Friday, May 23, 2008

Kasih & Pengampunan (Mat 5:38-48)

38 Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. 39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yg berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yg menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu 40 Dan kepada orang yg hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlan juga jubahmu. 41 Dan siapapun yg memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. 42 Berilah kepada orang yg meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yg mau meminjam dari padamu.43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yg menganiaya kamu. 45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak. Bapamu yg di sorga, yg menerbitkan matahari bagi orang yg jahat dan orang yg baik dan menurunkan hujan bagi orang benar dan orang yg tidak benar. 46 Apabila kamu mengasihi orang orang yg mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yg tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yg di sorga adalah sempurna

Ayat 38-42 merupakan satu alinea, satu pokok pikiran. Ayat 42-48 merupakan alinea baru yg menjawab mengapa kita harus melakukan apa yg dikatakan oleh Yesus dalam ayat 38-42. Ayat 38 mengatakan; "Kamu telah mendengar Firman", ini bisa berarti pengajaran murni dari Alkitab atau pengajaran dari para rabi Yahudi. (Bandingkan Ayat 38 dengan Kel 21:24; Im 24:20; Ul 19:21). Kalau kita membaca : " mata ganti mata, gigi ganti gigi..." kesan yg kita dapat adalah kejam, tidak punya belas kasihan dan pengampunan. Bandingkan dengan sejarah Israel di masa lalu dan sekarang. Ucapan ini ternyata tercermin dalam masyarakat Israel maupun orang-orang Arab sampai zaman sekarang, terjadi balas-membalas yg tiada habisnya.

Kalau kita membaca Firman Tuhan hendaklah kita harus menyelidikinya dengan teliti. Kalau kita simak Keluaran pasal 21 ternyata ini merupakan peraturan-peraturan yg diberikan Tuhan kepada para pemimpin Israel untuk menegakkan keadilan di antara orang-orang Israel supaya tidak terjadi kekacauan , anarki, perang antar suku, dsb. Jadi ini adalah hak dari pemerintah yg menjadi hukum untuk mengatur keadilan bagi suatu bangsa. Roma 13:1-2, 4 mengatakan bahwa pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan kemarahan Allah atas mereka yg berbuat jahat! Jadi sebenarnya yg dimaksud dengan firman "mata ganti mata, dst" adalah peraturan/hukum yg diberikan oleh suatu pemerintah untuk menegakkan keadilan bagi rakyatnya.

Ayat 39 mengatakan supaya kita jangan melawan orang yg berbuat jahat bahkan kalau ditampar pipi kanan hendaklah kita memberikan pipi kiri kita. Sepertinya ayat ini tidak masuk akal. Masakah Allah mengajarkan kita untuk pasrah saja, diam saja ketika berhadapan dengan orang jahat? Yang dimaksud dengan ayat ini bukanlah supaya kita pasrah saja menghadapi kejahatan. Yak 4:7 mengatakan supaya kita tunduk kepada Allah tetapi melawan si Iblis. Ef 6:18 juga mengajarkan supaya kita melawan kejahatan. Jadi yg dimaksud di sini adalah janganlah mendendam karena dijahati oleh orang lain. Janganlah suka membalas perbuatan jahat orang lain. Menampar pipi kanan berarti menampar dengan punggung tangan. Hal ini merupakan penghinaan bagi orang Yahudi. Bahkan ketika kita dihina oleh orang lain janganlah mendendam karena dendam itu tidak baik. Anak Tuhan hendaklah belajar untuk memiliki kasih Kristus, memiliki pengampunan terhadap orang-orang yg bersalah kepada kita. Bukankah Yesus juga mengajar kita untuk berdoa mohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan kita seperti kita juga mengampuni orang-orang yg bersalah kepada kita? (Mat 6:12)

Ayat 40: Pada zaman Yesus, kalau orang yg tidak mampu suka menggadaikan bajunya sebagai jaminan atas hutangnya. Tetapi jarang yg mau menggadaikan jubahnya karena jubah adalah sebuah primer bagi orang Yahudi pada zaman itu. Jubah dipakai untuk melindungi tubuh dari teriknya matahari di siang hari dan melindungi tubuh dari dinginnya angin gurun di malam hari. Arti dari ayat ini adalah untuk mengajar kita belajar untuk mengalah kepada orang lain.

Ayat 41 merupakan suatu kebiasaan yg terjadi pada zaman itu. Biasanya merupakan suatu paksaan yg dilakukan oleh tentara Roma terhadap orang Yahudi untuk melakukan suatu pekerjaan (Bandingkan Mat 27:32). Orang sering melakukan suatu pekerjaan, tindakan karena terpaksa. Setiap orang yg melakukan sesuatu karena terpaksa biasanya menghasilkan hal-hal yg negatif, mematikan kreativitas; tidak ada suka cita, yg ada hanyalah perasa19:18 an tertekan dan kedukaan. Sebaliknya kalau orang yg berpikir positif melakukan apa saja yg semula terpaksa akan menghasilkan hal-hal yg positif untuk dirinya maupun untuk orang lain. Ayat 41-42 ingin mengajarkan kita supaya janganlah memikirkan diri sendiri, hanya mau melakukan hal-hal yg kita sukai saja. Padahal sebenarnya kita juga bisa melayani orang lain meskipun terkadang kita tidak menyukai hal itu. 1 Kor 10:31 mengatakan supaya kalau kita melakukan sesuatu hendaklah itu dilakukan untuk memuliakan Tuhan. Suka atau tidak suka kita harus belajar untuk melayani sesama kita.

Ayat 43 merupakan tafsiran dari para rabi Yahudi padahal aslinya tidak begitu. Imamat 19:18 mengatakan suapay janganlah kita menuntu balas, janganlah dendam dan hendaklah kita mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Ayat 44 yg mengatakan supaya kita mengasihi musuh kita sepertinya tidak realistis. Secara natural kita mengasihi orang yg mengasihi kita dan membenci orang yg tidak kita sukai. Terlebih lagi untuk mengasihi musuh kita. Sulit!!! Tetapi masalahnya Gal 5:23 mengatakan bahwa salah satu dari buah Roh Kudus adalah penguasaan diri. Kalau Roh Kudus ada di dalam diri kita maka seharusnya ada penguasaan diri sedemikian rupa, ada kesadaran untuk belajar mengampuni dan menerimanya. Ayat 44 ini juta mengajarkan kita berdoa untuk orang yg menjadi musuh kita. Mengapa? Allah bukan hanya meminta kita untuk mengampuni orang yg bersalah terhadap kita dan menerimanya. Tetapi selain itu kita juga harus mendoakan dia karena hanya Tuhanlah yg mampu mengubah manusia. Kita percaya Tuhanlah yg menciptakan manusia. Sebagai yg membuat manusia hanya Tuhan yg mampu untuk mengubah dan membentuknya. Hal ini ingin mengingatkan kita untuk selalu menyertai Tuhan dalam segala perbuatan.

Ayat 45-48 ingin mengajarkan kita bahwa anak Tuhan harus serupa dengan Bapaknya. Zaman dulu orang tua sering berpesan supaya hendaklah setiap keturunan menjaga nama baik nenek moyang mereka. Jadi arti sempurna dalam ayat 48 ini bukan berarti kita harus sama seperti Tuhan seratus persen. Yang dimaksud dengan sempuran di sini adalah memiliki kedewasaan penuh, bukan seperti anak-anak lagi tetapi dewasa dalam pemikiran dan tindak tanduk kita. Kasih Tuhan seperti matahari yg bersinar untuk orang baik dan orang jahat. Jadi hendaklah kita jangan suka memilih-milih kalau hendak mengasihi atau melayani.

Kesimpulan:
Lewat perikop ini sebenarnya Firman Tuhan ingin mengajarkan kita untuk bersikap dewasa di dalam hidup. Dewasa, penuh penguasaan diri baik dalam hal melayani, mengasihi atau ketika melakukan apa saja. Perikop ini ingin mengajarkan kita untuk bercermin sudahkah kita bersikap dewasa atau masih kekanak-kanakan? (Bandingkan Ibrani 15:11-14). Sudahkan kita mencerminkan sifat dan karakter Allah di dalam kehidupan kita sehari-hari?

No comments: