Sunday, October 10, 2010

159. Tidak mau mengakui - Matius 26:17-25

Hari Raya roti tidak beragi pada jaman Yesus, yang jatuh pada hari Jumat (Jumat Agung) adalah hari dimana anak-anak Sulung dari bangsa Mesir mati semua (tulah ke-10), sedangkan anak laki-laki dari bangsa Israel bebas dari kematian di tanah Mesir, karena rumah dari bangsa Israel ditandai dengan darah di pintunya, sehingga anak-anak mereka diselamatkan. Dan pada hari minggunya (Hari Paskah), adalah hari di mana bangsa Israel keluar dari tanah Mesir/perbudakan, sehingga Paskah mereka rayakan dengan suka cita dan sorak sorai. Kita baca di Matius 26:
17Pada hari pertama dari hari raya Roti tidak beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata:"Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagimu?" 18Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-KU hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku."19Lalu murid-muridNYa melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. 20Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. 21Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata:"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." 22Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" 23Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. 24Anak manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." 25Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, hari ini pelajaran penting yg bisa saya simak dari bacaan ayat-ayat di atas adalah mengenai tidak mau mengakui kesalahan. Karena, Yesus sendiri menyatakan kesalahan murid-muridNya, Ia berkata:"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Nah, seharusnya murid-muridNya bukan masing-masing menuding yg lain, jangan-jangan dia. Tetapi seharusnya murid-murid Yesus masing-masing mengoreksi dirinya sendiri.

Bukannya mereka masing-masing ingin menonjolkan dirinya dan berkata,"bukan kami, tetapi yg lain." Tetapi, seharusnya mereka berkata,"Yesus adalah guru yg luar biasa buat kita, siapa sih diantara kita, seharusnya mereka sharing bersama-sama." Tetapi mereka membela diri dan berkata,"bukan kami, malah mungkin saja mereka berkata, "Guru, kali ini mungkin nubuatmu salah, pandanganMU keliru!"

Nah, dunia kita adalah dunia yg seperti ini, dunia yg tidak mau mengakui kesalahan. Kalau kita lihat, keributan rumah tangga semakin besar. Suami mulai benci istrinya dan istri mulai benci suaminya. Kebencian demi kebencian mulai dipupuk di dalam keluarga. Orang tua benci dengan anaknya. Anak dendam kepada orang tuanya. Dunia ini adalah dunia yg egois dan setiap orang merasa bahwa dirinyalah yg paling benar, dia tidak mau mengakui kesalahannya, apalagi sampai meminta maaf. Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, dari ayat-ayat bacaan di atas kita dapat mempelajari hal-hal yg menarik:

1. Tidak mau mengakui kesalahan akan membawa kita ke dalam kesalahan yg lebih besar
Tahukah saudara bahwa dengan kita mengakui kesalahan dan kelemahan kita, justru kita mendapat teguran, justru kita mendapat nasehat. Bila kesalahan kita besar, kita justru mendapatkan hukuman. Dan mengingatkan akan bahayanya kesalahan/kelemahan tersebut. Sehingga otomatis kita berubah, diproses dan dibentuk. Sehingga akhirnya kita menjadi lebih indah, lebih baik, lebih bertanggung jawab. Sehingga akhirnya kita akan terhindar dari kesalahan yg lebih besar.

Jika saja seorang suami mau mengakui kesalahannya, istri mau mengakui kesalahannya, jika engkau pemimpin, pelayan Tuhan bukan berarti engkau tidak pernah berbuat salah. Daudpun pernah berbuat salah. Tetapi ketika Ia ditegur oleh Nabi Nathan, Daud langsung mengakui aku telah berbuat salah. Ingatlah, cerita tentang anak bungsu itu. Kenapa ia bisa balik, diberkati dan bisa melihat kembali berkat-berkat Allah yg luar biasa. Jawabannya sederhana,"Aku telah berdosa kepada Sorga dan kepada Bapa."

Dengan mengakui kesalah kita, kita terhindar dari kesalahan yg lebih besar. Selama anak bungsu itu tidak mau mengakui kesalahannya, ia jatuh ke dalam dosa yg lebih besar. Sampai akhirnya ia terdampar di kandang babi, makan makanan babi, dengan profesi sebagai tukang jaga babi. Tetapi, saat dia mengakui kesalahannya, dari tukang jaga babi yg tinggal di kandang babi dengan makan makanan babi ini, diangkatnya ia kembali dan dibuat pesta yg besar.

2. Dengan tidak mau mengakui kesalahan kita akan menutup perubahan dalam diri kita
Dengan mau mengakui kesalahan dan kelemahan kita, otomatis kita mudah berubah. Seandainya saja murid-murid mau sharing, maka tidak akan dijumpai kesalahan pada Yudas. Yudas akan dinasehati oleh murid-murid yg lain, Yudas akan hancur hati, Yudas akan mengakui kesalahannya dan ia akan bertobat. Saudaraku, setiap dari kita bisa salah. Hanya pertanyaannya, bukan bisa atau tidak bisa salah. Tetapi pertanyaannya, adalah: mau berubah atau tidak berubah? Oleh karena itu sebagai istri atau suami kalau berbuat salah, bersedia untuk minta maaf, dan berjanji untuk berubah.

Berilah suami/istri kesempatan untuk berubah. Janganlah ia yg sudah mau berubah, terus diingatkan kembali,"Dasar laki-laki mata keranjang, kamu memang engga bisa berubah!" Nah, kalau terus dikatakan bahwa ia tidak bisa berubah, maka perkataan itu akan masuk ke dalam pikiran bahwa ia tidak bisa berubah. Suami juga jangan berbuat seperti itu, bila istrimu sudah mengakui kesalahannya, terimalah dia apa adanya. Orang tua juga sama, jika anak-anakmu berjanji untuk berubah, terimalah dia apa adanya. Karena, selama ia mengakui kesalahannya, dan berjanji untuk berubah, Tuhan akan menolong.

3. Jika kita tidak mau mengakui kesalahan, maka akan menutup pintu Anugrah bagi kita
Dengan lain kata, bila saya mau mengakui kesalahan, Allah akan mencurahkan anugrahnya buat saya. Allah hanya menunggu kita untuk mengakui kesalahan kita. Oleh karena itu 1 Yohanes 1:9 berkata,"Allah itu setia dan adil." Berarti, bila kita mau mengakui kesalahan kita, Allah kita mau bela kita. Tuhan mau terima kita dan mengampuni dosa kita. Tuhan hanya menunggu kita datang kepadaNYA, minta ampun, mengakui kesalahan kita, bereskan persoalan kita dan Allah yg merupakan sumber segala berkat yg akan memberkati hidup kita.

Doa:
Bapa, di dalam Nama Yesus, hamba berdoa untuk setiap dari kami sekalian, ajarlah kami untuk mau mengakui kesalahan kami, sehingga Anugrah Allah tetap terbuka, kami siap agar hidup kami berubah, terima kasih untuk berkat dan kasihMU, karena Engkau adalah Allah yg tidak pernah gagal, kami terima kemenangan dan AnugrahMU, amin!

No comments: