Wednesday, June 29, 2011

Angels

Angels

"Are not all angels ministering spirits sent to serve those who will inherit salvation?"
Hebrews 1:14, NIV

Do we believe in Angels? I was at the departure gate at Luton airport waiting for my flight to Sweden with a team from Pierrepont. I had my boarding card and my passport in my hand, when my mobile phone rang. I walked away to a glass wall of the lounge to take the call. Suddenly I managed to drop my passport down the tiny groove between two pieces of plate glass. It fell down several feet. We could see it but could not get to it! I went to a lady at the desk and told her of my predicament. She told me that it was not possible to board the plane without a passport. The flight was now being called. I looked in horror at the impossibility of the situation. The team came over and prayed. An elderly lady on the team asked Jesus to send a ministering angel to retrieve my passport supernaturally. I found it difficult to say amen!

The team now needed to board the flight and my secretary and I decided to stay behind. What else could we do? Then a lady came to us with a roll of sticky tape that is used at the check-in desk for luggage. She lowered the tape in between the two panes of glass and got hold of my passport. But suddenly it dropped again with the spine facing up! She lowered the sticky tape a second time, managed to stick it to the passport, and to my amazement retrieved the passport by lifting it up several feet and handed it to me.

The flight was now closing. I went to thank the lady as we ran to the gate but she had disappeared. I said to the lady on the desk, “Would you thank your member of staff for helping me?” and she said, “Who do you mean?” Well, I explained, and she said, “We do not have such a member of staff here!” We ran to the plane just as the ladder was being taken away and the door was closing. They allowed us to board. Everyone on the plane clapped us as they had been aware of our predicament. I told the elderly lady on the team, “I think it was an angel!” “Absolutely!” she replied. God answered our prayers!

How many times do you think that angels have been involved in your life to bring you protection and help?

Maybe when we get to glory and see the video tape ‘re-run’ we will be utterly amazed to realise just how much angels have intervened.

When Jesus was being arrested in the garden He said (Matthew 26:53) ”Do you think I cannot call on my Father, and He will at once put at my disposal more than twelve legions of angels?” Maybe we should ask more often for the Father to release angels to help us in times of trouble.


Today's Writer : Jill Southern-Jones Jill Southern-Jones was a successful business woman before becoming the Director of Ellel Pierrepont, home of the Luke Nine Eleven Training Programme (NETS). People from all over the world come for 5 – 10 months and learn to teach and minister on NETS. Jill’s book on Sex: God’s Truth is an essential guide to the restoration of Godly order in sexual relationships.

Monday, June 27, 2011

Not spiritual balance but God`s order!

Not spiritual balance but God`s order!

"Submit yourselves therefore to God. Resist the devil, and he will flee from you."
James 4:7, KJ

I was recently participating in teaching a weekend course looking at the possible dangers, from a spiritual point of view, of the many alternative or complementary treatments on offer today. A considerable number of these describe the procedures as holistic in their approach to healing. This word holistic usually means that the therapy is intended to meet the needs of the whole body, including the spiritual dimension of our being.

As we were looking at the procedures and claims of these treatments and comparing them with how the Bible describes God`s pathway to healing, we became increasingly aware of just how many of the alternative therapies frequently assert the need for restoring balance to the energy or spiritual patterns within the body, in order to bring harmony and wellbeing. It was also very noticeable that none of the therapies mentioned the problem of sin.

After the course, when I returned home, I went for a walk through the town where I live and I was astonished when I noticed a new sign with the headline BODY BALANCE on the window of a shop shortly to be opened, offering a particular alternative therapy for the cure of various disorders. It seemed that the Lord was further emphasising the significance of this deception of biblical truth.

The word of God does not tell us that restoration comes from finding balance in our spirit, soul and body but by establishing God`s order within our being through submission to Jesus, confessing how we have been out of line with God, and letting Him bring spiritual, emotional and physical healing as we walk under the direction of the Holy Spirit.

Prayer: Lord Jesus, when we`re in need of spiritual restoration You`re the only safe solution. Help us to be alert to the enemy`s enticements to put our bodies into the wrong hands in trying to find the healing that can only truly come from You. Amen.

Today's Writer : David Cross David Cross is now the Western Europe Director of Ellel Ministries. He trained as an engineer, built bridges in Hong Kong and ran a ski school in Scotland before he and his wife Denise joined Ellel Ministries in 1993. His recent books on Soul-Ties and Covering are already best-sellers.

Sunday, June 26, 2011

194. Yesus mengajar - Markus 4:1-3

Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga IA naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu. 2Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajarannya itu Ia berkata kepada mereka:3"Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.

Nah, yang menarik perhatian saya adalah: di dalam pelayanan Yesus, Yesus lebih sering dipanggil guru daripada sebagai:penyembuh atau Tuhan. Yesus lebih seringkali dipanggil sebagai guru atau apapun yg lebih pantas dikenakan olehNYA. Berarti, konsekuensi tingkat pengajarannya jauh lebih luas, jauh lebih dikenal daripada sekedar mujijat dan kesembuhanNYA, meskipun Yesus sendiri tidak bisa dipisahkan dari mujijat-mujijat yg telah dilakukannya. Tetapi, karena sebutannya sebagai guru.

Berarti, murid-murid lebih sering melihat kesempatan yg ada saat Yesus mengajar, daripada saat Yesus menyembuhkan. Jadi, kesembuhan adalah bagian kelanjutan dari pemberitaan Firman Tuhan. Jadi, kita bisa bayangkan bahwa Yesus tidak melakukan penyembuhan sebelum Yesus mengajar. Dengan lain kata, dasar dari Kesembuhan adalah Firman Tuhan. Yesus tidak membangkitkan orang mati, sebelum Yesus mengajar. Dasar dari kebangkitan orang mati adalah pengajaran. Karena pengajaran adalah fondasi yg teguh dari mujijat, kemenangan dari perkara-perkara yg dahsyat.

Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat juga mengajar. Tetapi, pengajaran Yesus begitu specific. Dimanapun Yesus pergi, kemanapun Yesus berada, Yesus selalu mengajar, karena orang banyak berbondong-bondong mencari Yesus, berarti ada sesuatu yg berbeda di dalam diri Yesus yg tidak dimiliki oleh ahli-ahli Taurat.
Ada beberapa hal-hal penting yg dapat kita lihat dari ayat-ayat di atas:

1. Yesus mengajar sesuai dengan kebutuhan
Saudara lihat pada suatu kali, Yesus mulai mengajar di tepi danau. Kenapa Yesus mengajar di tepi danau, karena orang-orang di tepi danau itu yg membutuhkan Yesus. Ada saatnya Yesus berada di bait Allah dan mengajar di sana. Tetapi, ketika orang-orang yg di pinggir danau membutuhkan pengajaran Yesus, Yesus mengajar sesuai dengan kebutuhan. Yesus bukan mengajar sesuai dengan standard yg Yesus miliki.

Kalau saudara perhatikan, guru-guru yg ada saat ini. Bukan hanya di bidang pelayanan. Tetapi pada umumnya, mereka mengajar sesuai dengan standard yg mereka miliki. Misalnya: standard saya adalah bintang 5! Kalau kita lihat penceramah-penceramah sekuler, guru-guru sekuler, mereka mengajar sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. Kalau kapasitasnya $$, maka dimanapun mereka mengajar, maka itulah yg menjadi standardnya. Kalaulah standardnya bintang 5, maka kemanapun mengajar, maka haruslah bintang 5. Jadi, mereka menetapkan standar sesuai dengan kemampuannya.

Tetapi, saat Yesus mengajar sama sekali berbeda dengan mereka. Karena yesus mengajar sesuai dengan kebutuhan. Kalaulah orang-orang di tempat ibadat yg membutuhkannya, Yesus ada di sana. Tetapi, ketika orang-orang di danau, para nelayan sedang membutuhkan Yesus, Yesus juga mengajar di sana. Dengan lain kata, Yesus mengajar sesuai dengan kebutuhan. Karena saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, bila kita memahami Firman, tanpa menghubungkannya dengan kebutuhan sehari-hari, maka itu adalah pengajaran yg timpang.

Sehingga ada banyak orang yg banyak dengar tentang Firman Tuhan, tetapi dalam pekerjaan sehari-hari males, misalnya. Banyak dengar tentang Firman Tuhan, tetapi tidak mendidik anak dengan benar, atau tidak menjadi suami yg baik. Karena, Firman Tuhan yg ia pelajari merupakan sebuah pelajaran belaka, bukan merupakan suatu kebutuhan di dalam hidupnya. Jikalau engkau sebagai Ibu, Yesus mengajar engkau sesuai dengan keperluanmu sebagai sebagai seorang ibu, serta tanggung jawabmu kepada suami, kepada lingkungan. Yesus mengajar sesuai dengan kebutuhan kita, sehingga kita dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.

Firman Tuhan adalah bukan sesuatu agar saya tahu. Tetapi saya harus hidup di dalamNYA. Karena hidup bukan hanya roti menurut Alkitab, tetapi berdasarkan Firman Allah. Setiap keputusan dan tindakan saya, bukan berdasarkan pada apa yg menurut dunia anggap baik, tetapi berdasarkan apa yg Tuhan mau dan tuntun dalam hidup saya.

2. Yesus mengajar dengan sederhana
Dikatakan di sana "Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia.."Berarti, pada saat Yesus mengajar, karena sangat besar jumlahnya, berarti bukan hanya nelayan yg ada di situ. Berarti ada juga orang miskin, orang kaya, orang terpelajar, orang biasa. Yesus mengajar dengan bahasa yg sederhana, sehingga orang yg paling pintar bisa menangkap ajaranNYA, tetapi sebaliknya, orang yg bodoh sekalipun bisa memahaminya.

Kita lihat ayat yg selanjutnya, "sehingga IA naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu. 2Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kenapa Yesus mengajar dengan perumpamaan? Karena Yesus mau mengajar dengan sangat sederhana. Sementara di jaman itu, orang mau mengajar dengan kata-kata yg indah dan hebat, supaya apa? Supaya kualitasnya kelihatan.

Kalaulah orang mengajar dengan kata-kata / terminologi yg hebat. Maka orang-orang akan berkata,"wah.., ini orang pintar, ini pasti lulusan luar negri, ini pasti orang hebat!" Tetapi, Yesus mengajar bukan untuk mendapatkan pujian bagi diriNYA sendiri, atau agar orang-orang memandang Dia. Tetapi, Yesus mengajar dengan kesederhanaan, supaya orang-orang yg Yesus ajar, dapat menjalaninya dengan sukacita dalam kehidupannya masing-masing.

3. Yesus mengajar dengan kasih
Yesus melihat orang banyak, sementara Yesus sangat lelah. Yesus tetap melayani. Mungkin saat Yesus mengajar, begitu banyaknya orang, sehingga Yesus harus berteriak, sampai suaraNYA mungkin tidak dapat didengar lagi, sehingga Yesus naik perahu dan dibawaNYA ke tengah danau, sehingga orang-orang dapat mendengar suara Yesus, dan semua memperoleh berkat dan kasihNYA.

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, kalaulah saudara terlibat dalam pelayanan, maka 3 hal di atas adalah hal yg sangat penting: Ajarlah komunitas anda sesuai dengan kebutuhan, tidak peduli bila anda hanya ketua kelompok untuk kaum ibu, ketua remaja, atau pemuda, bersaksilah sesuai dengan kebutuhan. Kemudian ajarlah dengan menggunakan kata-kata yg sederhana. Kita perlu ngomong tentang Yesus sesuai dengan kebutuhan. Dan kita perlu ngomong tentang Yesus dengan kasih.

Yesus mengajar dengan kasih dan pancaran kasih yg keluar dari diri Yesus, itulah yg mengikat orang banyak. Orang banyak bukan melihat ajaran yg Yesus berikan, tetapi orang banyak melihat kasih yg mengalir dalam hidupNYA. Dunia ini adalah dunia yg keras dan penuh dengan kepahitan. Dunia ini perlu orang tulus. Jadilah orang yg penuh dengan kasih, dimanapun engkau berada, tebarkan kasih Allah. Ketika engkau menebarkan kasih Allah, tanpa sepatah katapun, engkau boleh melihat Kemuliaan Tuhan yg luar biasa dalam hidup saudara.

Doa:
Biarlah Kasih Allah menjamah hidup saudara hari ini, dan orang-orang di sekitar saudara dapat merasakanNYA bahwa Yesus ada di dalam hati saudara, dan biarlah Kuasa kemenangan dan mujijat anda dapat anda raih dalam diri saudara, di dalam Nama Yesus kami berdoa, amin!

Foundations

Foundations

"Where were you when I laid the foundations of the earth?"
Job 38:4, NIV

On a recent visit to a local historical site, we were told that the foundations of the building we were in were set below sea level and the walls that surrounded us were over 1 metre thick. The building was completed over 200 years ago, and was beautifully crafted with curved brickwork and vaulted ceilings and archways. The building was constructed as a defence tower, one of almost one hundred spread along the south coast to protect the land from invaders coming by sea. The towers are called Martello Towers and there are several near us here at Glyndley Manor. The building has not moved or leaked since its initial construction, a tribute to its designers and builders.

We have been remarking recently in the Seeds of the Kingdom, just how amazing the world is, and how wonderful our Creator God is who could call such a complex world into being. Psalm 8 indeed contrasts the awesomeness of the universe with the apparent smallness of mankind, only to remind us that God considers us to be greater than all he has made. The foundations of the world are small when compared to the great foundational qualities of man.

We are made in the image of God – the universe is not said to be so. We are given the capacity to love and be loved, not so the earth. We are intended for glory, not for eventual dissolution. We are personally redeemed through the precious blood of the Son of God, so different from the general restoration of the created order.

All this exists in every human being, however hidden it may be to the casual observer, and should give us hope when confronted with even the most difficult people. How often we question God’s wisdom when we deny others such foundational potential. As God challenged Job regarding his own assessment of God’s creative abilities, so maybe we are to reflect on our tendency to know better than God when it comes to our regard for others?

Prayer: Thank You, Heavenly Father, for making us in such a wonderful way, with so much of Your character in our foundations. Help us to regard other people as having that amazing potential within them, rather than dismissing them through our judgements of their shortcomings. Amen.

Today's Writer : John Berry John Berry is Team Pastor and part of the Leadership Team at Ellel Glyndley Manor, with his wife Jennie, having previously been in Baptist church ministry for over 30 years. His heart is for the equipping of the church for its ministry, and he sees the healing and deliverance ministry of Ellel as an essential part of this. John has travelled widely in the course of his work, and enjoys being a grandfather 6 times over!

A Dream with a Message

A Dream with a Message

"The Spirit of the Sovereign LORD is on me, because the LORD has anointed me to preach good news to the poor. He has sent me to bind up the broken-hearted, to proclaim freedom for the captives and release from darkness for the prisoners..."
Genesis 37:10–11, NIV

It is seldom that I remember a dream the following day. But one such dream seems to have lodged in the memory with such significance that it cannot be overlooked.

In the dream, a person was tightly trapped inside a large pipe, and was unable to move. After a long period of time someone recognised their predicament and was able to extricate the individual, but because they had been trapped for such a long period of time, they were unable to move any of their limbs. It was as if they were paralysed.

Recognising the situation, the rescuer began to gently move their arms and legs, flexing them and helping to restore natural movement until the person was able to move them naturally, stand on their own feet and walk.

This dream seemed to be showing what many people are like when they need to be brought to faith in our Lord Jesus Christ after a lifetime of sinful living. They need help to become set free from the "baggage" and "bondage" of their sinful past.

This is where a ministry of healing, wisely and sensitively used, is able to be used to "set the captives free". Firstly, they need help in recognising what sin is and what it has done to trap and enslave them, rendering them powerless to overcome it.

Explaining the need of repentance of sin and receiving God’s forgiveness is the first step to the freedom that is available to them through the salvation Jesus offers. Then showing them that by renouncing their former lifestyle and experiencing the power of the Holy Spirit to enable them to overcome temptation when it arises, will encourage them to develop their strength and ability to grow in their new found faith.

Also, breaking the relationships with the colleagues they were associated with in their former way of life is another important step towards that development and freedom. These steps are the "Good news to the poor and freedom for the captives" which each of us who are disciples of Jesus are called to proclaim and bring to those who have been so deeply oppressed.

Prayer: Dear Lord God. Thank You for sending Jesus to set the captives free, and thank You for setting me free. Enable me to bring to those who are trapped in their sinful ways the good news of freedom that can be theirs through Jesus, I pray in His Name. Amen.
Today's Writer : David Silvester David Silvester is married and has a son, two daughters and eight grandchildren. He trained as a production engineer. He then moved on to become a lecturer of engineering craft skills before being called of God in his early fifties to become a pastor of a Baptist church. He says that,"having previously experienced an amazing healing on a day others expected me to die, it came as no surprise that God directed me and my wife, Margaret, to become involved with Ellel Ministries."

Monday, June 20, 2011

Job forgave his friends

Job forgave his friends

"My ears had heard of you, but now my eyes have seen you."
Job 42:5, NIV

Job set out on a journey that began with the question, “Why do I suffer?” He ended that journey with a powerful confession of faith, “Now my eyes have seen you.”

Three friends walked the journey with Job. Sadly, they misrepresented God and His ways to Job. When Job said to God “My ears had heard of You”, he was referring to all that his friends had said about God. Being convinced that Job was suffering because he had sinned, they judged him harshly. This condemnation caused him great confusion and added to his suffering. Eventually God said He was angry with Job’s friends; “You have not spoken of me what is right” (Job 42:7).

God held Job’s friends accountable for their misrepresentation of His ways and for their judgmental attitude towards Job. Their penance was to sacrifice a burnt offering for themselves and allow Job to pray for them (Job 42:8). Job is asked to extend mercy and forgiveness to his friends. There is to be no bitterness, no getting even - simply heartfelt forgiveness. It is this, rather than his own repentance, that results in Job’s restoration and the latter part of his life being more blessed than anything he had previously known (Job 42:12).

Job had a revelation of God. He then repented and experienced God’s forgiveness (Job 42:6). It was then that he was able to truly forgive those who had deeply wounded him, and was able to pray for them.

At the centre of the universe is a loving, faithful Creator. His love is unfailing, enduring and unconditional. He can be trusted - even when we don’t understand the events of our life. God the Father revealed Himself in the Person of Jesus and He’s abounding in love and forgiveness. His forgiveness to us is a gift of His grace. That grace is offered to us day by day, enabling us to forgive, and even pray for, those who have wronged us. Is there someone in your life today whom you are struggling to forgive?

Prayer: Heavenly Father, thank You that You are abounding in love and forgiveness. Please give me the grace to forgive others, as I have been forgiven. Amen.
Today's Writer : Margaret Silvester Margaret Silvester had a career as a teacher prior to being called into full time Christian Ministry with her husband, David, in 1986. They were involved in establishing a Healing Ministry in the local church and Margaret has a passion to see lost and wounded people found and restored. She and her husband joined the Ellel Ministries teaching and ministry team in 2000 after a clear call from God.

Sunday, June 19, 2011

193. Keluarga Yesus - Markus 3:31-35

Hari ini kita akan belajar mengenai pandangan Yesus mengenai keluarga, bagaimana Yesus berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluargaNya sendiri. Hal ini menarik sekali untuk kita pelajari. Kita lihat di Markus 3:31-35:
31Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. 32Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau." 33Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" 34Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibuKu dan saudara-saudara-Ku! 35Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-KU laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."

Perikop di atas tidak dapat dipisahkan dengan perikop sebelumnya, dimana orang-orang menganggap Yesus tidak waras, dan dituduh kerasukan Roh Beelzebul. Sehingga keluarga Yesus panik, mungkin jengkel, marah. Karena anaknya dibilang gila/tidak waras. Dan ketika mereka datang sendiri, mereka melihat Yesus sedang mengajar, mereka pasti ingin ketemu dengan Yesus langsung pada saat itu.

Yesus saat itu sedang mengajar, IA hanya ingin menyampaikan pesan kepada IbuNya dan saudara-saudaraNya, tidak perlu mereka membela Yesus meskipun ia dituduh tidak waras/kerasukan setan. Karena Yesus tahu bahwa pelayananNYA jauh lebih penting daripada pembelaan. Banyak orang yg terus ribut untuk membela diriNya sendiri/menjaga martabatNya sendiri, sampai akhirnya ia sendiri jauh dari pelayanan. Karena Yesus tahu bahwa menyelesaikan tugas-tugas dari Tuhan jauh lebih penting daripada membela diri. Perdebatan-perdebatan tidak perlu kita lakukan, karena pembelaan kita sepenuhnya datang dari Allah sendiri.

Beberapa hal yg dapat kita pelajari dari ayat-ayat di atas:

1. Yesus menghargai keluargaNya
Dengan lain kata, Yesus tidak mau keluargaNya menjadi repot, panik dan bingung karena semua masalah yg terjadi. Yesus menghargai keluargaNya, dan Yesus mau keluargaNya tetap akrab dan tenang menghadapi semua perkara. Nah, saudaraKu yg kekasih dalam Tuhan, apa yg Yesus lakukan untuk keluargaNya adalah contoh yg amat sangat baik untuk kehidupan kita. Kita harus kembali menghargai keluarga. Karena, ada banyak orang yg lebih menghargai harta daripada keluarga. Ada banyak orang yg lebih menghargai uang daripada anaknya, sehingga demi uang, ia tinggalkan tanggung jawabnya sebagai papa.

Sehingga seringkali sebagai papa, ia pergi pagi-pagi sekali ketika anaknya tidur, dan kembali pulang malam ketika anaknya sudah tidur kembali. Sehingga tidak ada waktu untuk anaknya. Walaupun itu ada waktu, hanya diisi dengan keributan dan amarah. Misal: anaknya minta tolong untuk menalikan sepatunya, lalu ia bentak,"masa pasang tali sepatu saja engga bisa, betulin sendiri, papa engga ada waktu!" Kadang kala anak saudara hanya butuh kasih, perhatian dan kehangatan seorang papa, ia hanya membutuhkan pelukan hangat dan kata-kata pujian.

Ketika anak saudara menunjukkan sebuah gambar, saat ia kelas 1 sd. Itulah saatnya sebagai seorang papa menunjukkan kasih sayang dan berkata,"ini anak papa yg pinter, bagus!" Tetapi, ada sebagian orang tua yg berkata,"ah...cuman gambar ini saja, koq...bikin sibuk papa!" Kadang kala suami tidak menghargai keluarga, istri tidak menghargai suaminya. Ada orang tua yg tidak menghargai anaknya. Anak tidak menghargai orang tuanya. Tetapi Yesus menghargai keluargaNYA. Di tengah kesibukannya, Yesus mau beritahu,"hei...jangan panik, orang mau ngomong apapun, Aku tetap ada di sini, karena pelayanan bagiKU jauh lebih penting, daripada mencari perdebatan dan pertentangan yg sia-sia!

2. Yesus menempatkan kita sebagai bagian dari keluargaNYA
Kita lihat pada ayat yg ke-33 Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" Dengan lain kata, siapa yg menjadi bagian dari Keluarga Yesus, lihat pada ayat yg ke-34Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibuKu dan saudara-saudara-Ku! 35Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-KU laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."

Jadi, Yesus menempatkan kita semua orang percaya sebagai bagian dari keluargaNya. Bukankah itu sebuah berita yg sangat menarik. Dengan lain kata, kalau saya melakukan kehendak Allah, kalau saya mengerjakan Firman Allah, maka saya adalah bagian dari keluarga Kristus. Di kitab Roma dikatakan bahwa Kristus adalah menjadi yg sulung di antara kita. Sehingga Kristus bukan hanya menjadi sahabat buat kita. Tetapi Kristus menjadi kakak sulung kita yg selalu menolong kita, yg memahami kita, sekaligus menjaga dan membela kita. Saudaraku yg kekasih dalamTuhan, hidup Kristen adalah hidup yg akrab dan melekat dengan Tuhan.

3. Menjadi keluarga Yesus ditentukan dari ketaatan kita melakukan kehendak Allah
Bukan persoalan berapa tahun saudara berada di gereja, bukanlah persoalan saudara lahir sebagai orang Kristen/bukan Kristen. Bukan persoalan saudara jadi majelis gereja/penatua. Tetapi ayat di atas dikatakan "Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-KU laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."

Artinya, menjadi Keluarga Kristus ditentukan dari ketaatan kita melakukan kehendak Allah dan perintah-perintahNya. Bisa saja kita menjadi keluarga Kristen bertahun-tahun, tetapi kita tidak taat pada kehendak Allah dan hidup dalam dosa, penuh dengan kemunafikan dan keserakahan. Kita sering kali hidup dalam keegoisan, selalu ingin menang sendiri, dan merasa benar sendiri. Tetapi saudaraku yg kekasih, Yesus mengajarkan pada kita, kembali pada kelurga. Para suami yg tidak setia dengan perkawinan, anak-anak yg mulai lari dari Tuhan, para istri yg sudah engga tahan dengan sikap suami yg kasar. Kembali saya mau ingatkan, hargai keluarga.

Jangan pernah ada kata cerai dalam keluarga, jangan pernah ada bentakan, caci maki, dan kata-kata kotor dalam keluarga. Berilah waktu dan kasih sayang untuk Keluargamu. Ada waktu-waktu bersama dengan keluarga, menyatakan Kasih Tuhan, menyatakan cinta. Ada saatnya di mana engkau memeluk anak-anakmu dengan hangat, berbicara tentang Tuhan bagi mereka. Sediakanlah waktu yg khusus bagi anak-anakmu, bagi istrimu. Istri juga menyediakan waktu khusus bagi suamimu. Ingatlah, bahwa Yesus juga menghargai keluargaNya!

Ingat, bahwa Yesus menempatkan kita sebagai bagian dari keluargaNya! Kalaulah kita keluarga-keluarga Kristus, tidak ada alasan bagi kita untuk kecewa dan putus asa, tetapi kita bangkitkan iman kita dan berkata,"Sebagai Keluarga Kristus, Yesus bertanggung jawab buat hidup saya." Mungkin saat ini saudara sedang menghadapi tantangan dan persoalan. Tetapi, janganlah engkau kecil hati. Engkau berkata," Tuhan, saya engga tahan lagi!" Tetapi ingat, saat Yesus menghadapi tantangan yg berat sekalipun, Yesus tetap melaksanakan tugasNya, Yesus tetap melayani dan melakukan yg terbaik dan melakukan kehendak Allah.

Biarlah hari ini kita berkata,"Tuhan, masalah tidak dapat dipisahkan dari hidupku, tetapi saya tetap akan berjalan maju dan meraih janji Allah. Saya tahu bahwa Allah akan berjalan bersama saya dan saya akan meraih kemenangan bersama Yesus, haleluya!

Doa:
Bapa di dalam Nama Yesus, hamba berdoa untuk setiap dari kami sekalian, kami yg sakit, yg berbeban berat, dan yg rumah tangganya goncang, mereka yg keuangannya sedang diambang kehancuran, maupun yg usaha dan pekerjaannya sedang dalam kesulitan. Maupun mereka yg disakiti oleh keluarganya, ataupun mereka yg tidak menghargai keluarganya. Istri yg jauh dari suaminya, maupun suami yg jauh dari istrinya, orang tua yg jauh dari anak-anak. Apapun masalahnya, dalam Nama Yesus, Tuhan jamah, sehingga hari ini kita belajar dari Tuhan Yesus Kristus dan taat pada kehendak Allah. Sehingga kami semua dapat melihat Kemuliaan Tuhan dinyatakan, terima kasih Bapa, di dalam Nama Yesus kami berdoa, amin!

Yet I will rejoice in the Lord

18 June, 2011
Today's Free Devotional from Ellel Ministries International
Yet I will rejoice in the Lord

"Though the fig-tree does not bud and there are no grapes on the vines, though the olive crop fails and the fields produce no food, though there are no sheep in the pen and no cattle in the stalls, yet I will rejoice in the LORD, I will be joyful in God my Saviour. The Sovereign LORD is my strength; he makes my feet like the feet of a deer, he enables me to go on the heights."
Habbakuk 3:17-19, NIV

There are so many things that can happen to us that can make us feel sad and despair. Perhaps it’s news of a friend who has just been diagnosed with breast cancer; perhaps it’s news of an acquaintance who has been hit by a car on his way to work and is in intensive care fighting for his life. Or perhaps you have been diagnosed with a chronic disease.

Then there are the natural disasters such as earthquakes, floods, tsunamis and other things that you may have been involved in. Through all these things it all boils down to ‘who do we trust?” Where do we put our hope? If we put our hope in our good health, job, home or finances all these can be taken from us in an instant. We must look to the source of all hope, who is God our Father through Jesus His Son.

We can still rejoice in all circumstances if the hope of our salvation is in the Lord. That cannot be taken from us. Perhaps we have been looking at life’s circumstances instead of looking to the One who gives us hope, who is only good and who loves us so much.

Take time today to rejoice in the God of your salvation and give Him all your griefs to bear. Then your burden will be light.

Prayer: Heavenly Father, help me to trust in You more. Where I have taken my eyes from You and looked at the circumstances of life, I ask forgiveness. Lord, today I choose to rejoice in You and ask You to be my strength instead of trying to carry these burdens myself. Thank You, Jesus, that You carry my burdens and enable me to be lifted up in spirit. Amen.

Today's Writer : Diane Watson Diane Watson is the Centre Director of Ellel Springhill (Perth, Australia). Her husband, Paul, is the Regional Director for Australia Pacific and India. They have 4 adult children and 3 grandchildren. Diane had the vision for the first Australian Ellel Centre at Gilbulla and was its Centre Director for the first five years.

Restoring the Covering

19 June, 2011
Today's Free Devotional from Ellel Ministries International
Restoring the Covering

"For in the day of trouble He will hide me in His shelter; in the secret place of His tent will He hide me; He will set me high upon a rock."
Psalm 27:5, Amp

I was saddened to hear recently that the home of Elizabeth Gaskell, the Victorian novelist and social reformer, which had been patiently restored by volunteers who had spent much time raising funds and working on the restoration, had been vandalised. Apparently thieves had broken in and over a period of three or four days had removed the lead roofing, and in order to get to the roof they had trashed a great deal of the interior. Sadly the rain had also got in and the house is now in a worse state than it was when the restoration work began, and will take some millions of pounds to restore again.

It reminded me of how important our covering is. God provides covering for His children and when it is properly in place, we are safe and protected, but there are times when we become uncovered and the enemy is able to get in and begin creating havoc.

How is this able to happen? Mainly because of sin, either ours or the sin of those who should be providing our covering under God. So, for example, if there is sin in the leadership of a church, that church will become ‘uncovered’ and it may be that the sin in the leadership spreads among the congregation. Or perhaps in a family, where God provides our parents as covering under Him, should they sin, our covering will become full of holes, like a leaky umbrella, and problems arise in the family.

For the covering to be restored recognition of sin, confession and repentance before God is necessary, and also forgiveness of those whose sin caused the damage. Healing will need to take place in the lives of those whose covering has been broken. Where children have grown up under leaky covering, the damage can be deep, but God is able to restore.
God has a vision for each of us, His children, whom He has known since before the time of creation. ‘Even as he chose us in him before the foundation of the world, that we should be holy and blameless before him. In love he predestined us for adoption as sons through Jesus Christ, according to the purpose of his will’ (Ephesians 1:4-5). He’s able to restore each of us to that original vision of His, patiently and over time, as we allow Him to work in us.

Prayer: Heavenly Father, Thank You that You have known me since before the beginning of time and that You can and will patiently restore me. Today, I reaffirm the Lord Jesus as my Saviour, Healer and Deliverer, and look to Him to bring about my restoration through the gentle ministry of the Holy Spirit. Thank You, Lord, Amen.

Today's Writer : Angela Weir Angela Weir has been associated with Ellel Ministries from the very beginning, first as an associate member of the ministry team and later as an associate teacher. She trained as an actress and after her marriage and move to Cumbria, taught drama in a girls’ school.

Tuesday, June 14, 2011

192. Menghadapi fitnah – Markus 3:20-30

20Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makanpun mereka tidak dapat. 21Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi. 22Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: “Ia kerasukan Beelzebul,” dan: “Dengan penghulu setan Ia mengusir setan.” 23Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? 24Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan. 25dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. 26Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. 27Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu. 28Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. 29Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.” 30Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, yang menarik perhatian saya di sini, Yesus sendiri yg adalah Tuhan di atas segala Tuhan, Raja di atas segala Raja, Yesus sendiri difitnah. Pedahal Yesus melakukan hal yg benar dan baik, Yesus menyembuhkan orang yg sakit, Yesus bebaskan orang yg terikat/terbelenggu dengan Kuasa kegelapan. Tetapi apa yg terjadi? Orang-orang Farisi, ahli-ahli taurat dan orang-orang banyak memfitnah Yesus dan berkata,”Yesus menyembuhkan orang dengan memakai Beelzebul, dengan lain kata mereka menganggap Yesus melakukan penyembuhan dengan memakai penghulu setan!”

Dan yg menarik perhatian saya di sini, Yesus tidak terganggu. Alkitab berkata,”Yesus tidak marah-marah, sama sekali tidak!” Lalu, pertanyaan saya sederhana. Kalau Yesus saja difitnah, siapa kita yg meminta pengecualiaan agar kita bebas dari fitnahan?” Kalaulah kita difitnah, kita marah sama Tuhan, dan berkata,”Tuhan, hati saya luka, sakit, bayangkan bahwa saya sudah berbuat baik, bayangkan bahwa saya sudah melayani, tiba-tiba saya difitnah!” Saudaraku, kita belajar supaya kita besar hati, Kalaulah Yesus saja difitnah, apalagi kita?

Kalau kita siap menjadi murid Yesus, berarti kita siap berkata,” Tuhan, walaupun orang memfitnah saya, sejauh saya buat yg benar, saya tahu bahwa Allahlah yg akan membela saya, haleluya! Pelajaran apa yg dapat kita lihat, bagaimana Yesus menghadapi fitnah:

1. Yesus tetap tenang dalam menghadapi fitnah
Meskipun keluarga Yesus dan orang-orang di sekitarNYA gelisah, dikatakan pada ayat yg ke-21Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi. Jadi, bisa kita lihat bahwa orang-orang menganggap Yesus sudah tidak waras lagi. Orang-orang menuduh Yesus kerasukan Beelzebul, dan keluargaNYA panik. Maria sebagai ibuNYA dan Yusuf sebagai ayahNYA, dan saudara yg lain merasa, lho...kenapa ini? Koq dikatakan Yesus sudah tidak waras? Koq dikatakan Yesus kerasukan Beelzebul?
Keluarga Yesus berpikir, kita ambil saja Yesus daripada mereka. Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, Yesus tetap tenang, Yesus tidak marah dan tersinggung. Yesus tidak coba balas yg jahat dengan yg jahat. Atau tantang mereka,”siapa itu yg ngomong/buktikan siapa yg lebih benar daripada kita?” Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, bila kita menghadapi fitnah, hal pertama yg harus kita buat adalah: tetap tenang. Janganlah mencari dukungan yg menurut saudara dapat mendukung saudara, karena hal itu akan membuat saudara bertambah marah, membuat saudara lebih kuat, dan berusaha menyerang orang yg memfitnah saudara.

Yesus tenang, meskipun saudaranya gelisah. Karena Yesus tahu bahwa IA berjalan di jalan Kebenaran. Orang berbicara apapun, Allah yg akan menyatakan Kebenaran itu. Jadi, hal pertama saat kita menghadapi fitnah, adalah: tetap tenang seperti Yesus. Kalaulah Yesus saja menghadapi fitnah, kenapa kita harus lari dari fitnah, kenapa kita harus menangis di tengah-tengah fitnahan yg terjadi, kenapa kita mesti kecewa? Mungkin saudara sedang berada di tengah-tengah fitnahan, dan saudara berkata,”pendeta engga ngerti perasaan saya sih?” Sedih sekali, hati saya hancur sekali, makanya air mata saya mengalir.

Sebagai hamba Tuhan, kembali saya mau ingatkan kehidupan Yesus, IA melayani, IA menyembuhkan, orang bilang bahwa IA kerasukan setan, Yesus engga waras. Secara manusia, hatiNYA sakit. Secara manusia ada air mata dalam hatiNYA, tetapi Yesus tetap tenang. Mengapa IA tetap tenang? Karena Kebenaran selalu dibela oleh Allah sendiri.

2. Yesus memakai kesempatan ini untuk mengajar dan memberitakan Kebenaran
Kita lihat pada ayat yg ke-23Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Jadi, pada saat Yesus difitnah, Yesus tidak pakai saat itu untuk marah/berontak/lari dari kenyataan. Tetapi, Yesus memakai kesempatan itu untuk mengajar.

Semua orang ingin dengar, apa reaksi Yesus saat IA dituduh kerasukan iblis beelzebul. Yesus tidak menanggapinya, tetapi Yesus pakai kesempatan itu untuk mengajar, membuka pikiran mereka dan berkata,”iblis tidak dapat mengusir iblis. Ada yg membawa anaknya kepada seorang dukun, karena anaknya kerasukan setan. Dukun itu jelas-jelas memakai kuasa, anak itu bisa terbebas dari setan, berarti dukun itu pakai ilmu putih dong?

Jawaban saya sederhana, iblis dengan iblis tidak saling menyerang. Tetapi iblis memiliki tingkatan. Misalnya: iblis yg satu adalah tingkatan A (yang tertinggi), dan misalnya yg merasuk adalah tingkatan C, maka dukun ini cukup panggil setan yg tingkatannya A. Tingkatan A akan bilang pada tingkatan C, dan bilang,”kamu coba minggir sebentar, saya yg ambil alih untuk sementara waktu!” Jadi di antara iblis, mereka tidak saling memecahkan.

Yesus berkata,”kalau Kerajaan saling menyerang, bagaimana mereka bisa bertahan? Yesus pakai kesempatan ini untuk mengajar, bukan pakai untuk membela diri / mengungkapkan perasaan serta kejengkelanNYA. Yesus pakai kesempatan ini untuk mengajar dan memberitakan Kebenaran. Waktu saudara difitnah, pakai kesempatan ini untuk menyatakan Kasih Allah, menyatakan betapa dahsyatnya Kuasa Allah, dan betapa kita berbeda dengan orang-orang lain.

3. Yesus mengerti pembelaan Allah ketika Yesus difitnah
Karena itu pada ayat yg ke-28Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. 29Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya....Yesus tidak membalas/melawan, karena Yesus mengerti pembelaan Allah. Orang-orang yg melawan orang yg diurapi, Allah akan membela.

Sebagai hamba Allah, kembali saya mengingatkan saudara, bisa saja orang-orang memfitnah saudara, tetapi satu hal, jangan balas yg jahat dengan yg jahat. Tenang dalam menghadapi sesuatu, karena “God is in control”, Allah yg selalu mengendalikan segala sesuatunya, dan Allah akan membuktikan kemenangan bagi setiap orang yg berserah kepadaNYA.

Doa:
Bapa, Tuhan jamah setiap kami. Segala sakit penyakit, kami tolak dalam Nama Yesus. Mereka yg sedang difitnah, Tuhan beri kekuatan dan damai sejahtera. Dengan pertolongan Roh Kudus, kami menang menghadapi segala sesuatunya. Di dalam Nama Yesus kami berdoa dan mengucap syukur, amin!

Sunday, June 5, 2011

191. Melayani Kristus - Markus 3:13-19

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, saya percaya bahwa kita diselamatkan dari hamba dosa untuk menjadi hamba kebenaran. Kita diselamatkan, bukan hanya untuk duduk-duduk dan menerima berkat, serta menantikan pertolongan dari Tuhan, tetapi kita diselamatkan untuk buat sesuatu. Karena ketika kita melayani Kristus, kita akan menjadi berkat buat orang lain. Dengan melayani Kristus, kita akan membawa orang lain menuju pada keselamatan di dalam kasih Allah, haleluya! Di dalam Markus 3:

13Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya. 14Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil 15dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. 16Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, 17Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberiNya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, 18selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, 19dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.

Nah, berdasarkan ayat di atas, Yesus memanggil ke dua belas murid. Dengan lain kata, Yesus mempercayakan tugas pelayanan kepada mereka yg telah dipilihNYA. Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, kita lihat bacaan di atas, sebelum Yesus memilih langsung, ada beberapa tahapan untuk kita, agar kita dapat melayani Tuhan:

1. Kita perlu dipanggil dan datang kepada Yesus
Pada ayat yg ke-13Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya. Artinya bahwa panggilan Tuhan sebagai dasar untuk melayani Tuhan. Kita melayani Tuhan bukan karena suara kita bagus. Kita melayani Tuhan, bukan karena kita memiliki talenta yg banyak, bukan karena kita punya kemampuan, atau kita punya uang. Tetapi tahukah saudara bahwa kita melayani Tuhan ketika kita dipanggil oleh Tuhan.

Setelah Allah panggil kita, Allah pilih kita, Allah tetapkan kita. Karena, kalau kita mau jujur, begitu banyak orang yg lebih baik dan layak dari kita. Kalau kita mau jujur, pasti kita melihat bahwa banyak dari diri kita yg penuh dengan kekurangan. Kenapa Allah panggil kita? Karena, Allah engga tahan hidup kita terjajah oleh kegelapan. Allah panggil kita, karena Allah engga tahan melihat setan rampas berkat Tuhan.

Setan merampas damai sejahtera dan Kemuliaan Tuhan dalam diri kita, sehingga kita hidup dalam tekanan, sehingga kita hidup dalam kebinasaan dan kehancuran. Tuhan panggil kita, Tuhan pilih kita. Tapi persoalannya, apakah kita mau atau tidak mau datang? Kita mau meresponi atau mengeraskan hati? Jadi, itu sebabnya bukan kita yg memilih Tuhan, tetapi Tuhan yg memilih kita. Jadi, orang yg melakukan pelayanan adalah bukan seorang yg hanya bisa nyanyi, lalu melayani Tuhan. Saya bisa main musik, lalu melayani Tuhan. Saya punya karunia, talenta, lalu saya melayani Tuhan.

Karena, orang yg memiliki suara bagus, lalu ia berniat melayani Tuhan, maka orang yg seperti ini biasanya akan menjadi orang yg sombong. Orang yg seperti ini akan bilang, oh..kalau bukan karena saya, orang-orang seperti ini semuanya tidak bisa diberkati! Orang-orang seperti ini akan berpikir bahwa IA menolong pekerjaan Tuhan. Tetapi, pelayanan yg benar dimulai dengan: Saya adalah orang terhilang, saya dulunya berada di dalam kegelapan, saya tidak ada apa-apanya, saya dijajah oleh kegelapan.

Allah memilih dan memanggil saya. Satu-satunya hal yg dapat saya buat adalah meresponi dan berkata," Tuhan, saya mau!" Orang-orang yg menyadari panggilan Tuhan, menjadi orang yg tidak gampang kecewa dan cepat putus asa. Mereka menjadi orang yg tidak mencari penghargaan untuk diri sendiri. Karena dia sadar, kalaupun dia punya karunia, talenta, semata-mata itu hanyalah anugrah Tuhan. Berarti Allah yg telah memilih dan memanggil saya, adalah Allah yg senantiasa menyertai saya.

Selalu berpikir,"bahwa kalau saya bisa berbuat sesuatu untuk Tuhan, itu adalah sebuah anugrah. Orang yg menyadari bahwa saya dipilih adalah anugrah, maka orang ini akan bekerja keras untuk Tuhan, menjadi orang yg tidak gampang kecewa, tidak gampang menyerah, dan tetap setia di tengah-tengah kesulitan dan tantangan yg berat sekalipun. Jadi, kita dipilih, dipanggil, dan kita harus meresponi panggilan Tuhan.

2. Kita mau menyertai Yesus dan perlu belajar langsung dari Yesus
14Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil. Nah, setelah dipanggil, diutus, disuruhNYA ke dua belas murid menyertai Yesus. Setelah kita dipilih dan dipanggil, kita harus belajar langsung dari Yesus. Karena, Yesus bukan hanya guru yg belajar dengan kata-kata. Tetapi, murid-murid harus menyertai Yesus. Karena, Yesus mengajar bukan dengan kata-kata, tetapi Yesus melakukanNYA dengan Kuasa sesuai dengan kehidupanNYA sehari-hari. Sehingga dengan lain kata, Yesus mau bilang sama mereka,"Contohlah hidupKU, lihatlah teladanKU, lihatlah apa itu sebenarnya melakukan kehendak Allah!"

Jadi, murid-murid harus belajar. Karena, kadang kala kita hanya datang pada Yesus dan langsung berbuat sesuatu. SaudaraKU yg kekasih dalam Tuhan, kegagalan dalam pelayanan adalah seringkali orang-orang lupa untuk belajar kepada Yesus, tetapi langsung ingin mengajar orang lain. Hanya baca beberapa buku, atau ia pikir bahwa ia telah belajar di sekolah pelayanan, dia tidak punya pengalaman pribadi dengan Yesus, tidak pernah menyertai Yesus secara khusus dan tidak pernah belajar dari Yesus. Bukan berarti bahwa sekolah Teologi/Alkitab tidak bagus. Tetapi yg paling penting adalah: setelah saya belajar teologi, setelah saya belajar dari sekolah pelayanan, saya harus belajar dari Yesus, bersama Yesus.

Sementara saya belajar teologi, saya belajar bersama Yesus. Ada banyak orang yg belajar teologi, tetapi tidak mengenal Yesus. Itulah yg berbahaya. Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, kehancuran gereja hari-hari ini, adalah: bukan karena kekurangan lulusan teologia/kekurangan doktor teologia. Dimana-mana kita jumpai Master Teologia, Dokter Teologia, semuanya itu baik, tetapi yg saya mau tegaskan adalah, seringkali kita tidak belajar langsung sama Yesus.

Sebaliknya, ada orang yg mengakui dirinya belajar langsung dari Yesus, tetapi ia tidak memperlengkapi dirinya dengan pelajaran-pelajaran yg benar. Saya percaya, ke-duanya harus berjalan seimbang. Yesus memilih, memanggil, Yesus mengajar mereka dengan kata-kata. Tetapi di sisi lain, Yesus mengajar dengan perbuatan. Itulah yg saya bilang harus seimbang,"Sekolah Teologi, tanpa pengenalan Firman yg dalam serta mengenal Yesus secara pribadi, saya sebut: semuanya teori belaka. Tetapi, mengenal Yesus tanpa mempelajari pelajaran yg benar, bagi saya adalah ketimpangan. Berarti setelah saya dipanggil, menyertai Yesus, saya harus belajar dan mengerti kehendakNYA.

3. Siap untuk diutus dan bersedia memikul tanggung jawab
Dikatakan pada ayat yg ke-14 "....dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil." Ketika Yesus berkata,"pergi!" Artinya mereka bertanggung jawab atas diri mereka sendiri. Orang-orang benar adalah orang-orang yg siap memikul tanggung jawab, saya harus berani berkorban buat Tuhan, berani untuk setia dengan Tuhan dan siap menghadapi tantangan. Janganlah cepat menyerah dan putus asa serta mundur. Tetapi, kita adalah orang-orang yg diutus dan diberi Kuasa oleh Tuhan untuk maju.

4. Kita dipercaya oleh Tuhan dan diberi Kuasa
Pada ayat yg ke-15 "dan diberiNya kuasa untuk mengusir setan." Bila kita diberi Kuasa tanpa belajar akrab dengan Tuhan, dan melekat erat dengan Tuhan adalah sesuatu yg berbahaya. Karena, akhirnya kita pake kuasa tanpa pengenalan yg benar dengan Tuhan. Tetapi, Tuhan engga pernah bekerja dengan cara yg seperti itu. Lalu apa yg Tuhan buat? Ketika kita dipilih dan dipanggil, kita diajar oleh Tuhan, kita dilatih untuk bertanggung jawab, lalu kita dipercayakan Kuasa.

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, kuasa adalah bagian terakhir dari pelayanan kita. Sehingga kita dapat berfokus pada Tuhan saja. Karena, kalau kita pakai Kuasa untuk diri kita sendiri, maka kita curi kemuliaan Tuhan. Tetapi saat kita diberi Kuasa, kita hancurkan Kerajaan setan, kita perluas Kerajaan Tuhan, Muliakan Nama Tuhan di situ, sehingga kita melihat orang diberkati dan kita berjalan di dalam kemenangan dan kuasa Allah yg luar biasa.

Doa:
Bapa, di dalam Nama Yesus, hamba berdoa untuk setiap dari kami sekalian, mereka yg sakit, mereka yg berbeban berat dan yg menghadapi masalah, dan tantangan yg berat, hamba berdoa di dalam Nama Yesus, Tuhan jamah, sehingga kami semua bisa melihat mujijat, kesembuhan dan kemenangan yg luar biasa. Di dalam Nama Yesus kami berdoa dan bersyukur, amin!