Friday, March 5, 2010

131. Bagaimana Yesus menghadapi kritik - Matius 21:23-27

Kita sebagai manusia selama kita hidup di muka bumi ini, pasti akan mengalami kritikan. Apalagi bila kita ingin menjadi orang sukses, ingin menjadi orang yg berhasil, ingin menjadi orang yg membawa berkat bagi banyak orang, maka kita pasti harus berhadapan dengan kritik. Suka maupun tidak suka, senang maupun tidak senang. Kritik selalu harus kita hadapi. Tetapi, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan.

Dalam ayat-ayat bacaan ini kita dapat melihat bagaimana Yesus menghadapi kritik, karena Yesus adalah Tuhan di atas segala Tuhan dan Raja di atas segala raja. Meski, Yesus sendiri adalah Tuhan, Yesus sendiripun masih menghadapi kritik. Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, kita mau belajar dari guru kita yg agung ini, dari Yesus Kristus sendiri. Ada banyak orang yg memulai pelayanannya dan pekerjaannya, lalu ia mulai mendapatkan kritik, dan seringkali menjadi kecewa. Kemudian berpikir, mungkin saya engga bisa dan engga layak untuk pekerjaan Tuhan. Ada banyak orang yg akhirnya jenuh, kecewa, dan mundur dari pelayanan.

Mereka kecewa akan terlalu banyaknya kritik yg mereka dengar. Tidak sedikit dari mereka yg semangatnya menjadi patah, karena kritik-kritik yg dia dengar akhirnya mengecewakannya, melemahkan semangatnya. Tetapi, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, dari ayat-ayat bacaan ini kita pelajari bahwa Yesus sendiri yg merupakan Tuhan di atas segala Tuhan dan Raja di atas segala Raja, Yesus saja masih dikritik. Kalau saja Yesus dikritik, siapa kita yg berharap kita engga akan melewati masa-masa seperti ini. Kita lihat firman Tuhan pada Matius 21:

23Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya:"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?"24Jawab Yesus kepada mereka:"Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. 25Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?"Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata:"Jikalau kita katakan:Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya?26Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi."27Lalu mereka menjawab Yesus:"kami tidak tahu."Dan Yesuspun berkata kepada mereka:"Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."

Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, Yesus mengerti betul bahwa orang-orang Farisi ini, imam-imam Kepala ini bertanya bukan untuk mendapatkan jawaban, tetapi mereka bertanya untuk mencari kesalahan dari Kristus. Banyak kritik yg disampaikan seringkali bukan untuk memberi semangat kepada saudara, atau membuat hidup saudara lebih dekat dengan Tuhan, atau membuat saudara lebih mengerti tentang kebenaran. Tetapi, seringkali kritik dilakukan dari orang-orang yg berniat jahat terhadap saudara. Ada orang-orang yg mungkin engga suka dengan saudara. Ada orang-orang yg iri hati melihat berkat-berkat Allah dalam hidup saudara, meskipun kita tidak bisa menutup mata, bahwa memang ada orang yg mengkritik "out of love/out of loving heart/dari hati yg mengasihi dan penuh dengan cinta".

Saudara harus bisa bedakan, kalau kritik itu berdasarkan cinta/kasih/perhatian, supaya saudara lebih maju, lebih sukses, lebih berhasil. Maka, setajam, sekeras maupun sepedas apapun kritik itu, kita harus belajar untuk menerimanya. Karena, itu akan membuat kita lebih maju, lebih bertumbuh, lebih sukses. Tetapi, kalau kritik yg ditujukan karena iri hati, mencari-cari kesalahan/orang ingin melihat saudara gagal, kecewa, jatuh. Nah, saudara meneladanani Kristus. Karena, salah 1 persoalan yg tidak disukai seseorang, yaitu:ketika ia dikritik. Namun, Yesuspun dikritik, nah persoalannya sekarang, bagaimana Yesus menghadapinya?

1. Yesus menerima kritik dengan terbuka dan tenang
Dengan keterbukaan dan ketenangan dalam menghadapi kritik, kita bisa membedakan, apakah kritik ini berasal dari hati yg mengasihi, atau kritik ini keluar dari hati yg iri. Kalau kita tidak tenang dan terbuka, kita engga siap menghadapi kritik ini. Maka, kita akan menjadi marah, pedahal kritik ini adalah kritik yg membangun. Yg semestinya, bila untuk kemajua, aku terima. Tetapi, bila disampaikan dengan hati yg iri, maka kamu sendiri tidak akan bisa menjawabnya. Kita lihat pada ayat yg ke-24Jawab Yesus kepada mereka:"Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.

Jadi, di sini kita lihat, Yesus engga marah, Yesus engga tersinggung. Meskipun mujijat sudah banyak terjad. Kalau kita jadi Yesus bisa saja kita berkata," tiba-tiba engkau sangka aku melakukan kepalsuan dan menyangka aku sebagai nabi palsu?" Seperti kita, waktu kita dikritik, kita mulai kecewa, mulai marah dan balas, siapa kamu yg berani kritik! Sehingga mungkin kita akan mulai kasar, mulai arogant, dan tunjukkan kuasa kita. Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, itu bukanlah cara Kristiani. Kalau kita mau belajar hidup yg bertumbuh, sukses dan menjadi berkat, maka kita harus menerima kritik dengan terbuka dan dengan tenang.

2. Yesus menjawab kritik dengan bijaksana
kita lihat pada ayat yg ke-25Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?"Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata:"Jikalau kita katakan:Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya?26Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi."

Yesus menjawab kritik tidak dengan emosi dan kekuatannya sendiri/sinis. Dan seringkali saat kita dikritik, kita seringkali emosi, mencoba menjatuhkan dan menyerang kembali. Karena, seringkali perasaan kita sudah dikecewakan, disakiti. Tetapi, kembali sebagai hamba Allah, saya mau ingatkan mari kita belajar dari Yesus. Yesus menghadapi kritik dengan terbuka, dengan tenang, sehingga IA bisa membedakan mana kritik yg membangun, mana kritik yg lahir dari hati yg benci, mana kritik dari hati yg mengasihi, atau dari hati yg ingin melihat kejatuhan.

Ketika Yesus mulai mengajukan itu, imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat mulai berpikir? Kalau saya menjawab dari manusia, saya takut akan orang banyak. Tetapi, kalau dari Allah nanti dia menyerang lagi. Nah, Yesus begitu bijaksana, sampai orang yg merancangkan yg jahat, sampai orang yg mau menyerangnya kembali/memancing perdebatan tidak bisa melihat hasil yg positif. Mereka terdiam dan tidak bisa berbicara. Nah, ini yg saya sebut bijaksana. Bijaksana berarti tanpa menyakiti, tanpa mengecewakan dalam menyelesaikan masalah.

3. Yesus dapat memisahkan antara kritik yg membangun dengan kritik yg menjatuhkan
Berarti, kalau kritik membangun, itu baik buat kita. Tetapi, kalau kritik ini menjatuhkan, kita berkata,"Tuhan, saya tahu, bahwa manusia boleh rancangkan yg jahat, tetapi kasih Allah tetap luar biasa untuk hidup kita." Sehingga bila kita sebagai suami, istri, pekerja, kita harus siap menghadapi kritik.

Doa:
Bapa, di dalam Nama Yesus, setiap kami dengan segala beban dan masalahnya,hamba berdoa di dalam Nama Yesus Tuhan jamah kami semua, sehingga kemuliaan Tuhan Yesus nyata di dalam hidup kami. Di dalam Nama Yesus kami berdoa, haleluya, amin!

1 comment:

Yayan Kris Pasha said...

Salam Kasih...
Saya salah satu Majelis di GKJ Krapyak Semarang, dan besok kamis mendapatkan tugas menyampaikan firman di PA kelompok tentang perikop ini. saya mohon ijin menjadikan tulisan ini sebagai salah satu referensi. terima kasih. Kiranya Tuhan memberkati pelayanan Saudara...