Saturday, June 14, 2008

Hal Berpuasa (Mat 6:16-18)

16 Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesunguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, 18 supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yg ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yg melihat yg tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Berpuasa pada umumnya berarti tidak makan atau minum selama beberapa waktu. Di dalam PL, berpuasa dilakukan mulai dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Pada zaman Yesus, berpuasa dilakukan pada hari Senin dan Kamis. Kedua hari ini merupakan hari pasar di mana orang-orang dari berbagai daerah datang ke kota. Pada waktu-waktu inilah orang-orang yg berpuasa suka memamerkan diri mereka bahwa mereka sedang berpuasa. Mereka menarik muka mereka dengan bermuram durja, memakai baju lusuh dan berambut kusut. Mereka berusaha menonjolkan kesalehan mereka dalam melakukan kewajiban agama mereka. Puasa bagi merupakan tindakan untuk menonjolkan kerohanian dan kesalehan mereka. Hal inilah yg dikritik oleh Tuhan Yesus dalam ayat 16. Pada ayat 17-18, Tuhan Yesus mengatakan kalau memang kita tulus dan bersungguh-sungguh ingin berpuasa, hendaklah kita melakukannya dengan sukacita. Melakukan ibadah puasa hendaknya diam-diam saja tidak perlu untuk ditonjolkan. Toh Tuhan tahu apa yg kita lakukan dan apa yg kita maksud dengan ibadah puasa kita.

Beberapa alasan mengapa berpuasa dalam Perjanjian Lama:
1. Sebagai bagian dari perintah Hukum Taurat ketika umat Israel merayakan hari pendamaian setiap tanggal 10 bulan 7 (Im 16:29-31). Hari raya pendamaian adalah hari raya untuk mendamaikan dosa umat dengan Tuhan. Pada hari itu semua orang Israel dan orang asing yg tinggal di Israel dilarang bekerja. Mereka harus berpuasa pada hari itu sebagai tanda kesungguhan hati untuk pertobatan nasional sebagai suatu bangsa yg beriman.

2. Untuk menyatakan duka cita (1 Sam 31:13; 2 Sam 1:12).

3. Sebagai tanda pertobatan yg sungguh, baik untuk pribadi (1 Raja 21:27), maupun sebagai pertobatan satu bangsa (1 Sam 7:6; Neh 9:1).

4. Untuk memohon sesuatu kepada Tuhan baik sebagai satu permohonan pribadi (2 Sam 12:16-22) ataupun sebagai permohonan untuk bangsa dan negara (2 Taw 20:3; Est 4:16).

Dalam pemikiran orang Yahudi berpuasa adalah:
1. Dengan menyengsarakan diri sendiri untuk menggerakan hati Allah (bdk. Penyiksaan diri yg dilakukan oleh para biarawan/biarawati pada abad mula-mula).
2. Sebagai suatu usaha untuk membuktikan ketulusan hati mereka bahwa mereka adalah sungguh-sungguh bertobat.
3. Sebagai usaha untuk menyelamatkan orang lain atau keselamatan bangsa dan negara yg sedang mengalami krisis.

Orang Kristen mula-mula melakukan puasa pada hari Selasa dan Jumat. Kebiasaan seperti ini masih dipraktekan oleh gereja-gereja tertentu sampai sekarang. Pada zaman kini banyak orang Kristen berpuasa selain untuk demonstrasi kesalehan, juga karena ada maksud tertentu, contoh: agar badan langsing, dll.

Dalam Perjanjian Baru, berpuasa dilakukan untuk:
1. Sebagai persiapan untuk pelayanan (Mat 4:1-11). Jadi puasa juga dilakukan sebagai simbol dari kesungguhan hati sebelum pelayanan.
2. Mencari pimpinan Tuhan (Kis 13:1-3). Berpuasa dilakukan supaya hati mereka lebih berfokus kepada Tuhan. Untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi mental maupun spiritual supaya lebih sensitif terhadap pimpinan Roh Kudus.
3. Mat 6:18 mengatakan ada berkat lewat berpuasa. Di mana lewat berpuasa kita belajar dalam hal penguasaan diri. Puasa juga mengingatkan kita untuk lebih fokus terhadap prioritas dan tujuan hidup yg sebenarnya di dalam hidup, yaitu bukanlah tentang kesenangan-kesenangan dunia melainkan hal-hal yg kekal.

Dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru kita menark beberapa kesimpulan tentang puasa:
1. Puasa bermanfaat untuk melatih kita untuk lebih sensitif terhadap pimpinan Tuhan.
2. Puasa itu baik untuk persiapan pelayanan.
3. Puasa baik untuk menguasai diri sendiri untuk jangan terlalu serakah terhadap kepuasan dunia tetapi mengingatkan kita akan hal-hal kekal.
4. Puasa itu baik sebagai tanda kepedulian kita terhadap orang lain atau terhadap bangsa dan negara yg sedang mengalami krisis.
5. Puasa itu baik untuk menghargai kenikmatan hidup sebagai berkat Tuhan. Kalau tidak pernah merasakan lapar kita tidak tahu akan artinya berkat lewat penyediaan Allah di dalam kehidupan kita sehari-hari.
6. Puasa itu baik bagi kesehatan.

Beberapa nasihat mengenai puasa:
1. Memang tidak ada perintah khusus bahwa kita harus berpuasa. Tetapi kalau kita sadar bahwa berpuasa itu bermanfaat bagi kerohanian kita, sebaiknya kita harus sering-sering melakukannya.
2. Mat 6:16-18 dan Zak 7, 8 mengingatkan bahwa hendaknya kita mencek motivasi kita yg sebenarnya untuk berpuasa. Puasa bukanlah suatu demonstrasi rohani.
3. Yes 58 mengajarkan jangan sekali-kali memaksa Tuhan untuk mengabulkan permohonan kita dengan berpuasa. Kalau hidup kita selama ini bertentangan dengan Tuhan, Allah tidak akan mengabulkan permohonan kita. Allah akan memberikan kita segala sesuatu sesuai dengan apa yg dipandangNYA baik buat kita menurut waktu dan rencanaNYA.

No comments: