Saturday, April 12, 2008

"Berbahagialah orang yg dianiaya oleh sebab kebenaran....."Mat 5:10-12

"Berbahagialah orang yg dianiaya oleh sebab kebenaran karena mereka yg empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yg jahat. Bersuka citalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi sebelum kamu" (Mat 5:10-12)

Tiga ayat yg baru saja kita baca di atas merupakan satu rangkaian kalimat yg tidak boleh
dipisahkan, karena mereka mengandung satu pengertian yaitu tentang kesiap-sediaan murid Yesus untuk menghadapi aniaya selain membawa damai. Di sini Tuhan ingin memberikan suatu nasihat, suatu petunjuk tentang kepastian akan apa yg terjadi bila seseorang memilih untuk mengikut Dia! Ada banyak hal yg harus kita hadapi sebagai tantangan terhadap iman kristen kita.

Berikut ada beberapa contoh yg dapat kita diskusikan bersama-sama:
1. Seorang tukang batu kristen ditawari pekerjaan untuk membangun rumah berhala, di tengah-tengah kesulitan untuk mencari pekerjaan, haruskah ia menolak tawaran pekerjaan ini?
2. Bolehkah kita menerima tawaran bekerja di kasino, night-club, panti pijat, dsb?

Kalau kita melihat ayat kesepuluh dalam Mat 5 ini, kita akan dapat melihat arti yg paralel dengan ayat 3 dan 6. "Berbahagialah orang yg miskin di hadapan Allah karena merekalah yg memiliki Kerajaan Allah" (ayat 3). "Berbahagialah orang yg lapar dan haus akan kebenaran karena mereka akan dipuaskan" (ayat 6). "Berbahagialah orang yg dianiaya oleh sebab kebenaran dan beriman kepada Kristus karena merekalah yg memiliki Kerajaan Allah" (ayat 10).

Kita telah membahas tentang arti orang yg miskin di hadapan Allah, yaitu orang yg secara sadar di hadapan Allah dirinya bukan siapa-siapa dan tidak punya apa-apa untuk dibanggakan, sehingga ia selalu berharap kepada Allah, bergantung kepada Tuhan, hatinya berpaut kepada Allah sehingga ialah yg mewarisi Kerajaan Allah. Kalau berbicara tentang kebenaran sering kita definisikan kebenaran ini sebagai apa yg tahu dan yg kita pikir benar, padahal apa yg kita pikir benar belum tentu benar. Apa yg kita tahu benar padahal seringkali tidak benar, sehingga ketika kita mengambil suatu keputusan seringkali kita melakukan kesalahan.

Yang dimaksud dengan kebenaran selalu dikaitkan dengan kebenaran Tuhan, karena Tuhan tidak pernah salah. Kalau kita mempunyai suatu hubungan yg harmonis dengan Tuhan, hidup dekat dengan Tuhan sumber kebenaran, otomatis kita akan sadar dan taat untuk melakukan apa yg diinginkan oleh Tuhan menurut FirmanNya. Hasil yg diperoleh melalui ini adalah kebenaran, Jadi apakah selama ini kita sudah mengerti tentang kebenaran? Apakah kita mau menjadi orang benar? Apakah kita mau menjadi orang yg memegang prinsip kebenaran?

Pada zaman sekarang kita hampir tidak bisa membedakan yg mana Kristen yg mana bukan. Sepertinya sama saja, karena banyak orang Kristen tetapi tidak punya prinsip kebenaran, hidupnya selalu penuh dengan kompromi. Ketika kita menghadapi tantangan hidup kita mudah mundur. Gereja juga demikian, belum lagi mengalami penganiayaan dan hinaan, tetapi lebih suka menghina diri sendiri. Pada tahun 1999, ketika terjadi beberapa serangan dan isu-isu yg berupa ancaman terhadap gereja-gereja di Jakarta, banyak gereja yg ketakutan. Mereka menurunkan papan nama gereja, mematikan lampu gereja bahkan ada yg menurunkan salib yg telah tergantung dengan gagahnya selama beberapa puluh tahun di gereja tersebut. Apa komentar anda?

Berikut ada 2 komentar yg paling banyak dilontarkan oleh sekelompok hamba Tuhan:
1. Lebih baik gereja diserbu/dihancurkan daripada dihina
2. Ah, sayang kalau gereja sampai hancur. Kita telah berpayah-payah membangunnya dengan memakai biaya yg mahal. Lagipula kalau tidak mengambil tindakan pencegahan (seperti di atas), jemaat bisa teraniaya? Andaikata ada isu serangan/ancaman terhadap gereja-gereja di kota anda, apakah anda akan tetap beribadah seperti biasa?

"Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi sebelum kamu" (ay. 13)

Apa maksudnya di sini bersuka cita dan bergembiralah ketika mengalami penganiayaan? Apakah kita menari-nari, tertawa, tepuk tangan? Gila kali ya? Ini bukan yg dimaksud oleh Tuhan. Ketika kita mengalami penganiayaan, Tuhan ingin menghibur kita supaya jangan bersedih dan putus asa. Tetapi hendaklah kita menerima penganiayaan ini dengan ketabahan, dengan hati yg terbuka dan mengerti sebab apa yg kita alami oleh karena mempertahankan injil juga dialami oleh para nabi. Dengan mempertahankan kebenaran, kita rela menderita aniaya karena kita menerima upah yg besar di surga. Upah di sini bukan berarti upah seperti yg dibayar oleh majikan kepada pegawainya. Tetapi upah yg dimaksud ialah suatu anugrah, suatu kepuasaan, suatu kapasitas yg lebih besar untuk menikmati dan melayani Allah. Upah ini adalah suatu karunia perkenan Allah yg diberikan kepada mereka yg telah hidup dari anugrahNYA sampai kepada akhirnya (Mat 5:6)

Penganiayaan yg kita terima karena iman kita kepada Kristus, karena mempertahankan kebenaran merupakan bukti bahwa kita adalah murid-murid Yesus yg sejati, merupakan tanda keaslian, bukti jati diri kekristenan kita seperti yg dibuktikan oleh para nabi-nabi sebelum kita yg dianiaya karena mempertahankan iman mereka!

Mat 5:10-12 merupakan penutup atau klimaks dari 8 ucapan berbahagia yg diajarkan oleh Yesus. Ketika kita memperhatikan ayat 3-10, Tuhan selalu menggunakan kata ganti orang ketiga (mereka) ketika Ia mengajar sesuai dengan aturan orang-orang Ibrani (Mazmur 1:1-2; 32:1-2; 119:1-3). Tetapi di dalam ayat 11-12, Yesus merubah dengan menggunakan kata ganti orang kedua (kamu) sebagai suatu sapaan dan perkataan yg langsung dari Yesus sebagai Mesias, Juru Selamat yg ditujukan kepada semua orang yg mendengarnya. Apa yg diajarkan oleh Yesus bukanlah merupakan suatu peraturan, tetapi merupakan perintah, suatu hal yg serius. Karena setiap orang Kristen bukan hanya harus miskin di hadapan Allah, harus lemah lembut, haus akan kebenaran, suci hatinya, pembawa damai, tetapi juga harus siap sedia menghadapi tantangan terhadap iman kristen mereka. Kemurnian iman dan kesetiaan seseorang diuji ketika ia menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidup yg menyebabkan ia harus memilih, tetap ikut Yesus atau mengikut dunia.

Ketika menghadapi ujian terhadap iman kita hendaklah kita mengingat 1 Kor 10-13 yg mengatakan; "Tuhan tidak akan mengijinkan kita menghadapi percobaan yg melebihi kemampuan kita". 1 Pet 1:6-9 juga mengatakan bahwa percobaan itu perlu untuk memurnikan iman kita supaya kita bertumbuh semakin dewasa.

No comments: