Sunday, June 22, 2008

Hal mengumpulkan harta (Mat 6:19-24)

19 Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi, di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. 20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. 21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
22 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; 23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yg ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. 24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yg seorang dan mengasihi yg lain, atau ia akan setia kepada yg seorang dan tidak mengindahkan yg lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.

Ayat 19 mengatakan; "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya". Pada zaman Yesus, harta orang Yahudi berupa hasil bumi, atau seisi rumah yg mudah rusak karena kutu, ngengat atau karat.
Apakah ayat ini merupakan suatu larangan bagi kita untuk menabung?

Beberapa petunjuk dari Alkitab mengenai ayat 19:
1. Alkitab tidak pernah melarang kepemilikan harta. Yang dilarang adalah rasa serakah/tamak. Lukas 12:15 mengatakan supaya kita berwaspada terhadap segala ketamakan karena hidup kita tidak bergantung terhadap kekayaan. Keserakahan termasuk salah satu dosa yg dihujat oleh Rasul Paulus dalam Roma 1:29. Orang Kristen dilarang serakah, dan serakah disamakan dengan penyembahan berhala (Ef 5:3; Kol 3:5). Keserakahan adalah suatu pola yg terbentuk melalui proses dan akhirnya mengakar menjadi karakter dari satu pribadi (2 Pet 2:14). Orang-orang yg serakah tidak masuk ke dalam Kerajaan Surga (Ef 5:5; 1 Kor 6:10-11).

2.Amsal 6:6-8 menasehati kita supaya meniru semut yg menabung makanannya di waktu panen dan semasa musim panas.

3. 1 Tim 3:3-4 juga mengajarkan kita supaya kita menghargai pemberian Tuhan atas kita.

Jadi sekali lagi yg dilarang adalah keserakahan/ketamakan atas harta dunia. 1 Tim 6:9-10 mengatakan beberapa hal. Pertama, orang yg ingin kaya terjerat ke dalam berbagai percobaan, ke dalam berbagai hawa nafsu dan menenggelamkan dirinya sendiri ke dalam reruntuhan dan kebinasaan. Kedua, akar dari kejahatan adalah cinta uang. Sebab karena memburu uang secara berlebihan manusia menyimpang dari imannya kepada Tuhan (alias murtad) dan menyiksa dirinya sendiri dengan berbagai duka nestapa.

Ayat 20-21 berbicara mengenai harta yg kekal. Penafsiran tradisi mengatakan bahwa yg dimaksud adalah perbuatan baik. Karena dengan setiap kali berbuat baik kita seolah-olah memperbanyak rekening pahala kita di surga. Hal ini kurang tepat!
Karena segala sesuatu yg diperbuat oleh kita dengan pamrih akan tersendat-sendat hasilnya dan berdampak negatif bagi kita. Karena kita mengharapkan pamrih dalam perbuatan kita maka kita sering kecewa ketika kita merasakan bahwa orang tidak menghargai bahkan mengecewakan kita setelah kita berbuat baik. Bukankah Mat 6:3 mengatakan bahwa hendaklah tangan kiri kita tidak tahu apa yg diperbuat tangan kanan ketika kita bersedekah? Hal yg kekal menurut Alkitab adalah kasih (1 Kor 13:8). Kasih itu sifatnya kekal dan kasih itu sendiri selalu memberikan dampak yg besar terhadap kehidupan orang lain (1 Kor 13:4-7). Ayat kunci untuk mengerti ayat 20-21 terdapat dalam ayat 21: "di mana hartamu berada di situ hatimu berada".

Apabila harta kita adalah kasih maka harta ini adalah kekal. Tidak dapat dicuri dan tidak dapat rusak bahkan dapat ditumpukkan di surga. Karena kasih Allah mengirimkan anakNYA yg tunggal supaya kita selamat (Yoh 3:16). Apabila kasih Kristus menjadi harta dalam hati kita, otomatis kita menjadi terang dunia dan menjadi kemuliaan bagi Kristus. Menjadi saksi Kristus dan memenangkan banyak jiwa bagi surga. Pertanyaan Yesus bagi Petrus dalam Yoh 21:15-17 merupakan pertanyaan bagi kita semua. Apakah kita mencintai Yesus? Kalau ya, seharusnya kita peduli terhadap setiap domba yg terhilang. Karena itu bagian ayat ini merupakan nasihat bagi kita untuk menjadikan kasih Kristus sebagai harta di dalam hati kita. Kasih yg tidak dapat rusak dan tidak dapat dicuri.

Ayat 22-23 berbicara tentang mata. Ini merupakan bahasa metafora. Yang dimaksud dengan mata adalah hati (lih. Mazmur 119:10,18). Mata yg baik akan menuntun tubuh kita untuk melakukan segala sesuatu yg baik. Kalau mata kita rusak, kita kesulitan untuk melakukan hal-hal yg biasa kita lakukan. Demikian juga dengan hidup. Manusia hidup dituntun oleh hatinya. Hati yg baik akan menuntun kita melakukan perbuatan-perbuatan baik. Sebaliknya hati yg jahat akan menuntun kepada perbuatan-perbuatan yg jahat. Jadi jika kita yg telah menerima terang kemudian menjadi murtad betapa gelapnya hidup kita yg akan menerima binasa (Ibr 6:4-8; 3:12).

Kel 20:3 dengan tegas melarang kita untuk mendua hati. Dosa tamak adalah sama dengan penyembahan berhala. Mat 6:24 merupakan suatu peringatan bagi kita. Siapakah yg menjadi Allah kita pada hari ini? Apakah Yesus atau uang?

Kesimpulan:
Lewat perikop ini kita belajar untuk memeriksa hati kita. Apakah yg menjadi harta yg paling berharga dalam hidup kita? Apakah iman kita hari ini telah bergeser dari Allah kepada dunia? Allah dengan tegas mengatakan hendaklah kita pilih; siapakah yg menjadi Allah kita pada hari ini!

No comments: