Tuesday, May 20, 2008

Jangan bersumpah palsu! (Mat 5:33-37)

33 Kamu telah mendengar pula yg difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. 34Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah. 35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kakiNYAataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar. 36 Janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. 37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yg lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Pertanyaan:
1. Apakah orang Kristen boleh bersumpah?
2. Bagaimana dengan keharusan kita untuk bersumpah menurut hukum? Misalnya dalam pengadilan.
3. Mengapa kita sering bersumpah?

Para rabi Yahudi selalu menekankan pentingnya kebenaran. Menurut mereka dunia berdiri di atas tiga hal, yaitu: keadilan, kebenaran dan kedamaian. Untuk menekankan kebenaran mereka biasanya mengukuhkan perkataan mereka dengan sumpah. Pada zaman Tuhan Yesus ada 2 macam sumpah.
Yang pertama adalah sumpah yg tidak mengikat sehingga mereka bisa ingkar di kemudian hari. Dikatakan tidak mengikat karena sumpah ini tidak melibatkan Tuhan. Karena itu mereka bersumpah demi langit, demi bumi, demi Yerusalem, demi bait Suci dan hal-hal lain yg mereka anggap dapat menanggung atau menjamin kebenaran perkataan mereka.
Sumpah yg kedua adalah sumpah yg mengikat dengan melibatkan nama Tuhan. Jadi mereka bersumpah demi Allah yg hidup, demi Tuhan, dsb. Padahal tidak ada kehidupan di dalam dunia ini yg tidak melibatkan Tuhan. Karena kita percaya Tuhan selalu menyertai kita di dalam setiap aspek kehidupan kita. Karena itu di dalam ayat 34-36, Tuhan menasehati mereka untuk jangan suka berdusta dengan bersumpah demi segala macam. Menurut Tuhan, dengan bersumpah demi apapun semuanya sama, karena Allah mendengar segala apa yg mereka katakan.

Menurut Tuhan Yesus, jadi orang kita harus tegas, jangan plin-plan (ay.37). Kalau ya katakan ya kalau tidak katakan tidak . Selain daripada itu kata-kata kita biasanya selalu timbul dari keragu-raguan, ketidak tulusan dan kejahatan, yaitu berdusta. Jadi orang jangan suka ingkar janji. Kita harus belajar untuk menepati janji dan kata-kata yg kita ucapkan sehingga tanpa bersumpahpun orang-orang akan percaya kepada kita.

Allah sendiri bersumpah (Kej 22:16,17; bdk. Ibr 6:13-18). Kalau begitu mengapa Allah bersumpah? Allah bersumpah bukan untuk memperkuat ucapanNYA supaya dipercaya karena Ia bukannya manusia yg suka berdusta (Bil 23:19). Tetapi Allah bersumpah untuk meneguhkan iman percaya kita yg suka tidak percaya. Yesus sendiri memberi jawab di bawah sumpah untuk mengakui pernyataanNYA bahwa Ia adalah Mesias, Anak Allah (Mat 26:63).

Kita sering bersumpah karena kita berpikir bahwa kata-kata kita yg sederhana sering tidak dipercaya orang. Karena itu kita mencoba untuk meyakinkan kepercayaan orang dengan bersumpah.

Kesimpulan:
Apakah orang Kristen boleh bersumpah?
Kalau kita dihadapkan oleh keadaan seperti pengadilan negara kita wajib tunduk karena memang kita harus taat terhadap aturan pemerintah. Yesus sendiri tidak menolak ketika diriNYA diadili dibawah sumpah (Mat 26:33). Terkadang dalam hal-hal tertentu kita perlu untuk mengambil sumpah seseorang di dalam dunia yg belum menerima Kristus. Lewat perikop ini kita mengerti bahwa kita sebagai orang Kristen jangan suka bersumpah karena itu tidak perlu. Karenanya jadilah orang yg tulus hati, jangan suka berdusta. Jadi orang harus belajar tegas, jangan plin-plan sehingga kita dapat dipercaya orang.

No comments: