Monday, March 12, 2012

203. Beriman di tengah keputusan yg sulit - Markus 5:21-24, 35-43

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, ketika keadaan senang, baik dan mendukung, mudah buat kita untuk beriman. Tetapi, tahukah saudara, bahwa salah 1 point yg berat untuk beriman, ketika kita harus ambil keputusan yg sulit. Kita lihat di Markus 5:
21Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, 22datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya23dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." 24Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.
35Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" 36Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!"37Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. 38Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. 39Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" 40Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. 41Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum,"yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" 42Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. 43Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.

Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, saudara bisa bayangkan bahwa Yairus sedang berada di tengah kesulitan besar. Kenapa dia ada di tengah keputusan yg sulit? Karena, saat itu anaknya perempuan yg baru berumur 12 tahun sedang sakit keras dan hampir mati. Naluri ke-BapaanNYA akan berkata begini,"Biarlah kalau dia mati, dia mati di tangan saya." Itu adalah naluri seorang Bapa. Tetapi, naluri sebagai orang percaya,"aku akan mencari Yesus kemana saja sampai saya dapatkan, karena buat Yesus tidak ada perkara yg mustahil!"

Dia berada di tengah keputusan yg sulit, karena menurut kejiwaan, saya sangat sedih karena saya tidak dapat bersama dengan anak saya, saya hanya akan merasa puas sampai melihat anak ini mati dan menghembuskan nafas terakhirnya. Tetapi secara rohani, apa artinya? Karena saya tidak bisa menolongnya. Dan hanya Yesuslah yg merupakan satu-satunya jalan keluar. Dan saya percaya bahwa orang banyak mendukung keputusan yg pertama,"Janganlah kamu tinggalkan anak ini lama-lama, nanti kalau ada apa-apa, kamu pasti menyesal!"

Tetapi akhirnya Yairus mengambil keputusan yang sangat tidak familiar, ia mungkin tidak disukai orang, kita pasti berpikir, apa yg akan dipikirkan oleh istri Yairus, orang-orang banyak. Mungkin mereka berpikir,"beriman sih...beriman...tetapi jangan nekat seperti ini dong! Tetapi, di tengah situasi yg membingungkan, Yairus terus berjalan mencari Yesus. Ketika Yairus berbicara dengan Yesus, ada seorang wanita yg sakit dan menarik jubah Yesus, kemudian wanita itu sembuh.

Setelah kejadian itu, saudara Yairus berkata,"anakmu sudah mati, buat apa engkau susahkan guru!" Dan saya percaya ketika Yairus mendengar suara itu, saya yakin air matanya mengalir dan menangis! Kalimat itu bukan hanya mengabarkan bahwa anaknya mati, tetapi kalimat tersebut ada berbau tuduhan,"keputusanmu salah....kenapa engkau sebagai Bapa tidak bertanggung jawab!" Imanmu gagal, anakmu bukan semakin baik, tetapi ia mati! Tetapi Yesus dengan tenang menatap Yairus dan berkata,"Jangan takut, percaya saja!" Ada pelajaran yg menarik dari peristiwa tersebut:

1. Iman kita seringkali membawa kita pada posisi pilihan yg sulit
Iman seringkali membuat kita ambil keputusan yg sulit. Apakah saya harus tinggalkan pacar saya yg belum kenal Tuhan? Atau saya harus tetap bersama dia, karena saya sangat mencintai dia. Iman dapat berkata apapun yg terjadi,saya tetap berkata,"tidak!" Dengan iman saya dapat berkata,"saya tinggalkan kebiasaan saya merokok yg sudah 12 tahun, karena itu menghancurkan tubuh saya yg adalah merupakan bait Allah!"

Walaupun temen saya ajak saya ke tempat judi, night club, diskotik. Tetapi karena saya cintai istri dan keluarga saya, saya tinggalkan semuanya itu. Iman, seringkali bawa saya pada posisi pilihan yg sulit. Pada saat saya tergoda untuk menggelapkan keuangan perusahaan, saya harus mengambil pilihan bahwa dengan iman, saya harus berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan. Disakiti orang, secara naluri saya mau pukul orang itu, tetapi karena saya orang beriman, saya harus ambil keputusan untuk mengalah, tetapi tetap memberkati dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.

2. Iman seringkali diuji dengan berita-berita dan fakta-fakta yg masuk akal
Ketika Yairus mendengar "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" Ini adalah berita dan fakta yg masuk akal, dan memang terjadi, tetapi tetaplah beriman dan berani menghadapi situasi seperti itu. Di kala dokter berkata,"penyakitmu tidak dapat disembuhkan!"

Mungkin saudara sudah berdoa dan berpuasa, dan kesembuhan belum terjadi. Jawaban saya sederhana bahwa dalam iman kita harus tetap setia, bertahan, sampai janji Tuhan dapat kita lihat tergenapi. Meskipun berita-berita tidak masuk akal, tetaplah percaya bahwa Tuhan saya adalah setia dan adil.

3. Iman kita harus stabil
Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" Air mata boleh mengalir, tetapi langkah kita haruslah terus berjalan. Hati kita boleh kecewa dan gelisah, dan secara manusia kita boleh berkata,"Tuhan, saya engga tahan lagi!" Tetapi, kaki kita haruslah tetap berjalan terus. Iman kita harus tetap menyala dan berkata,"sekali saya mengiring Yesus, saya tetap akan mengiring Yesus, saya tidak akan mundur...saya tidak akan mundur! Karena, Tuhanlah yg selalu akan menyertai saya!

Walaupun hari ini air mata saya mengalir, tetapi saya percaya bahwa harinya akan tiba bahwa saya akan melompat dan bersorak, Tuhan saya ajaib dan luar biasa, yg mengerjakan kemenangan-kemenangan besar!

Doa:
Bapa, kami berdoa untuk kami semua yg sedang berbeban berat dan menghadapi masalah, maupun tantangan-tantangan hidup dan harus mengambil keputusan yg sulit dalam hidup mereka, hamba percaya bahwa bagi Allah tidak ada perkara yg mustahil, di dalam Nama Yesus, Tuhan jamah, yg sakit engkau sembuhkan, yg lemah engkau kuatkan, yg sedang ambil keputusan, engkau tuntun, sehingga kami dapat mengambil keputusan yg benar. Di dalam Nama Yesus, kami berdoa, amin!

No comments: