Sunday, April 25, 2010

138. Yesus dan Daud - Matius 22:41-46

41Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kata-Nya:42"Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?" Kata mereka kepada-Nya: "Anak Daud."43Kata-Nya kepada mereka:"Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata:44Tuhan telah berfirman kepada Tuanku:duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. 45Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?"46Tidak ada seorangpun yang dapat menjawab-Nya, dan sejak hari itu tidak ada seorangpun juga yang berani menanyakan sesuatu kepadaNya.

Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, semua tahu persis bagi orang-orang Yahudi bahwa Mesias adalah anak Daud. Dan mereka tahu bahwa Yesus adalah keturunan Daud. Yesus kemudian mulai membongkar pikiran mereka dan berkata,"betul aku adalah keturunan Daud, betul bahwa aku adalah Mesias itu."" Tetapi, sekarang coba kamu berpikir, keturunan seperti apa yg sedang kamu bicarakan? Kalau keturunannya hanya berdasarkan keturunan daging, maka Yesus akan berkata bahwa Mesias adalah tuannya (Daud). Tetapi, kalau keturunannya berdasarkan kuasa Roh Allah/Allah memakai Daud melalui dagingnya. Berarti secara Roh, Mesias akan memerintah segala sesuatunya, termasuk Daud, nah itulah yg Yesus sedang bicarakan.

Dengan pertanyaan yg Yesus sedang sampaikan ini, Yesus sebenarnya sedang mau menyatakan beberapa hal penting, bahwa:

1. Pandangan orang Farisi berbeda dengan kebenaran
Lihat di ayat yg ke-42Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?" Kata mereka kepada-Nya: "Anak Daud." Jadi Yesus sedang menggambarkan sesuatu pada orang-orang Farisi, bahwa mereka yg paling dihormati, dan yg menganggap pengajarannya yg paling tepat dan benar dan tidak ada yg dapat menandingi pengajarannya, sekarang Yesus mau beritahu bahwa ajaran mereka itu berbeda dengan kebenaran.

Yang mereka anggap benar, itu bukanlah kebenaran. Bila ajaran-ajaran itu hanya merupakan pandangan-pandangan berdasarkan penafsiran-penafsiran mereka, maka itu bukanlah kebenaran yg sejati. Nah saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, inilah yg seringkali menjadi persoalan buat kita. Kadang kala kita sering kali masuk gereja, tetapi kita tetap tidak bertumbuh. Sementara Alkitab bilang,"Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran dari Firman Kristus." Jawaban saya sederhana, bila gereja hanya mengabarkan tradisi dan apa saja yg mereka percayai, maka saya mau beritahu bahwa gereja tidak hidup berdasarkan kebenaran. Karena kebenaran itulah yg memerdekakan kita menurut Alkitab.

Yohanes 8 berkata,"Jika kamu mengetahui kebenaran, maka kebenaran itulah yg akan memerdekakan. Berarti sebagai hamba Allah kembali saya mau ingatkan buat saudara bahwa pandangan orang Farisi itu berbeda dengan kebenaran, dan saya mau beritahu bahwa setiap kita sebagai orang percaya harus tunduk pada kebenaran, dan bukanlah pada hal-hal yg kita anggap benar. Ada banyak hal dalam hidup ini yg kita anggap benar, tetapi pertanyaannya sederhana, apakah yg kita anggap benar itu merupakan kebenaran? Jawabannya belum tentu! Nah, bila kita tahu bahwa apa yg kita anggap kebenaran itu belum tentu merupakan kebenaran, pertanyaannya: apakah kita mau berubah, maukah kita ditegur, maukah kita dikoreksi, maukah kita diperbaiki?

Selama kita masih mau ditegur dan dikoreksi oleh Firman Allah. Maka saya mau beritahu bahwa kita ada di jalur yg tepat. Tetapi, persoalannya kalau kita sudah menganggap sesuatu sebagai kebenaran, maka kita akan terus mengeraskan hati. Kita akan selalu punya asumsi,"yah..itu sih saya tahu, hidup suci itu perlu..tapi bagaimana kita bisa melawan hawa nafsu daging, kita kan masih hidup di dunia, jadi otomatis hal itu terjadi!" Sebagai hamba Allah saya mau ingatkan buat saudara bahwa apa yg kau anggap benar, apa yg saudara tahu, belum tentu itu merupakan suatu kebenaran. Jadi, kita harus selalu merendahkan diri di hadapan Tuhan, bahwa setiap keputusan yg kita ambil/pandangan yg kita butuhkan, kita harus minta tuntunan Tuhan, kita harus minta hikmat dari Roh Kudus.

Kita harus biarkan Tuhan bicara, mau rendahkan hati kita dan berkata,"Tuhan, beritahu buat saya, bukan saja saya dapat melihat apa yg benar, tetapi saya dapat berjalan dalam kebenaran dan dapat melihat kemuliaan Tuhan dengan luar biasa! Berarti sekali lagi saya mau ingatkan bahwa pandangan orang Farisi berbeda dengan kebenaran. Yesus mengajukan pertanyaan ini, Yesus sedang membongkar pandangan-pandangan mereka. Yesus sedang mau beritahu bahwa bisa saja engkau anggap kebenaran, tetapi itu belum tentu merupakan kebenaran. Keributan rumah tangga juga sama, suami selalu anggap dirinya benar, istri juga merasa dirinya benar.

Karena sama-sama merasa dirinya benar, akhirnya keributan mulai terjadi, suami membentak istri, istri tidak mau kalah juga dengan melawan suami. Sampai akhirnya teriakan yg paling keras terdengar, yaitu "cerai." Suami berkata,"cerai saja." Istri berkata,"siapa takut, lebih baik bercerai, kita akan bercerai." Karena masing-masing tidak mau mengalah dan menganggap benar, maka perceraianpun terjadi. Tidak sedikit hubungan antara anak dan orang tua juga hancur, karena punya pandangan "saya yg benar, dia yg salah." Tidak sedikit gereja-gereja Tuhan pecah. Pelayanan-pelayanan yg sedang bertumbuh juga pecah, karena masing-masing berkata,"saya benar, dia yg salah."

Tetapi, sebagai hamba Allah saya mau ingatkan bahwa ini bukanlah soal kebenaran siapa yg benar atau siapa yg salah. Persoalannya, apa kebenarannya? Biarkan Firman Tuhan menjadi kebenaran. Biarlah kehendak Tuhan yg menjadi kebenaran. Biarlah apa yg Kristus kehendaki itu yg menjadi kebenaran. Dan setiap orang harus tunduk pada apa yg Yesus kehendaki, setiap orang harus takluk pada Firman Allah, dan bila semua takluk pada Firman Allah. Saya percaya bahwa bila suami melihat Firman Allah, istri melihat Firman Allah, semua sama-sama menyadari kekurangan dan kelemahannya, sekaligus juga menyadari kelebihan dan anugrah yg ada padanya, maka saya percaya bahwa rumah tangga itu kuat, pelayanan akan kuat, hubungan antara orang tua dan anak akan kuat. Semua sama-sama akan menyadari bukan soal siapa yg benar, tetapi masing-masing tunduk pada kebenaran dan berjalan di dalam kebenaran. Kita taati kebenaran dan kita berjalan di dalam Kuasa kebenaran, haleluya!

2. Daud tidak lebih besar dari Mesias, karena Mesias adalah Allah
Ketika Yesus dengan jelas bertanya, siapakah Mesias, anak siapakah Dia? Sebetulnya Yesus sedang mau menyatakan bahwa Daud tidak lebih besar dari pada Mesias, karena orang-orang Farisi dan Yahudi itu sangat terpengaruh bahwa Daud adalah Raja kami. Tetapi Yesus mau beritahu kalau Mesias datang, Mesiaslah yg akan jadi Raja, Mesias akan menaklukan segala sesuatu. Adat istiadat, pandangan-pandangan yg berlaku dalam masyarakat, ini semua akan dibongkar. Jadi, Yesus mau bilang bahwa Mesias ketika datang tidak seperti yg kamu pikirkan, karena Mesias yg datang sebagai Raja akan mengatur segala sesuatu. Karena orang-orang Farisi beranggapan ketika Mesias datang, harus begini, harus begitu, dan itu adalah konsep-konsep mereka.

Sehingga murid-murid Yesus berkata berkali-kali,"guru, kapan engkau akan memulihkan Kerajaan bagi Israel? Karena, konsep mereka saat Mesias datang, maka Mesias akan membela Israel untuk menghancurkan Romawi yg sedang menjajah mereka saat itu. Yesus mau bilang, "hai...kehadiran Mesias tidak seperti konsep-konsep yg sedang kamu bayangkan itu." Mesias itu sebagai Raja, dan kerajaanNYA itu bukan secara fisik/geografis. Tetapi, KerajaanNYA ada di dalam hati setiap orang. Mesias akan sebagai Raja di dalam hidup kita, bila kita mau menerima, mau buka hati. Jadi, Mesias bukanlah seperti Daud yg akan memerintah secara fisik.

Tetapi karena Mesias, karena kehadiranNYA, kuasaNYA di dalam Roh yg menghancurkan kegelapan. Dan, barang siapa yg percaya dan yg hidup dalam terangnya, dipimpinnyalah ia dari kegelapan dan masuk ke dalam terangNYA yg ajaib! Kerajaan Daud sifatnya geografis, tetapi Kerajaan Mesias adalah Kerajaan yg meliputi seluruh dunia, Yesus datang bagi orang-orang yg terhilang, agar dapat hidup di dalam kemenangan. Kadang kita masih berpikir, Yesus kan Raja, koq masih ada peperangan sih, koq engga ada damai sih? Jawaban saya sederhana bahwa Yesus sebagai Raja di dalam hati kita dan memerintah secara Roh. Waktu kita mau buka hati kita maka kita akan dipindahkannya dari gelap, kita akan dibawa ke dalam terang dan masuk ke dalam KemulianNYA yg luar biasa!

3. Yesus sedang mau menyatakan bahwa IA adalah Mesias yg sedang dinantikannya itu
Mereka sedang menanti-nantikan Mesias. Tetapi, Mesias sedang ada di depan mereka. Mereka sedang menyatakan kuasaNYA di hadapan mereka. Tetapi, karena adat istiadat mereka, karena pandangan-pandangan yg keliru, dan mempertahankan ajaran-ajaran yg sebenarnya salah itu, maka mereka tidak pernah menerima dan merasakan kehadiranNYA. Berarti, Yesus adalah Tuhan di atas segala Tuhan. Agama boleh banyak, nabi boleh banyak, tetapi keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus Tuhan, haleluya!

Doa:
Bapa di dalam nama Yesus, kami yg sedang dalam di dalam pergumulan, masalah, sakit. Tetapi kami terlalu percaya bahwa doa orang benar besar KuasaNYA. Kami percaya bahwa mujijat, kesembuhan, berkat adalah hak mutlak bagi kami sebagai orang percaya. Kami berdoa, di dalam Nama Yesus, jamah kami sehingga kami dapat melihat kemenangan yg luar biasa! Dan oleh iman kami boleh percaya! Di dalam Nama Yesus kami berdoa, haleluya, amin!

No comments: