Friday, June 27, 2008

Larangan untuk berkuatir (Mat 6:25-34)

25 Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yg hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yg hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? 26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yg di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu. 27 Siapakah di antara kamu yg karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? 28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yg tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, 29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. 30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yg hari ini ada dan besok di buang ke dalam api, tidakkah ia akan terlebih mendandani kamu, hai orang yg kurang percaya? 31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yg akan kami makan? Apakah yg akan kami minum? Apakah yg akan kami pakai? 32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yg tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yg di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. 33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. 34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Pertanyaan:
1. Apakah kita boleh berkuatir?
2. Mengapa kita suka kuatir?
3. Apakah dengan tidak berkuatir kita menjadi orang yg pasif dan pasrah begitu saja?
4. Apakah Yesus melarang kita untuk menyusun rencana atau masa depan kita? (Lihat ayat 34)

Di dalam perikop ini, Yesus menasehati kita untuk jangan sekali-sekali berkuatir. Tiga kali, Ia mengulang larangan untuk berkuatir (ayat 25, 31, 34).
Kekuatiran yg dilarang adalah berkuatir tentang masalah kebutuhan makan, minum dan pakaian. Hal ini berkaitan tentang masalah mengumpulkan harta secara berlebihan, dalam ayat 19-24 sebelumnya dalam pasal yg sama. Di mana banyak orang yg begitu sibuknya mencari harta, tetapi melupakan apa arti harta/uang itu bagi dia. Tetapi janganlah salah menyangka bahwa Tuhan melarang kita untuk hidup berencana. Yesus tidak melarang kita untuk merencanakan apa yg kita makan, minum dan pakai. Sebaliknya Tuhan mendorong kita untuk memikirkannya dengan melihat contoh dari binatang dan tumbuh-tumbuhan. Yesus sama sekali tidak melarang kita untuk menyusun rencana masa depan atau mengambil langkah-langkah yg bijaksana untuk menjamin hari esok. Tetapi yg dilarang bukanlah memikirkan atau merencanakan tetapi menjadi susah hati akibat memikirkannya. Menjadi susah hati akan hal-hal yg belum pasti terjadi, menjadi kuatir akibat berpikir negatif tentang segala apa yg kita hadapi.

Kata kuatir dalam bahasa aslinya berarti sangat berkuatir, sangat bersusah hati. Dan inilah yg dilarang oleh Tuhan Yesus, mengapa? Ada beberapa sebabnya:

1. Menurut ayat 25 kita sering berkuatir akan hidup kita; akan apa yg hendak kita makan atau minum; akan tubuh kita (sehingga banyak orang yg merawatnya secara berlebihan); akan apa yg kita pakai! Tuhan melarang semua ini karena menurut Tuhan, sebagai orang percaya hendaklah kita bersyukur telah diberikan hidup dan tubuh olehNYA. Kalau Allah telah memberikan kita hidup dan tubuh jasmani ini, masa Allah tidak mampu untuk memelihara kita? Sebagai contoh, pertama-tama Yesus menyuruh kita untuk melihat kepada burung-burung di udara. Kita tahu sebenarnya kehidupan burung di alam bebas sehari-hari selalu terancam oleh maut dan kelaparan. Tetapi toh mereka bisa hidup karena ada Tuhan yg memberi mereka makan. Tentu saja cara Tuhan memberi mereka makan bukan dengan menyodorkan tanganNYA untuk menaburkan makanan kepada burung-burung tetapi IA menyediakan segala sesuatu yg dapat dimakan, segala sesuatu yg dapat digunakan oleh burung-burung di alam untuk mereka hidup. Menurut Mat 10:29; burung pipit dijual dua ekor seduit. Menurut Luk 12:6, burung pipit dijual 5 ekor dua duit. Jadi yg satu ekor gratis. Tetapi menurut Firman tidak satupun dari burung-burung itu (termasuk yg gratis) dilupakan oleh Allah. Kalau Allah begitu memperhatikan burung-burung yg tidak berharga, apalagi kita?

Begitu juga dengan bunga-bunga bakung yg diciptakan oleh Allah begitu indahnya. Tetapi sebenarnya bunga -bunga ini yg tumbuh di Palestina hanya mekar sehari untuk kemudian layu sehingga sering dikumpulkan bersama-sama dengan rumput kering untuk dijadikan bahan bakar di dapur. Manusia yg hidupnya lebih lama, masakah tidak mampu dicukupi kebutuhannya (didandani) oleh Allah? Karena itu kita tidak boleh berkuatir karena Allah sesungguhnya sangat memperhatikan kita!

2. Kita dilarang untuk berkuatir karena dengan berkuatir kita akan memperpendek bukan memperpanjang jalan hidup kita (ay.27). Kekuatiran itu tidak perlu dan tidak berguna karena dengan berkuatir kita tidak mampu untuk mengubah apapun, malah dengan berkuatir kita akan memperpendek dan merusak jalan hidup kita, karena:
a. Orang yg berkuatir kehilangan pengharapan yg indah, ia akan menghadapi kesuraman dan kesedihan dalam hidup.
b. Kekuatiran membatasi gerak-gerik kita bahkan merusak kreativitas kita karena kita tidak lagi mampu untuk berpikir dengan tenang.
c. Kekuatiran merusak jiwa, membuat kita bertindak dengan tidak bijaksana, tidak berpikir dengan sehat dan logis. Kekuatiran membuat hidup kita tertekan.
d. Kekuatiran merupakan beban jasmani: menambah kerut pada wajah; membuat kita sering merasa sakit perut, maag dan jantung kita menjadi terganggu bahkan membuat urat-urat nadi kita mengeras.
Karena itu kita dilarang kuatir karena kekuatiran malah memperpendek jalan hidup kita.

3. Berkuatir itu dosa (lihat ayat 30-32). Orang yg suka berkuatir adalah orang yg tidak kenal Tuhan. Kenapa? Karena mereka tidak percaya Tuhan, meragukan kemampuan Tuhan untuk memelihara dan menolong mereka. Orang-orang yg suka berkuatir tidak percaya terhadap kasih Tuhan dan pemeliharaanNYA, menganggap Allah itu tidak setia dan tidak mampu/berkuasa!

Tuhan menyediakan jalan keluar untuk jangan sekali2 berkuatir (ayat 33-34):
1. Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNYA. Kita adalah warga Kerajaan Allah. Warga yg baik tahu tentang kewajiban dan keinginan dari Rajanya. Kebenaran Tuhan dapat diketahui dari FirmanNYA. Begitu juga dengan kehendakNYA. Lewat Alkitab kita dapat mengenal karakter, pribadi dan kemauan dari Allah atas kita. Jadi supaya kita tidak berkuatir kita harus mencari dan memusatkan perhatian kita kepada kehendak Allah dengan menerima dan melakukan kehendakNYA. Filipi 4:8 mengatakan supaya hendaklah kita memikirkan semua yg benar, semua yg mulia, semua yg adil, semua yg suci, semua yg manis, semua yg sedap didengar, kebajikan dan hal2 yg patut dipuji. Kalau semua ini mengisi pikiran kita, maka kehidupan kita menjadi kehidupan yg terarah dan kita menjadi orang-orang optimis, karena kita percaya bahwa Tuhan selalu menyertai dan memimpin kehidupan kita. Dengan mencari kehendak Allah kita dapat berpikir dan bertindak dengan bijaksana. Menjadi orang-orang yg tegar menghadapi berbagai macam badai kehidupan karena kita tahu apa yg harus kita lakukan. Yang menjadikan hati kita besar adalah kesadaran bahwa Allah menyertai dan memelihara kita setiap hari.

2. Lewat ayat 34, kita belajar untuk berpikir secara bijaksana. Belajar untuk menangani segala tuntutan dan persoalan yg ada sehari demi sehari. Kita tidak perlu berkuatir akan masa depan yg belum jelas dan hal2 yg mungkin tidak akan terjadi. Kita percaya segala hal yg terjadi ada di dalam pengetahuan dan izin Tuhan. Meskipun apa-apa yg kita hadapi begitu hebatnya, begitu sulitnya sehingga sepertinya kita tidak sanggup untuk menanggung semuanya; kita harus memegang janji Allah yg terdapat dalam Roma 8:28 yg mengatakan: "Allah turut bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yg mengasihi Dia, yaitu orang-orang pilihan Tuhan.

No comments: