangnya untuk memutuskan lehernya, malah telinganya yg putus. Tetapi Petrus mungkin dengan jengkelnya berkata,"Orang ini pantas mendapatkan perlakuan seperti itu." Tetapi Yesus dengan tegas berkata,"Bukan begitu engkau menangani masalah, sarungkan pedangmu."Orang yg hidup dengan pedang, akan mati dengan pedang, tetapi yg Yesus sedang ajarkan, adalah:Berserahlah Petrus.

Karena berserah adalah kunci bebas dari kedendaman, kebencian. Dan berserah adalah kunci bebas agar kita dapat melihat kasih dan Kuasa Allah mengalir dalam hidup kita. Karena, waktu kita berserah, disitulah kita melihat Kemuliaan dan Kuasa Allah terjadi.

3. Bahwa kedewasaan iman tampak dalam pengendalian diri
Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, kedewasaan iman, bukanlah dari berapa lamanya anda telah pergi ke gereja, atau berapa lamanya anda telah terlibat dengan pelayanan atau telah berapa lama menjadi Majelis gereja. Mungkin saja engkau telah menjadi Majelis gereja, tetapi bila engkau adalah seorang ayah yg tidak bertanggung jawab, engkau seorang suami yg suka bentak-bentak istri, engkau adalah kepala keluarga yg suka memaki-maki anakmu dengan kata-kata yg tidak terkendali. Engkau adalah orang yg tidak bisa mengontrol emosi dan hawa nafsu dagingmu.

Meskipun engkau sudah 30 tahun menjadi majelis, ataupun engkau sudah 15 tahun menjadi orang Kristen, saya beri nama bahwa engkau kanak-kanak dalam iman. Karena
kedewasaan iman tampak dalam pengendalian diri. Kristus mengendalikan diriNYA. Di masa yg sukar ini, Yesus masih bisa berkata,"Hai teman, untuk itukah Engkau datang?" Mungkin engkau adalah orang yg suka marah dan cepat tersinggung. Hari ini Tuhan ingin menjamah hidup saudara. Masalah-masalah yg ada di dalam diri anda bukanlah sesuatu yg harus dihindari, tetapi jadikanlah teman, sehingga anda dapat hidup lebih dekat dengan Tuhan.

Doa:
Bapa terima kasih untuk saat ini, buat anugrahMU, dalam Nama Tuhan Yesus, biarlah engkau jamah kami semua, bangkitkan iman kami, sehingga kami bisa menghadapi setiap pergumulan, terima kasih Bapa, di dalam Nama Yesus kami berdoa, haleluya, amin!

No comments: