Sunday, March 27, 2011

181. Kesembuhan - Markus 1:29-34

Saya percaya bahwa kesembuhan adalah kerinduan setiap orang. Saya percaya bahwa setiap orang yg sakit mengharapkan kesembuhan. Saya percaya bahwa kesembuhan tidak selamanya harus kesembuhan fisik. Ada juga rumah tangga-rumah tangga yang sakit, ada juga yg ekonominya sakit, ada pula yg masa mudanya sakit. Tetapi, apapun persoalannya, kesembuhan adalah harapan setiap orang. Kita tahu bahwa kesembuhan adalah harapan dari setiap kita. Kita sering dengar ayat bahwa,"oleh bilur-bilur Yesus kita disembuhkan."Kita pernah dengar bahwa Yehova Rafa adalah Allah yg menyembuhkan. Kita tahu semua itu.

Tetapi persoalannya seringkali mengenai kesembuhan, adalah bagaimana kita merebut / meraih kesembuhan dari Tuhan yg sebenarnya sudah disediakan bagi kita, kita lihat di Markus 1:29Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. 30Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. 31Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. 32Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. 33Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. 34Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.

Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, di sini kita lihat bahwa Ibu mertua Simon tidak datang ke rumah ibadat, karena ia terbaring sakit/sakit demam. Kita lihat di ayat yg ke-32 Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. 33Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. 34Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan. Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, dari sini kita lihat bahwa Yesus memiliki belas kasihan kepada banyak orang bagi mereka yg sakit.

Yesus tidak datang dan berkata, "Simon, itu kan hanya sakit demam, sebentar lagi juga pasti sembuh." Tetapi, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, Yesus datang ke sana dan menyembuhkannya. Berarti, penyakit tidak pernah dipakai untuk mengerjakan kehendak Allah. Tuhan tidak pernah menggunakan penyakit untuk maksud Ilahi. Dengan lain kata, di sini kita bisa lihat bahwa kehendak Allah adalah kesembuhan. Beberapa hal yg dapat kita pelajari di sini:

1. Kesembuhan adalah hak mutlak kita sebagai anak Allah
Mungkin saudara sedang sakit yg sangat mengganggu hidup saudara/saudara makan obat seumur hidup saudara. Tetapi, sekali lagi saya ingatkan bahwa Kesembuhan adalah hak mutlak kita sebagai anak Allah. Karena Alkitab berkata,"Oleh bilur-bilur Yesus, kamu yg percaya sudah disembuhkan." Berarti, Yesus sudah bayar harganya buat kita. Bilur yg ada di tubuh Yesus saat Ia dicambuk, itu adalah harga yg sudah dibayar Yesus untuk kita. Jadi, bila harganya sudah dibayar Yesus, kenapa kita engga rebut hak kita sebagai anak Allah, karena kita memiliki hak untuk itu, karena oleh bilur-bilurNYA, kita sembuh.

2. Sesuai dengan imanmu, jadi padamu
Berarti bila saya beriman, saya imani kesembuhan saya, maka saya harus mendapat mujijat itu.

3. Penyakit tidak pernah diciptakan Allah untuk mengerjakan mujijat di hidup kita
Berarti, bila saya beriman/melakukan kehendak Allah, maka saya akan merebut kesembuhan yg Tuhan telah sediakan.

4. Kesembuhan adalah roti yg Yesus sediakan di meja bagi setiap anak-anak
Yesus pernah berkata,"Jangan mengambil roti yg sudah dilemparkannya kepada anjing. Ada orang yg berkata bahwa kesembuhan bukan untuk setiap orang, tetapi saya mau berkata bahwa,"Yesus Tuhan tetap sama dulu, sekarang sampai selama-lamanya."

5. Kesembuhan terjadi, ketika dosa kita diampuni dan setan diusir
Saya tidak bilang bahwa setiap penyakit selalu berhubungan dengan dosa dan setan. Tetapi, yg saya tahu bahwa ketika dosa dikalahkan, ketika dosa diampuni, saat setan diusir, maka kita merebut kesembuhan itu. Apa maksudnya?
Saat dosa kita diampuni, maka kita memiliki iman. Ketika dosa saya diampuni, maka saya berjalan dalam kesucian. Ketika dosa saya diampuni, maka saya menjadi pribadi yg layak buat Tuhan.

Ketika setan diusir, berarti saya bebas dari ikatan-ikatan. Maka, saya dapat memuji Allah, saya dapat beriman kepadaNYA. Saya dapat mengarahkan sepenuhNYA kehidupan saya kepada Tuhan. Maka pada saat itulah mujijat, kemenangan dan kesembuhan terjadi dalam hidup saya. Sekali lagi saya bilang,"bahwa tidak setiap sakit berhubungan dengan dosa dan setan." Tetapi, saya mau bilang bahwa ketika hidup saudara ada/penuh dengan dosa, maka saudara harus cepat-cepat bereskan. Bila saudara merasa terus ada Roh jahat, maka roh-roh jahat itu harus saudara tolak. Saat saudara diampuni dan roh-roh jahat ditolak dalam hidup saudara, maka saat itulah kemuliaan dan kuasa Tuhan dapat terjadi dalam hidup saudara.

6. Kesembuhan adalah rencana Allah bagi setiap dari kita
Bila kita sakit, apakah Tuhan mau sembuhkan saya? Jawabannya sederhana, "Tuhan Yesus sangat mau." Karena Kesembuhan adalah rencana Allah bagi setiap dari kita. Mungkin saudara berkata,"Bahwa anak kita sedang sakit." Apakah Tuhan mau sembuhkan penyakit anak saya? Berarti, kalau saya mau, kalau saya menerima, kalau saya percaya, maka saya berhak menerima kesembuhan itu."

Ada orang kusta yg datang kepada Yesus dan berkata,"Tuhan, jika Tuhan mau, Tuhan dapat mentahirkan aku." Yesus tidak pikir panjang lagi dan bertanya,"Apa sakit kamu?" Tetapi Yesus bilang,"Aku mau!" Berarti, bila kita sakit, kita tidak perlu kuatir, kita hanya berharap kepada Tuhan, kita hanya perlu berpikir positif dan menunggu pertolongan Tuhan yg datang tepat pada waktunya."

Doa:
Bapa, hari ini kembali Firman Tuhan berbicara bahwa kesembuhan adalah hak mutlak kami sebagai orang percaya. Tuhan jamah setiap kami yg sakit, yakinkan iman mereka untuk merebut setiap kesembuhan. Di dalam Nama Yesus, orang tua dapat berdoa untuk anakNYA yg sakit, Suami yg berdoa untuk istrinya yg sakit, istri yg berdoa untuk suaminya yg sakit, anak-anak yg berdoa untuk orang tuanya yg sakit, di dalam Nama Yesus kesembuhan terjadi, mereka yg berbeban berat, yg menghadapi masa-masa sukar, di dalam Nama Yesus, Tuhan jamah kami semua, haleluya, amin!

Hope from the Wreckage

Hope from the Wreckage

“How shall we escape if we ignore such a great salvation? This salvation, which was first announced by the Lord, was confirmed to us by those who heard him. God also testified to it by signs, wonders and various miracles, and gifts of the Holy Spirit distributed according to his will.”
Hebrews 2:3-4, NIV

I watched as two exhausted survivors were plucked from the wreckage of the Japanese earthquake and lifted into a rescue helicopter, nine days after the Japanese tsunami had hit and destroyed their town. For them, it was an absolute miracle. For the rescue workers it was a pin-prick of joy in the midst of their gruesome work of extracting the dead from the wreckage of their community.

As I watched joy being expressed, as these two people were lifted to safety, I suddenly realised that this was a picture of the great joy the Father must experience, when one of His precious children comes to Him and is lifted to safety from the morass of human rebellion and rejection of Him and His love, through what His Son did for them on the cross.

Headline after headline this past week has only confirmed the picture of a world that is suffering the consequences of tsunami-like rebellion and devastation. For close on two thousand years the warnings that God has sounded have been largely ignored. The pride of man continues to tell Creator God that he has a better way and ignores the truth of God’s Word!

In a news report on the Libyan situation, one senior general referred to the Security Council of the United Nations as the highest authority there is in this world! This is both a very true and an arrogantly false statement at the same time. Humanly speaking, when the United Nations act together, they are declaring themselves as the ultimate world authority. But they conveniently forget what Jesus said at the end of His time on Earth, “All authority in heaven and on earth has been given to me.” (Matthew 28:18). I’m so relieved that ultimate authority really is in His hands and not the hands of man!

Most of the people who were fortunate enough to hear the tsunami warnings in Japan, and flee for their lives without turning back for anything, reached the safety of higher ground. But tragically the majority of those who, for whatever reason, chose to ignore the warnings or couldn’t escape from their particular situation, perished as the giant wave annihilated so many communities. It’s dangerous to ignore such warnings.

I am reminded of those poignant words from the Scripture for today, which ask the question, “How shall we escape if we ignore such a great salvation?” (Hebrews 2:3). The good news is that there is always hope for those who look to Him – no matter how terrible anyone’s personal situation may be. We don’t need a helicopter to lift us out of the wreckage of life, but we do need to humble ourselves before Him and, as the Scripture says, “He will lift us up” (James 4:10).

Prayer: Thank you, Lord, that You have already provided a means of escape, for all who come to You, from the sin and rebellion of mankind. Help me, Lord, to always to be aware of the needs of others to also know the truth, and be willing to point them to the only One who can rescue them from the mess of this fallen world. In Jesus Name, Amen.

Today's Writer : Peter Horrobin Peter Horrobin is the Founding and International Director of Ellel Ministries. He has now written and is currently developing Ellel 365 – a completely new online training school. This is specifically designed to help people understand and apply the practical truths of God’s Word into their lives. Already there have been many remarkable testimonies of what God is doing in people’s lives. The Ellel 365 website has now been completely updated. To take a look for yourself click on the Ellel 365 link on this page.

Monday, March 21, 2011

God is for You

God is for You

TODAY’S SCRIPTURE

“What shall we say about such wonderful things as these? If God is for us, who can ever be against us?”
(Romans 8:31, NLT)

TODAY’S WORD from Joel and Victoria

There are many misconceptions about God in the world today. Some people think He’s mad at them, and other’s think He’s keeping a list of all their wrongs. But that isn’t what scripture tells us. Scripture tells us that God is gracious, patient and loving; that He is forgiving and doesn’t treat us as our sins deserve. Scripture tells us that God is for us, and if God is for us, who can be against us?

Think about that for a moment. The same God who created the heavens and earth, the one who spoke the universe into existence and knows everything about you, He is on your side and wants the best for you. I love today’s verse because it is a great reminder that when God is for you, no one can win against you. Not the pain of your past. Not any mistake you’ve made. Not the forces of hell, your worst enemy, a bad economy, a difficult housing market or anything else on this earth.

Today, instead of dwelling on what you’re not, dwell on what He is — He is faithful, He is loving, He is with you and He is for you! And with God on your side, you are headed for victory all the days of your life!

A PRAYER FOR TODAY

Heavenly Father, You are good! Thank You for choosing me and equipping me with everything I need in this life. Thank You for being my Defender, my Hope and my Victory. I bless You and glorify You in all that I do. In Jesus’ Name. Amen.

— Joel & Victoria Osteen

Saturday, March 12, 2011

180. Mengajar dengan Kuasa - Markus 1:21-28

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, ketika Yesus mengajar, bukan Yesus yg hanya satu-satunya yg menyampaikan Firman Tuhan, karena pada saat itu ada banyak ahli-ahli Taurat, ada banyak orang-orang Farisi dan imam-imam kepala. Dan mereka semua terlibat dalam pengajaran-pengajaran Rohani. Tetapi murid-murid mereka mulai meninggalkan mereka dan datang kepada Yesus.

Nah, sebetulnya, kenapa mereka mencari Yesus? Tetapi, ada ucapan sederhana yg terlontar dari mulut mereka bahwa Yesus mengajar dengan Kuasa. Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, kita lihat di Markus 1:

21Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. 22Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. 23Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: 24"Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." 25Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" 26Roh Jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari daripadanya. 27Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya:"Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." 28Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.

Apa artinya Yesus mengajar dengan Kuasa?

Ada banyak orang yg berpikir bahwa ketika Yesus mengajar dengan Kuasa, berarti Yesus menggunakan pola yang aneh-aneh. Yesus tidak mengajar dengan pola yg aneh-aneh. Saya kuatir bahwa banyak di gereja, mengidentifikasikan suatu kuasa dengan ajaran aneh. Kalaulah kebaktian yg berlangsung hanya biasa-biasa saja, berarti tidak ada kuasanya. Tetapi, bila saat berlangsung, ada orang yg menjerit-jerit/teriak dan lompat-lompat, berarti ada kuasa sedang bekerja di tempat itu. Itu sebabnya, banyak orang yg saat-saat ini tidak sedang mencari Allah, tetapi mencari yg aneh-aneh.

Dan, seluruh dunia saat ini sedang menggandrungi ajaran-ajaran aneh. Karena, setan sedang menipu pikiran banyak orang, bahwa aneh berarti tanda bahwa setan sedang bekerja. Justru Kuasa tidak bekerja dengan cara yg aneh-aneh, tetapi dengan cara yg berbeda. Tetapi saya mau beritahu bahwa Kuasa Allah selalu didahului dengan damai sejahtera. Kuasa Allah selalu dinyatakan dengan buah-buah pertobatannya. Makanya Alkitab berkata,"dari buahnyalah dapat dikenal." Nah, sekarang apa artinya mengajar dengan Kuasa:

1. Mengajar sesuai dengan kehidupan
Artinya, dia melakukan sesuatu sesuai dengan yang dia ajar. Saya khawatir hari-hari ini bahwa banyak orang melakukan sesuatu tidak sesuai dengan yang dia ajar. Inilah yg Alkitab sebut dengan munafik. Yesus bilang,"Kamu seperti kuburan, luarmu terlabur seperti kapur yg putih bersih, tetapi dalammu penuh dengan tulang belulang yg busuk." Hidup Kristen adalah hidup yg tegas, kalaulah kita tidak bisa melakukan apa yg kita ajarkan, maka tidaklah pantas berdiri sebagai seorang pengajar.

Kita bisa mengajar dengan kata-kata kosong dan indah, tetapi kehilangan Kuasa. Inilah yg terjadi dengan orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat. Yesus bilang apa? Yesus dengan tegas bilang kepada mereka,"mereka mengajar dengan kata-kata yg indah, ikuti pengajarannya, tetapi jangan ikuti perbuatannya." Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, mengajar dengan Kuasa tidak selalu disertai dengan kuasa dan tanda-tanda heran. Tetapi, mengajar dengan Kuasa berarti kita hidup dengan apa yg kita ajarkan.

Inilah yg saya bilang pelayanan yg seimbang. Dunia ini penuh dengan orang-orang yang mengajar, tetapi tidak hidup dengan apa yg diajarkan. Orang-orang sekitarnya bisa bilang, perkataannya indah, tetapi ia sendiri tidak hidup dengan apa yg dikatakan. Tetapi, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, bila kita ikuti dan praktekan apa yg kita ajarkan. Saudara tidak bisa bayangkan, betapa dahsyatnya pengajaran saudara. Mungkin saudara hanya seorang pegawai/pengusaha di tempat kerja saudara.

Saudara ngomong tentang Tuhan, tetapi saudara buat apa yg saudara ajarkan, maka dampaknya akan luar biasa sekali. Maka orang-orang di sekitar akan berkata,"orang ini, apapun yg dia katakan, semuanya memiliki kehidupan." Saudaraku, ada banyak orang hari-hari ini, Kekristenan menjadi bahan tertawaan. Karena, ada banyak orang bilang,"Orang ini ngomong tentang Tuhan." Tetapi, perbuatannya sama sekali berbeda dengan apa yg dilakukan, janganlah hati saudara seperti iblis. Janganlah hati saudara penuh dengan dendam, kebencian, memikirkan yg buruk bahkan merancangkan yg jahat buat orang-orang sekitar anda. Inilah yg saya bilang, bermulut manis tetapi berhati setan.

2. Mengajar dengan memiliki keakraban dengan Allah
Dalam pengajaran Kristus, kita dapat melihat betapa akrabnya Yesus dengan Allah. Apapun yg terjadi? Yesus mengajar dengan keintiman dengan Tuhan. Di sinilah letak persoalannya bahwa orang mengajar Firman Allah, karena mereka duduk di sekolah Teologi/pelayanan. Itu semuanya baik, dan itu semuanya adalah sangat-sangat perlu, tetapi saya mau ingatkan,bahwa mengajar dengan Kuasa, bukan berarti saya tahu/saya baca buku. Saya pelajari bahwa semuanya baik/semuanya sesat. Tetapi, yg saya mau beritahu bahwa pengetahuan yg kita miliki, tidak akan membawah Kuasa dalam pelayanan kita.

Tetapi, sebaliknya, Kuasa datang karena keakraban kita dengan Allah. Saudara bisa mengajar hal-hal yg baik, melalui buku-buku dan pengetahuan-pengetahuan yg saudara terima. Tetapi, bila saudara tidak memiliki keintiman dengan Tuhan, maka pengajaran saudara menjadi pengajaran yg kosong. Orang-orang Farisi mengajar dengan dahsyat dan luar biasa, tetapi bila tidak memiliki keakraban dengan Tuhan, maka menjadi pengajaran yg kosong.

3. Mengajar dengan bukti yg jelas
Orang Farisi dapat berkata,"bahwa setan dapat dikalahkan." Tetapi Yesus mengajar dengan bukti bahwa setan dikalahkan. Yesus mengajar dengan bukti yg jelas,"Dia hardik setan dan berkata,"Keluar! Dan setan gemetar ketakutan, dan akhirnya keluar. Orang-orang yg Tuhan pakai adalah orang-orang yg dapat membuktikan imannya. Makanya iman bukanlah suatu kepercayaan di dalam hati. Iman bukanlah suatu yg dapat kita lihat, tetapi iman adalah bukti/sesuatu yg terpancar dalam hati. Karena, orang-orang yg hidup dalam iman, mereka hidup akrab dengan Tuhan. Pelayanannya memiliki hidup yg jelas.

Kalaulah saudara pelajari, Yusuf walaupun ia difitnah, tetapi apa yg terjadi? Ia tetap membuktikan kebesaran Allah di dalam hidupnya. Inilah bukti kebesaran dan kekuasaan Allah yg jelas. Alkitab bicara tentang Sadrak, Mesakh, Abidnego. Alkitab bicara tentang Daniel. Orang-orang yg menghadapi tekanan dan masa-masa yg sukar, tetapi mereka punya bukti yg jelas. Alkitab bicara tentang seorang yg berhadapan dengan Goliat, yg secara akal manusia sudah tidak mungkin. Tetapi, dengan tegar boleh berkata,"Engkau boleh mendatangi aku dengan tombak dan tebing, tetapi aku mendatangi engkau dengan Allah semesta Alam.

Dengan lain kata, Daud berdiri dengan tegar dan berkata," Allah yg aku sembah adalah Allah yg membuktikan segala KuasaNYA dalam kehidupanku. Alkitab berkata bahwa pengajaran Allah bukan hanya dengan perkataan, tetapi dengan Kuasa.

Doa:
Bapa, di dalam Nama Yesus, kami berdoa untuk setiap dari kami, dengan semua beban dan masalahNYA. TuhanKU, mereka rindu dengan Kuasa, perubahan, mujijat dan pemulihan. Hamba berdoa, di dalam Nama Yesus, berkat, mujijat, kuasa dan pemulihan terjadi, amin!

Yet Another Earthquake

Yet Another Earthquake

“O Lord, we acknowledge our wickedness and the guilt of our fathers; we have indeed sinned against you.”
Jeremiah 14:25, NIV

Throughout Scripture there is a constant pattern - forgiveness, restoration and healing always begin with confession and repentance. Isaiah said it as it is when he wrote to God’s people, “Come now, let us reason together,” says the Lord. “Though your sins are like scarlet, they shall be as white as snow” (Isaiah 1:18). And how do we get to that place of being cleansed so we can be white as snow? The first step is always to follow Jeremiah’s teaching and acknowledge our sin - or “our wickedness and the guilt of our fathers” as he expressed the condition of the people of Judah.

But how do people get to that place of acknowledging their sin if, as has happened in most nations of the world, respect for the Word of God is no longer part of the structure of either society or government? For once people’s consciences are so seared that they feel they can ignore the Word of God, and even be scornful of those who still respect it - as has happened in some recent legal judgments in the United Kingdom - it is only when their very lives are under threat that people may once again consider that there is a God in heaven and start to think about what their first encounter with the Almighty could be like.

We are living in days that truly are like the days of Noah - when the world has rejected both the love and authority of the living God and has gone into great apostasy. God still loves every single one of us, but how can He get our attention in days when the world’s noise has drowned out the voice of faith. You cannot trust in a God whose existence you don’t recognise, you don’t know or you can no longer hear!

When you are in a noisy place you need to speak louder in order to be heard. It seems as though this is what God is doing. He is speaking louder than He has ever done. I am actually writing these words as I watch the terrible news of another massive earthquake and tsunami that has devastated regions of Japan. The rest of the Pacific region is waiting to see what will happen next as the tsunami speeds on across the Pacific ocean. It’s too early to tell what the cost will be in loss of human life, but it cannot be small. New Zealand is only just beginning to recover from the massive earthquake at Christchurch which claimed the lives of hundreds - at the same time as the memories of thousands dying in Haiti are still fresh, and the Haitians are still experiencing daily the consequences of what happened to them.

The prophecies of Matthew 24 are being fulfilled at every turn and we know Jesus said that when these things happen they “are the beginnings of the birth pangs” (Matthew 24:8) of the coming days when the Earth groans under the strain of man’s rebellion and we know that the days are hastening on towards that glorious day when Jesus comes again.

What shall we do? Our heart goes out in deep compassion for the people caught up in the disaster and we need to be in intercessory prayer for all involved. But in the midst of it all the Word of God once again speaks through the earthquakes, tsunamis and all the storms of life to say, “Seek the Lord while He may be found. Call on Him while he is near” (Isaiah 55:6). When God speaks it’s our responsibility to listen.

Prayer: Lord, we pray today for everyone who is caught up in the disasters the world is facing. May you be the comfort that the bereaved and the suffering need. And in the midst of it all may there be those who hear your voice above the world’s noise and turn to you in repentance to receive forgiveness and eternal life. In Jesus’ name, Amen.

Today's Writer : Peter Horrobin Peter Horrobin is the Founding and International Director of Ellel Ministries. He has now written and is currently developing Ellel 365 – a completely new online training school. This is specifically designed to help people understand and apply the practical truths of God’s Word into their lives. Already there have been many remarkable testimonies of what God is doing in people’s lives. The Ellel 365 website has now been completely updated. To take a look for yourself click on the Ellel 365 link on this page.

179. Yesus dan murid-muridNYA - Markus 1:14-20

Markus 1:
14Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan injil Allah, 15kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" 16Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 17Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." 18Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. 19Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. 20Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.

Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, di sini kita perhatikan Yohanes sebagai jalan pembuka bagi Tuhan Yesus. Meskipun Yohanes ditangkap, injil tetap jalan terus. Karena itu, meskipun seluruh Alkitab di muka bumi dibakar, meskipun seluruh gereja di muka bumi dihancurkan, meskipun semua pendeta yg ada di muka bumi dibunuh. Tetapi pekerjaan Tuhan akan jalan terus. Karena, Yesus adalah tetap Tuhan di atas segala Tuhan dan Raja di atas segala Raja.

Orang-orang saat itu mungkin berpikir bahwa bila Yohanes ditangkap, maka pemberitaan injil terhenti.Kita lihat bahwa setelah Yohanes ditangkap, Alkitab berkata,"Datanglah Yesus ke Galilea, dan berkata "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat, Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Bukan hanya itu, Yesus mulai memilih murid-muridNYA. Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, kita akan bahas, bagaimana kita dapat menjadi murid Yesus Kristus:

1. Menjadi murid Yesus adalah Anugrah
Kita pelajari di sini, ada dari mereka yg sebagai penjala ikan. Kita pelajari di sini, ada dari mereka yg sedang berkumpul dengan ayahnya. Yesus tidak menyelidiki mereka terlebih dahulu, siapa itu mereka, apa latar belakang mereka, apa kemampuan-kemampuan mereka, apa talenta-talenta yg ada di dalam mereka. Mereka tidak ditanya,"apa kemampuan rohani mereka, mereka tidak disuruh mengisi berbagai pertanyaan di dalam suatu formulir."

Yesus tidak tanya mereka secara khusus, urapan apa yg mereka miliki sebetulnya, dan berbagai hal seperti masa lalu mereka buruk/tidak? Yesus tidak melakukan interview/ wawancara terlebih dahulu. Karena, menjadi murid Yesus adalah anugrah, dan Yesus dengan tegas berkata,"bukan kamu yg memilih Aku, tetapi Akulah yg memilih kamu. Berarti, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, dalam hidup ini tidak ada suatupun yg dapat dibanggakan. Di sisi lain, kita juga engga perlu minder/kecil hati, kenapa? Karena kita menjadi murid Yesus adalah anugrah. Kalau kita menyadari bahwa menjadi murid Yesus adalah anugrah, sudah seharusnya kita bersyukur, sudah seharusnya kita bersorak, bersuka cita dan memberikan yg terbaik.

Jadi, bukan karena saya hebat, bukan karena saya memiliki karunia yg lebih. Atau karena Tuhan ingin saya masuk neraka dan kesengsaraan. Tetapi Tuhan selalu bermaksud untuk menyelamatkan saya dan mengangkat saya, dan melalui saya Tuhan dapat melakukan perkara-perkara besar bagi Dia. Berarti, bila kita telah menerima anugrah itu, janganlah menjadi orang yg diam/bisu. Tetapi, berani untuk mengabarkan injil, bersaksi akan apa yg Tuhan telah kerjakan dalam hidup saudara. Bisa saja engkau ditolak orang/engkau dimarahi.

Tetapi, bila kita menyadari bahwa ini adalah Anugrah dan Kasih yg besar dari Allah, maka saya tidak akan main-main. Tetapi, saya akan kerja keras sebagai respon dari cinta dan anugrah Allah yg telah saya terima.

2. Menjadi murid Yesus harus berani meninggalkan segalanya
Ada banyak orang yg ingin menjadi murid Yesus, tetapi tetap merokok. Mau menjadi murid Yesus, tetapi hidup berzinah, pulang pergi diskotek. Mau jadi murid Yesus, tetapi tidak mau tinggalkan judi dan kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya. Tetapi saya ingatkan buat saudara bahwa orang-orang yg dipilih untuk menjadi murid Yesus adalah orang-orang yg berani untuk meninggalkan segala-galanya.

Kita tidak bisa bayangkan, seandainya Petrus dan Andreas dipanggil Yesus. Dan, apa yg terjadi, bila respon mereka,"tunggu yah, ...3 hari lagi saya baru selesai!" Saya percaya bahwa Yesus tidak akan tunggu. Tetapi, apa yg terjadi? Petrus dan Andreas tinggalkan segala sesuatunya. Mereka tinggalkan perahu dan jalanya dan mereka pergi mengikuti Yesus. Kita tidak akan menjadi murid Yesus yg setia, kalau kita engga berani meninggalkan segalanya. Apakah itu berarti bahwa kita perlu untuk jual rumah saya, mobil saya?

Bukan itu maksudnya, tetapi kita harus berani meninggalkan segala sesuatunya bila itu melebihi Tuhan. Kita harus berani meninggalkan segalanya selama pikiran dan hati kita terus menerus tertuju kepada itu. Segala sesuatu yg telah melebihi cinta kita kepada Tuhan, itu berarti telah menjadi berhala di dalam hidup kita. Waktu kita menjadi murid Yesus, hati & pikiran kita hanya tertuju kepadaNYA, sehingga kemuliaan Allah dapat bekerja di dalam hidup kita, haleluya!

3. Menjadi murid Yesus harus setia
Menjadi murid Yesus, kita selalu dihadapkan dengan banyak tantangan. Tetapi, di sisi yg lain, kita banyak melihat berkat dan kuasa Allah. Nah, kunci untuk dapat meraih berkat Allah di tengah tantangan-tantangan yg besar, kunci itu adalah kesetiaan. Kesetiaan dapat membuat kita bersuka cita di masa-masa yg sukar. Yesus tidak janjikan berkat, Yesus tidak janjikan kemana Ia pergi, tetapi Yesus bilang,"Ikutlah Aku!" Dalam bagian lain, ada seorang yg bertanya kepada Yesus, engkau mau kemana,"Yesus jawab, serigala punya liang, burung di udara punya sarang, tetapi Anak Manusia tidak punya tempat untuk meletakkan kepalaNYA."

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, bisa saudara bayangkan bahwa seseorang mengajak anda, dan itu untuk seumur hidup mereka. Petrus dan Yohanes diajak Yesus,"Ikutlah Aku!" Dalam hal ini dibutuhkan orang-orang yg setia. Saya tahu bahwa saya berjalan dengan Tuhan. Oleh karena itu saya selalu ingatkan, kita perlu tahu dengan siapa kita berjalan, karena berjalan dengan Yesus Kristus, jalan kita adalah jalan yg pasti penuh dengan kemenangan, haleluya!

Doa:
Bapa, dalam Nama Yesus, Anugrah dan KasihMU luar biasa, itu sebabnya hamba berdoa, di dalam Nama Yesus, biarlah mujijat dan KuasaMU terjadi, kemenangan besar dapat mereka raih, sehingga melalui program ini, kami diteguhkan dan kami melihat Kemuliaan Allah dalam hidup kami, dalam Nama Yesus kami berdoa dan mengucap syukur, haleluya, amin!

Friday, March 11, 2011

Don’t Fret

Don’t Fret

"Do not fret or have any anxiety about anything, but in every circumstance and in everything, by prayer and petition (definite requests), with thanksgiving, continue to make your wants known to God."
Philippians 4: 6, Amp.

I can almost hear the sighs! It’s all right for you, Paul, telling us not to fret or be anxious, you have no idea what it is like trying to live in the 21st century. This is true, but we have to remember that Paul was writing this from his prison cell in Rome, chained to a Roman soldier, and never knowing from one day to the next when he might be put to death. Amazingly, the whole letter to the Philippians is full of joy and Paul’s positive attitude to life. Despite the fact that he knew he might die at any moment – or perhaps because of that – he was filled with rejoicing and praise for his beloved Saviour and he never allowed worry to come between them.

One of the biggest hindrances to our relationship with God is that we worry about our day-to-day problems – the many different things which crop up at work, or at home, or at Church. It is said about some people that they are never happy unless they have something to worry about! But in today’s verse, Paul tells the Philippians not to be worried about anything, but to focus on Jesus. I was interested to discover that the Greek word for worry is merimnao which comes from another Greek word: merizo, meaning “to divide in parts”. We want to focus on God but are unable to, because all our daily concerns divide our minds and cause us to be distracted.

In Luke’s Gospel (chapter 10: 38 – 42), we read of Jesus’ first visit to the house in Bethany. Martha is ‘anxious and distracted by much serving’ and Mary, instead of helping her sister, is sitting quietly at Jesus’ feet building her relationship with Him. When Martha protests to Jesus, He tells her she is worried and troubled about many things, but that Mary has got the right idea. I can imagine Martha getting inwardly furious “How can He say she is right? Here am I slaving away, trying to prepare a meal for Him and all those others who came with Him. I need help!” But Jesus is saying, “Focus on Me first, get your priorities right, and then the other things will seem less complicated and less challenging.”

So often we stumble off into a new day without finding time to spend with Jesus and allowing Him to calm our minds. It may mean getting up a little bit earlier, but just being quiet with our Friend and putting ourselves into His hands, helps to get things into perspective, our priorities sorted, and even a really busy day then seems to run more smoothly.

Prayer: Dearest Father, Thank You that You are concerned about even the trivialities of my life, such is Your love for me. Please help me to place the concerns of each day in Your loving hands, knowing that You care about each one of my concerns and that You will guide me through them. Amen.

Today's Writer : Angela Weir Angela Weir has been associated with Ellel Ministries from the very beginning, first as an associate member of the ministry team and later as an associate teacher. She trained as an actress and after her marriage and move to Cumbria, taught drama in a girls’ school.

Monday, March 7, 2011

How will I cope?

How will I cope?

"...being confident of this, that he who began a good work in you will carry it on to completion until the day of Christ Jesus. "
Philippians 1: 6, NIV

My son, Isaac, was 5 years old when he suddenly declared to me that he wouldn’t be going to Middle School! When I asked why, he informed me that the days were too long, there was too much homework and he was never ever going to remember where all the classes were!

Isaac had watched his older brother adjust to the change in school and had decided, from his 5 year old perspective, that this was not something that he could cope with. He didn’t seem to understand that there were another 6 years of maturing, growing, developing and preparation that would happen before he would ever have to cope with such a big change.

Sometimes I think we can be just like this. How many times do we look ahead at something and wonder how we will cope? For some there can be fear and anxiety of the future as we look at the real (and enemy-created) mountains that lie ahead… and the same cry comes from our hearts “But how will I cope?”. We sit down on the inside at the prospect of what lies ahead and simply decide in our hearts we can’t do it. It is just too much!

Others look at the future with a confidence and strength, not truly in the Lord, but rather in themselves. They have become their own protector and so anything laid in their path is simply a challenge that they can conquer. They know they will cope… because they have to!

Neither way is the Lord’s way. He sets a path ahead for us that is perfect for our lives. He knows all the struggles and ‘mountains’ we will face and if we yield our hearts to Him, He will prepare us and strengthen us for each task. We don’t need to look ahead with fear or with ‘soulish’ determination, we can simply know that God will mature us and prepare us for all that we have to walk through, if only we allow Him.

Prayer: Lord Jesus, thank You that as I offer my life to You, You take my life and You work in Your timing and in Your way to bring maturity and growth. It isn’t my job to do this, Lord. I can trust all of my future into Your hands and know that as I draw close to You and Your heart, You will work Your transformation and growth in my life. You alone will prepare me for all that lies ahead and I don’t need to have my ‘cope’ plan in place. Lord, thank You for the peace and rest that this brings to my heart – to simply know You are in charge. In Jesus’ name, Amen.

Today's Writer : Cath Taylor Cath Taylor joined the Ellel Grange team back in 1992. Cath is married to Andy and they have three sons; Jake, Ben and Isaac. Together, Andy and Cath now live

Sunday, March 6, 2011

178. Percobaan di padang gurun - Markus 1:12-13

Markus 1:
12Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. 13Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia.

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, buat orang yg tidak begitu mengerti, ia akan melihat ayat ini sebagai suatu kontroversi, mengapa? Karena di satu sisi dikatakan Roh yg memimpin Yesus. Kita terbiasa dengan satu pengertian bahwa Roh yg memimpin Yesus, biasanya adalah Roh yg membawa pada suatu kemenangan, Roh yg memimpin Yesus pada suatu mujijat dan perkara besar, berkat-berkat dan Kemuliaan yg luar biasa. Tetapi ayat di atas adalah suatu perbedaan yg jelas, karena dikatakan,"Roh memimpin Yesus ke padang gurun."

Dan bukan hanya padang gurun biasa, tetapi ada iblis yg mencobai. Dan bukan hanya ada iblis, tetapi juga ada binatang-binatang liar yg berkeliaran di sana, itu kata Alkitab. Berarti pertanyaan kita, Roh apa sebenarnya yg memimpin Yesus? Kalaulah Roh Kudus, masa sih Roh kudus pimpin Yesus ke padang gurun dan pencobaan, masa sih Roh Kudus pimpin Yesus dan menempatkan Yesus di antara binatang liar, masa sih Roh Kudus sedemikian keras dan sadisnya. Persoalannya adalah sebenarnya dengan diri kita sendiri yg mempunyai asumsi bahwa Roh Kudus tidak akan membawa kita pada pencobaan.

Sebagai hamba Allah saya mau ingatkan bahwa pencobaan itu baik untuk kedewasaan iman kita, pencobaan itu baik agar kita selalu rendah hati dan bergantung terus sepenuhnya kepada Tuhan. SaudaraKU yg kekasih dalam Tuhan, Roh Kudus memimpin Yesus ke padang gurun untuk dicobai. Kalau kita menyadari bahwa Yesus sendiri yg adalah Tuhan di atas segala Tuhan dan Raja di atas segala raja, pemegang segala kuasa di bumi dan di sorga dicobai. Maka siapakah kita yg ingin mendapatkan pengecualiaan? Yang Yesus sendiri menghadapi pencobaan.

Ada banyak orang saat menghadapi pencobaan, dia ingin cepat-cepat lari. Tapi, pencobaan dari Allah selalu memiliki maksud dan rencana Tuhan di dalamnya. Ada beberapa pengertian, mengapa orang benar/kudus saat dicobai:

1. Roh Kudus selalu memimpin
Ada banyak orang saat dicobai, dia selalu berdoa,"Tuhan, kenapa Engkau selalu meninggalkan aku, kenapa Engkau selalu membiarkan Aku?" Ada banyak orang yg berpikir bahwa awal dari pencobaan adalah akhir dari penyertaan Kristus. Dan itu adalah pandangan yg sangat keliru, karena Kristus selalu menyertai kita di tengah-tengah pencobaan. Pencobaan bukan tanda bahwa Roh Kudus tidak menyertai dan memimpin kita. Tetapi Roh Kudus yg selalu memimpin kita ke dalam pencobaan.

Masalahnya, adalah apakah perhatian kita tertuju pada pencobaan, masalah/kesulitan. Atau sebaliknya, apakah kita selalu menanti dan menunggu Suara dan Kasih Tuhan yg selalu menuntun dan membimbing kita. Tetapi saat kita dicobai, bila kita tetap berhubungan akrab dengan Tuhan, kita bisa dengar suara Tuhan dan merasakan tuntunan Tuhan dan mengalami kehangatan Tuhan yg selalu menyertai kita. Maka, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, kita engga pernah perlu untuk takut lagi.

Bila setan berbisik pada kita,"kamu engga akan bisa menang, kamu engga akan bisa keluar dari masalah ini, dan Tuhan sudah tinggalkan kamu!" Tetapi, hari ini saya mau beritahu meskipun rumah tanggamu di ambang perceraian, atau keadaan ekonomi mu sedang jatuh sama sekali, atau engkau sedang difitnah orang, dan engkau sedang terancam di phk di kantormu, atau mungkin engkau sedang ada perkara di dalam pengadilan. Sebagai hamba Allah saya mau ingatkan, meskipun engkau sedang di dalam pencobaan seperti itu, janganlah engkau lemah/patah semangat, karena Roh Kudus yg akan selalu pimpin hidupmu.

2. Seringkali saat kita mengalami pencobaan, kita tidak melihat waktu yg singkat
Mungkin kita sudah berdoa karena anak anda sakit, kemudian ada masalah lagi datang, terus menerus dan bertumpuk-tumpuk. Sekali lagi saya mau tegaskan bahwa saat kita mengalami pencobaan, kita tidak melihat waktu yg singkat, karena Yesus sendiri dicobai selama 40 hari lamanya. Tetapi saya mau ingatkan bahwa pencobaan-pencobaan yg datang itu tidak akan melebihi kemampuan kita. Tetapi, setiap pencobaan yg datang dapat kita selesaikan melalui KuasaNYA yg besar.
Karena itu, tetaplah sabar. Meskipun tidak semuanya masalah kita selesai. Selalu mengucap syukur pada Tuhan, karena Tuhan sedang mendidik kita menjadi lebih dewasa.

3. Saat pencobaan datang, seluruh Malaikat Sorga menyertai kita
Karena itu, dengan tegar kita dapat berkata,"bahwa yg menyertai kita lebih banyak daripada yg melawan kita."

Doa:
Bapa, terima kasih buat saat ini, terima kasih untuk AnugrahMU. Saat ini hamba berdoa untuk mereka yg sakit, berbeban berat, di dalam Nama Yesus Tuhan jamah, sehingga kesembuhan terjadi, pemulihan terjadi, berkat dan kebangkitan iman boleh berlaku di dalam UmatMU. Di dalam Nama Yesus kami berdoa, amin!