Friday, October 10, 2008

Panggilan Allah (Matius 9:9-13)

9Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yg bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. 10Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-muridNya. 11Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" 12 Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yg memerlukan tabib, tetapi orang sakit. 13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti Firman ini: Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Kalau kita lihat dari Firman Tuhan di atas, Matius adalah seorang pemungut cukai. Sebuah pekerjaan yg tidak ada hubungannya dengan pelayanan, tetapi apa yg terjadi? Yesus memanggil Matius. Sama sekali ini bukan karena kelebihannya atau kemampuan seseorang memungut cukai dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan pelayanan. Sehingga kalau sering kali kita berpikir, kenapa Yesus memanggil seorang pemungut cukai? Apakah tidak ada lagi orang yg baik pada saat itu? Mungkin ada yg berpikir, bila Yesus memanggil orang Farisi yg dirubah hatinya mungkin akan jauh lebih baik. Seandainya Yesus memanggil para ahli taurat dan dirubah hatinya, mungkin mereka akan mampu melaksanakan tugas pelayanan yg lebih hebat lagi. Tetapi, justru yg Yesus panggil adalah Matius. Kenapa?

Kita akan pelajari tentang langkah-langkah panggilan dari hidup seseorang. Sehingga kita bisa mengerti ketika Allah memanggil kita, kita dapat hidup di dalam panggilan Allah ini, sama seperti ketika Matius menerima panggilan itu, langkah-langkah tersebut yg perlu dijalani:

1. Ia harus mendengar panggilan itu
Ayat 9 dikatakan Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yg bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Yang menarik di sini Matius tidak banyak bertanya, nanti aku ikut Yesus mau ngapain? Berapa banyak penghasilan yg akan saya peroleh? Seperti banyak orang sekarang yg hanya berputar-putar dengan fasilitas hidup dan sering bertanya, nanti kalau saya jadi hamba Tuhan penghasilannya berapa ya? Hidup untuk Tuhan, nanti bagaimana yah? Kalau saya sumbang gereja, kalau saya bantu pekerjaan Tuhan, nanti kira-kira ada untung engga ya buat saya?

Seorang yg bisa hidup dalam panggilan Kristus, adalah seorang yg hidup dalam panggilan Allah dan mau mendengar suara panggilan Allah. Matius mendengar suara panggilan Kristus, ketika Yesus berkata "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius, lalu mengikut Dia.
Persoalan dengan kita adalah kita sering kali berbantah-bantah dengan Tuhan. Ya, saya mau ikut Tuhan, tapi bagaimana dengan keadaan saya? Saya mau ikut Engkau, tapi bagaimana dengan keadaan sekarang ini?
Waktu Yesus memanggil seseorang, Tuhan tahu siapa yg dia panggil. Ketika Musa dipanggil Tuhan ia berkata "Jangan Aku Tuhan". Begitu pula dengan Nabi Yeremia ketika ia dipanggil, "Aku masih muda Tuhan!". Begitu pula dengan kita yg seringkali kita membatasi diri dengan segala kelemahan dan kekurangan kita. Nabi Yesaya berkata "Aku ini dari bangsa yg najis bibir." Jadi intinya ayat-ayat yg kita baca di atas adalah kita harus mau untuk mendengar suara dari panggilan Tuhan.

Ada banyak orang yg tidak dapat mendengar suara panggilan Allah. Dan banyak juga orang yg cenderung mendengar panggilan dunia & kekayaan dunia. Panggilan-panggilan dan tawaran keglamoran dunia ini, tawaran2 kesenangan dunia ini dan kebebasan seksual. Panggilan seperti inilah yg akan terus menyeret hidup seseorang, sehingga ketika ia mau menerima panggilan dan berjanji untuk ikut Tuhan, ia selalu terpeleset. Hari ini Yesus memangil kita semua, Ia selalu mengetuk hati kita dan berkata "Anaku, Aku ini mengasihi engkau. Yesus berkata "mari datanglah dan mendekat." Yesus berkata Mari semua yg letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan bagimu. Haleluya!"
Jadi, ciri pertama seseorang yg menerima panggilan Tuhan, adalah seseorang yg mau mendengar suara dari panggilan Tuhan."

2. Mau meninggalkan sesuatu.
Masih pada ayat yg ke 9 Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. Waktu Matius dipanggil oleh Tuhan, dia bukanlah seorang penganggur, Matius adalah seorang yg memiliki jabatan, yaitu sebagai pemungut cukai. Waktu Kristus memanggil dia, dia tidak berkata "Baik Tuhan, saya akan punya waktu, setelah saya menyelesaikan tugas saya sebagai seorang pemungut cukai atau berkata lagi "Setelah ada sisa waktu dan tidak menganggu waktu istirahat saya, baru saya akan coba untuk melayani Tuhan. Matius tidak memiliki kompromi, tapi dia rela dan mau tanpa jaminan apa-apa untuk meninggalkannya.

Hal ini sama dengan kita. Kita mau tetap ikut Yesus, tapi di lain sisi masih tetap melakukan kesenangan dunia. Kita tetap mau ikut Yesus, tapi kita tetap mau mengikuti sifat dan karakter kita. Kita engga mau dibentuk oleh Tuhan, kita engga mau dibersihkan oleh Tuhan. Kita engga mau meninggalkan kebiasan-kebiasaan kita. Mau ikut Tuhan, tapi pada saat yg bersamaan kita mau juga dengan segala kesenangan dan mengikuti keinginan daging di dalam hidup kita. Kadang kala seorang yg mengasihi Kristus, Ia harus rela untuk meninggalkan sahabatnya, kehilangan orang-orang yg terdekat dengan dia. Mungkin, banyak dari orang-orang itu yg mulai mengejek dan meninggalkan dia.

Kadang kala pada saat kita mengikut Yesus harus ada sesuatu yg kita tinggalkan. Kita harus rela untuk meninggalkan kebiasaan buruk kita, ataupun cara trik-trik kita yg suka menipu, kebiasaan korupsi dan kolusi, ataupun hal-hal yg tidak sepantasnya kita lakukan sebagai orang Kristen. Kita harus berani untuk meninggalkan sesuatu dan berkata " Tuhan, mulai hari ini aku akan mengikuti Engkau."
Zakeus pernah berkata " Tuhan, jika ada orang yg kuperdayakan, artinya jika ada orang yg aku korupsikan, jika ada orang yg aku kolusikan, atau diperlakukan secara tidak adil." Apa yg terjadi? Hartanya akan aku kembalikan empat kali lipat. Inilah prinsip dari seseorang, atau orang yg hidup dalam panggilan Allah, adalah berani untuk meninggalkan sesuatu. Orang-orang menerima panggilan Allah adalah bukan orang-orang yg sempurna, tapi merupakan orang2 yg berani meninggalkan sesuatu karena Kristus.

3. Siap menghadapi kritik
Ayat yg ke 11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Kita lihat di sini, Matius sudah rela untuk meninggalkan sesuatu, rela untuk kehilangan sesuatu, rela untuk kehilangan segala-galanya bagi Kristus, tapi apa yg terjadi? Waktu Orang Farisi melihat Kristus, orang2 Farisi masih mengkritik Matius dan bertanya ""Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"

Siap untuk menghadapi kritik, berarti rela berkorban untuk Tuhan. Walaupun kita sudah kehilangan sesuatu dan segala-galanya untuk melayani Tuhan, Ingat! Masih saja ada orang yg mengkritik. Kadang kala yg mengkritik itu adalah orang yg lebih rohani dan lebih dewasa dalam Tuhan. Tapi Ingat, bahwa seseorang yg mau hidup dalam panggilan Allah, adalah seorang yg siap untuk menghadapi kritik.

4. Harus tetap bertahan
Jelas sekali Yesus berkata pada ayat 13, Yang Aku kehendaki adalah belas kasihan dan bukan persembahan. Karena Aku datang bukan untuk memangil orang benar, melainkan orang yg berdosa. Berarti, orang yg hidup dalam panggilan Allah, adalah orang yg mau dan tetap bertahan, dan pada saatnya Allah akan membela. Yang perlu kita buat saat ini adalah tetap bertahan dan tetap bertahan. Karena ingat pada saatnya Allah akan membela kita. Jangan lemah, karena kelemahan akan membawa kita pada kehancuran, tetapi kekuatan di dalam Tuhan, yg akan kita lihat nanti adalah kemenangan dan pembelaan!

No comments: