Sunday, April 10, 2011

183. Meraih Mujijat - Markus 1:40-45

Saya mengerti bahwa masalah mujijat adalah masalah yg banyak sekali diperdebatkan oleh banyak orang. Di satu sisi mujijat adalah merupakan sesuatu yg tidak bisa ditawar lagi, karena setiap orang pada dasarnya membutuhkan mujijat. Tetapi pada kenyataannya ada sebagian orang yg mulai mengkritik bahwa mujijat sudah tidak terjadi lagi. Tetapi, ada sebagian lagi yg berkata, jangan singgung soal mujijat lagi di gereja. Karena, di luar gereja banyak sekali terjadi mujijat.

Bila hanya gereja yg menyatakan mujijat demi mujijat, maka itu tidak mendidik jemaat untuk menjadi dewasa. Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, saya percaya bahwa iman, kebenaran dan mujijat adalah 3 hal yg tidak dapat dipisahkan. Karena, bila saya hidup dalam kebenaran, maka saya berjalan dalam iman. Dan bila saya hidup dalam kebenaran dan berjalan dalam iman, otomatis saya meraih mujijat. Iman timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan, dan dari iman mendatangkan mujijat dalam hidup kita. Jadi, 3 hal itu adalah sesuatu yg tidak dapat dipisahkan. Apapun yg terjadi dalam hidup saudara, mujijat masih berlangsung. Ada orang bilang bahwa setan juga dapat melakukan mujijat. Tetapi, saya mau ingatkan bahwa mujijat yg setan buat adalah palsunya dari yg Yesus buat. Karena, ingat! Bahwa setan tidak punya sesuatu yg baik. Apapun yg setan buat, sebenarnya setan sedang memalsukan. Karena, di dalam Alkitab dikatakan,"Iblis menyamar sebagai malaikat terang.

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, Allah kita sebenarnya adalah sumber dari segala mujijat. Berarti, bila kita sebagai orang percaya, kita harus bersandar, bergantung dan berharap sepenuhnya kepada Tuhan Yesus bahwa mujijat masih terjadi, itulah sebabnya kita tidak menyerah.

Markus 1:
40Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuanNya, katanya:"Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." 41Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu dan berkata kepadanya:"Aku mau, jadilah engkau tahir." 42Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. 43Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: 44"Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka." 45Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

Kita lihat bahwa Yesus mengadakan pengajaran yg sangat berbeda. Karena, orang-orang Farisi mengajarkannya dengan kata-kata yg indah. Yesus mengajar dengan kuasa dan membuktikannya apa yg Yesus ajar dengan Firman dan mendemonstrasikan Kuasa Allah. Mujijat itu memeteraikan iman, dan memeteraikan kebenaran yg kita terima dari Firman Tuhan. Orang Kusta adalah orang yg menderita, kenapa?
Karena, di satu sisi, orang kusta adalah orang yg sakit. Tetapi, di sisi lain, yaitu secara kejiwaan, orang kusta adalah juga orang yg tertekan. Orang kusta tidak boleh tinggal dengan banyak orang. Karena, pada jaman itu penyakit kusta dianggap sebagai penyakit kutukan.

Mereka tidak diperbolehkan memotong rambut, mereka tidak boleh memakai baju yg baik, tetapi mereka harus memakai baju yg compang-camping. Dan, kemanapun mereka pergi mereka harus menutupi mukanya sambil berteriak,"najis, najis, najis!" Sehingga orang kusta adalah orang yg sangat menderita, karena selain tubuhnya sakit, jiwanyapun tertekan. Orang kusta tidak boleh mendatangi orang biasa. Karena, bila ada orang kusta yg ketahuan mendatangi orang biasa, maka ia akan ditarik ke luar kota dan dilempari batu sampai mati.

Tetapi, kita lihat pada ayat yg ke-4o,Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuanNya, katanya:"Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Yesus bukan hanya menerima kehadirannnya, tetapi Yesus juga menyembuhkannya. Karena, Yesus tahu bahwa bila ada orang lain yg tahu bahwa orang kusta ini menghampirinya, maka ia pasti akan diseret ke luar kota dan dilempari batu sampai mati, taruhannya adalah nyawa. Dari sini kita bisa melihat, apa sebenarnya sumber segala mujijat:

1. Jangan batasi Kuasa Allah
Karena Tuhan, sejauh apa yg kita percaya. Bagaimana bila orang kusta itu banyak berpikir: "Bagaimana yah, kalau Yesus tidak menyembuhkannya?" "Bagaimana yah..kalau Yesus tidak menerimanya?" Inilah yg selalu setan mau bawa, yg selalu mau melemahkan pikiran-pikiran kita. Dan berkata," saya tidak akan disembuhkan, dosa-dosa saya terlalu banyak, keadaan saya terlalu parah. Tetapi Yesus KuasaNYA luar biasa, sehingga waktu kita tidak membatasi Kuasa Allah dan kita beriman dengan iman yg teguh, maka saat itulah kita meraih janji yg teguh.

Karena, yg menarik perhatian saya, biasanya kalau orang sakit datang ke dokter, biasanya dokter bertanya dengan 2 pertanyaan:
1. Seberapa parah sakit/penyakitnya?
2. Sudah berapa lama sakitnya?
Karena, sakit yg baru terjadi tadi siang, kemaren malam dan 3 bulan yg lalu, cara pengobatannya berbeda. Tetapi, Yesus tidak dibatasi 2 pertanyaan di atas. Yesus tidak tertarik dengan seberapa parah penyakitmu dan sudah berapa lama sakitmu?Yang Yesus tekankan adalah bila engkau percaya, maka engkau akan melihat kemuliaan Allah, jadi kita perlu imani dan percaya.

Janganlah terlalu percaya dengan keadaan,.."Oh..suami saya terlalu keras!" Atau..."Oh..kata dokter sudah tidak bisa disembuhkan!"...atau.."oh..penyakit saya sudah terlalu parah!" Atau "oh..masa silam saya terlalu gelap!" Atau.."dokter bilang bahwa saya mandul!" Tetapi sekali lagi saya tekankan, jangan batasi Kuasa Allah, keadaan boleh seburuk apapun, tetapi percaya bahwa Allah saya akan mengerjakan mujijatNYA dengan luar biasa, meskipun keadaan kita sesukar apapun.

2. Merendahkan diri dan sungguh-sungguh memohon kepada Tuhan
Kita lihat di ayat yg ke-40 "....dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuanNya, katanya:"Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, orang yg berlutut dan memohon, pada jaman itu sebenarnya ia merendahkan diri lebih daripada seorang hamba. Kadang kala pada saat kita berdoa dan memohon, sering kali kita memaksa Tuhan, sehingga seringkali doa kita tidak terkabul, sering kali kita marah,"kenapa Tuhan tidak buat mujijat?"

Nah, inilah seringkali kita tidak merendahkan diri kita. Merendahkan diri adalah berlutut dan memohon, meletakkan segala keegoan kita, meletakkan segala kepantasan kita. Kita berkata,"Tuhan, saya mau hanya bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, tanpa Tuhan saya tidak bisa buat apa-apa, jadi sekali lagi, kita datang dengan merendahkan diri dan memohon.

3. Mempraktekan apa yg kita mengerti
Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, orang Kusta ini mengerti bahwa Tuhan Yesus bisa mengerjakan mujijat. Ia mulai praktekan apa yg ia mengerti, dengan berkata,"Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Tetapi, seringkali apa yg kita mengerti, kita tidak praktekan. Iman tanpa perbuatan, pada hakekatnya mati. Jadi, apa yg kita sudah dengar dan mengerti mengenai Firman Tuhan, kita mulai praktekan. Kita berjalan dengan teguh dan bersandar pada janji Allah.

Doa:
Di dalam Nama Yesus, apapun mujijat yg kita butuhkan, dengan iman dan keteguhan akan janji Allah, kita boleh meraihnya. Karena hari ini adalah mujijat dan kemenangan. Terima kasih Bapa, di dalam Nama Yesus kami berdoa, amin!

No comments: