Monday, April 26, 2010

139. Mencari Penghormatan - Matius 23:1-12

Sebagai manusia pada dasarnya butuh dihormati, suami akan bahagia jika ia mendapat penghormatan dari istrinya. Dan istri akan hidup dengan penuh suka cita jika ia mendapatkan penghormatan dari suaminya. Dalam sebuah rumah tangga jika kita ingin melihat kunci sukses, kunci kebahagiaan, masing-masing pribadi harus menghormati pasangannya. Saya tidak bisa bayangkan, betapa bahagianya rumah tangga itu. Mungkin ia tidak tinggal di rumah yg mewah, mungkin engkau tidak memiliki mobil yg mahal, mungkin engkau tidak memiliki segala-galanya. Bahkan istri/suamimu bukanlah merupakan sebuah pribadi yg sempurna. Tetapi, bila suami tahu menghormati istrinya, memberikan pujian dan kata-kata kekuatan pada istrinya.

Dan, betul-betul menghargai istrinya dengan hati yg tulus. Sebaliknya jika istri juga menghargai dan menghormati suaminya, mengatakan kasih dan pujiannya yg tulus, saya percaya bahwa rumah tangga itu akan menjadi rumah tangga yg diberkati. Juga sebaliknya terjadi, jika orang tua menghormati anaknya, anak-anak menghormati orang tuanya. Mungkin saudara berkata,"bagaimana saya harus menghormati anak saya." Tetapi, saat engkau mengasihi dan menghargainya, jika engkau memujinya pada saat mereka berbuat baik, maka engkau adalah orang tua yg bijaksana yg dapat memberikan semangat dan mendorong anak-anakmu, menuju pada keadaan yg lebih baik.

Jika orang tua tidak menghargai anak-anaknya, dengan berkata,"ah..engkau masih kecil ; ..ah engkau tahu apa, anak ingusan, anak kemaren sore, bisa apa sih! Bila orang tua selalu merendahkan anak-anaknya/martabatnya, maka rumah tangga itu akan hancur. Begitu pula dengan pelayanan, bila hamba-hamba Tuhan tahu untuk menghormati pekerja-pekerjanya. Dan jemaat-jemaatnya tahu untuk menghormati pelayan-pelayan Tuhannya. Maka saya bisa bayangkan, betapa bahagianya Rumah Allah itu, betapa bahagianya pelayanan tersebut.

Karena pelayanan adalah sesuatu yg sangat perlu dan membawa damai sejahtera. Jadi pelayanan adalah bukti dari kualitas hidup dan bukan sesuatu yg dicari. Karena, bila kita mencari penghormatan, maka kita akan mengalami berbagai-bagai persoalan. Nah, pada program khusus hari ini, kita akan belajar mengenai mencari penghormatan, pada Matius 23, ayat yg pertama sampai yg ke duabelas:

Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 2"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 3Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 4Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 5Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; 6mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; 7mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. 8Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 9Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. 10Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 11Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 12Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Yesus menjawab banyak pertanyaan kita hari ini, bagaimana dengan hamba Tuhan yg pengajarannya baik, tetapi hidupnya tidak benar? Yesus dengan tegas menjawab turuti pengajarannya, tetapi jangan turuti perbuatannya, karena mereka tidak melakukan apa yg mereka ajarkan. Pada pengajaran hari ini, Yesus dengan tegas berkata,"terima pengajarannya, lakukan apa yg telah diajarkan dengan baik, tetapi tolak/jangan turuti perbuatannya.

Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, perhatikan ayat yg ke-12 ini, Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Penghormatan adalah sesuatu yg perlu. Kita perlu untuk menghormati orang lain, kita harus menghormati suami, anak-anak kita. Kita harus menghormati orang tua kita, kita harus menghormati orang-orang yg telah berbuat baik di dalam hidup kita. Sehingga kehadiran kita, dimanapun kita berada, kita akan menjadi berkat. Tetapi penghormatan adalah sesuatu yg kita beri, bukan sesuatu yg kita cari.

Jadi, kita harus mendisiplinkan diri kita untuk memberi penghormatan pada orang lain, tetapi jika tiba saatnya kita tidak dihormati, maka bukanlah saatnya kita untuk berontak, kecewa, dan berkata," orang tua tidak menghormati saya, istri/suami, anak-anak tidak menghormati saya." Dan, jika kita ada di dalam keadaan seperti itu, kita akan sangat kecewa, kita akan sangat lemah, akhirnya hati kita akan sakit dan kita akan melakukan tindakan-tindakan yg aneh. Ada beberapa hal yg menarik yg Yesus ingin ajarkan buat kita di sini:

1. Ibadah bukanlah untuk mencari penghormatan
Yesus berbicara mengenai orang-orang Farisi di sini bahwa mereka melakukan ibadah supaya mereka dihormati. Dan banyak orang yg melakukan hal yg sama. Dia masuk ibadah agar orang bisa melihat bahwa ia adalah orang yg baik. Dia menolong orang lain, dia bicara manis untuk orang lain, supaya ia mendapat pujian. Dan, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, jika kita berbuat baik agar kita mendapat pujian.Maka, saya mengambil kesimpulan yg sederhana, yaitu bahwa saudara melakukan sesuatu yg baik, tetapi dengan alasan yg salah.

Karena engkau melakukan perbuatan baikmu, menolong orang lain hanya dengan tujuan untuk mencari penghormatan. Dan orang-orang seperti ini, dalam pelayanannya dan pengiringannya kepada Kristus pun akan menjadi kecewa dan marah serta berkata kepada Tuhan, saya kan sudah sumbang banyak buat gereja, melakukan banyak pelayanan, tetapi, kenapa saya terus menghadapi masalah? Kalau jadinya seperti ini, lebih baik saya mundur dari pelayanan. Jadi, ibadah/perbuatan baik/pernyataan kasih yg kita buat, bukan untuk mencari penghormatan, tetapi keluar dari motivasi yg tulus untuk berkata,"karena saya mau lebih dekat dengan Tuhan, karena saya mau jadi berkat buat sesama." Saya mau jadikan Firman Tuhan sebagai dasar dari hidup saya. Sehingga apapun yg dikatakan oleh Firman Tuhan, saya akan lakukan dengan suka cita dalam hidup saya.

2. Bahwa Orang yg mencari penghormatan tidak dapat menghargai sesamanya
Pada ayat yg ke-8 dikatakan,"Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara." Nah, pada waktu Yesus berkata bahwa kamu semua adalah saudara, sebetulnya Yesus sedang mengajarkan contoh sederhana bahwa bila mereka hanya mencari penghormatan, maka mereka hanya akan merendahkan orang lain dan mengangap dirimu yg paling baik.

Itu sebabnya, masalah rumah tangga terjadi, kenapa? Karena, suami seringkali berkata,"saya yg paling benar, istri saya yg salah. Demikian pula dengan istri yg berkata,"saya sudah buat segala-galanya untuk istri saya, tetapi suami tidak pernah menghargai saya. Jadi, selalu ada di dalam posisi bahwa saya benar, maka orang lain salah. Inilah yg Tuhan Yesus mau bilang,"bahwa bila kamu Rabi, maka orang lain adalah bawahan kamu. Tetapi,Yesus mau bilang kamu semua adalah saudara, saling menghormati, saling menghargai, saling menolong, saling menyatakan kasih. Maka di situlah hidup kita akan menjadi berkat bagi orang lain.

Kita boleh saja masih muda, tetapi bila saudara menghargai orang-orang di sekitar saudara, maka saudara akan menjadi berkat bagi banyak orang. Saudara boleh saja karyawan biasa, tetapi bila saudara menghargai setiap orang, hidupmu akan menjadi berkat bagi banyak orang. Kadang ada orang berkata,"pendeta, saya tinggal di lingkungan yg orang-orangnya bukan Kristen, dan itu adalah merupakan suatu tekanan dalam hidup saya. Kuncinya sederhana, bila saja engkau mau menghormati, dan menghargai orang lain. Orang boleh tidak suka bahwa saudara adalah orang Kristen. Tetapi, bila saudara menghormati dan menghargai, maka apa yg keluar dari saudara akan dapat menjadi berkat dan menjamah kehidupan orang-orang di sekitar saudara, haleluya!

3. Berarti seorang yg mencari penghormatan dan penghargaan akan dipermalukan Allah
Lihat pada ayat yg ke-11Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 12Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.Oleh itu sebabnya saudara, kita perlu bersyukur untuk segala perkara yg terjadi di dalam hidup kita. Alkitab berkata,"bahwa tidak ada seutas rambut yg jatuh ke tanah tanpa seijin Tuhan."

Artinya, ada masa-masanya bahwa orang akan merendahkan hidup saudara, orang memandang remeh hidup saudara dan tidak menghargai hidup saudara. Tetapi sebagai hamba Tuhan, saya mau mengingatkan saudara bahwa,"Yesus adalah tetap Tuhan yg menatapmu dan dengan bangga berkata,"Engkau adalah anak yg Kukasihi." Waktu kita tahu bahwa kita adalah anak-anak yg dikasih oleh Allah, kita adalah hamba-hamba pilihan Allah yg dipercayakan dengan tugas Agung dan telah dipersiapkan dengan Mahkota Abadi.

Maka setiap kita seharusnya bersyukur dan berkata,"Tuhan, kalau orang menghormati saya, kembalikan penghormatan itu buat Tuhan." Tetapi, bila orang merendahkan dan meremehkan saya, saya tetap tahu bahwa hidup saya berharga, karena Yesuslah yg telah membuat hidup saya berharga. Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, saya percaya inilah saatnya saudara untuk menerima berkat Tuhan, kita menghormati orang lain tanpa menuntut mereka harus menghormati kita, karena kita ada agar kita menjadi berkat.

Doa:
Bapa terima kasih buat hari ini, hamba berdoa buat mereka yg sakit dan berbeban berat, hamba berdoa buat mereka yg merasa diremehkan dan direndahkan hidupnya, mereka yg merasa tidak berharga/minder dan tidak berarti di dalam hidup ini. Tetapi, hari ini kembali kami diingatkan bahwa kami adalah orang-orang yg berharga di mata Tuhan. Kami mau jadi berkat, kami mau menghormati orang lain. Kami mau menghargai suami/istri/orang tua/anak-anak kami, dan dimanapun kami berada. Karena, kami mau memberikan penghormatan bagi orang lain, sehingga Nama Tuhan dapat dipermuliakan. Yang sakit Tuhan jamah, yg lemah Tuhan kuatkan. Hamba berdoa di dalam Nama Yesus biarlah mujijat Tuhan mengalir hari ini bagi setiap kami yg percaya. Di dalam Nama Yesus kami berdoa, haleluya, amin!

Sunday, April 25, 2010

138. Yesus dan Daud - Matius 22:41-46

41Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kata-Nya:42"Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?" Kata mereka kepada-Nya: "Anak Daud."43Kata-Nya kepada mereka:"Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata:44Tuhan telah berfirman kepada Tuanku:duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. 45Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?"46Tidak ada seorangpun yang dapat menjawab-Nya, dan sejak hari itu tidak ada seorangpun juga yang berani menanyakan sesuatu kepadaNya.

Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, semua tahu persis bagi orang-orang Yahudi bahwa Mesias adalah anak Daud. Dan mereka tahu bahwa Yesus adalah keturunan Daud. Yesus kemudian mulai membongkar pikiran mereka dan berkata,"betul aku adalah keturunan Daud, betul bahwa aku adalah Mesias itu."" Tetapi, sekarang coba kamu berpikir, keturunan seperti apa yg sedang kamu bicarakan? Kalau keturunannya hanya berdasarkan keturunan daging, maka Yesus akan berkata bahwa Mesias adalah tuannya (Daud). Tetapi, kalau keturunannya berdasarkan kuasa Roh Allah/Allah memakai Daud melalui dagingnya. Berarti secara Roh, Mesias akan memerintah segala sesuatunya, termasuk Daud, nah itulah yg Yesus sedang bicarakan.

Dengan pertanyaan yg Yesus sedang sampaikan ini, Yesus sebenarnya sedang mau menyatakan beberapa hal penting, bahwa:

1. Pandangan orang Farisi berbeda dengan kebenaran
Lihat di ayat yg ke-42Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?" Kata mereka kepada-Nya: "Anak Daud." Jadi Yesus sedang menggambarkan sesuatu pada orang-orang Farisi, bahwa mereka yg paling dihormati, dan yg menganggap pengajarannya yg paling tepat dan benar dan tidak ada yg dapat menandingi pengajarannya, sekarang Yesus mau beritahu bahwa ajaran mereka itu berbeda dengan kebenaran.

Yang mereka anggap benar, itu bukanlah kebenaran. Bila ajaran-ajaran itu hanya merupakan pandangan-pandangan berdasarkan penafsiran-penafsiran mereka, maka itu bukanlah kebenaran yg sejati. Nah saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, inilah yg seringkali menjadi persoalan buat kita. Kadang kala kita sering kali masuk gereja, tetapi kita tetap tidak bertumbuh. Sementara Alkitab bilang,"Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran dari Firman Kristus." Jawaban saya sederhana, bila gereja hanya mengabarkan tradisi dan apa saja yg mereka percayai, maka saya mau beritahu bahwa gereja tidak hidup berdasarkan kebenaran. Karena kebenaran itulah yg memerdekakan kita menurut Alkitab.

Yohanes 8 berkata,"Jika kamu mengetahui kebenaran, maka kebenaran itulah yg akan memerdekakan. Berarti sebagai hamba Allah kembali saya mau ingatkan buat saudara bahwa pandangan orang Farisi itu berbeda dengan kebenaran, dan saya mau beritahu bahwa setiap kita sebagai orang percaya harus tunduk pada kebenaran, dan bukanlah pada hal-hal yg kita anggap benar. Ada banyak hal dalam hidup ini yg kita anggap benar, tetapi pertanyaannya sederhana, apakah yg kita anggap benar itu merupakan kebenaran? Jawabannya belum tentu! Nah, bila kita tahu bahwa apa yg kita anggap kebenaran itu belum tentu merupakan kebenaran, pertanyaannya: apakah kita mau berubah, maukah kita ditegur, maukah kita dikoreksi, maukah kita diperbaiki?

Selama kita masih mau ditegur dan dikoreksi oleh Firman Allah. Maka saya mau beritahu bahwa kita ada di jalur yg tepat. Tetapi, persoalannya kalau kita sudah menganggap sesuatu sebagai kebenaran, maka kita akan terus mengeraskan hati. Kita akan selalu punya asumsi,"yah..itu sih saya tahu, hidup suci itu perlu..tapi bagaimana kita bisa melawan hawa nafsu daging, kita kan masih hidup di dunia, jadi otomatis hal itu terjadi!" Sebagai hamba Allah saya mau ingatkan buat saudara bahwa apa yg kau anggap benar, apa yg saudara tahu, belum tentu itu merupakan suatu kebenaran. Jadi, kita harus selalu merendahkan diri di hadapan Tuhan, bahwa setiap keputusan yg kita ambil/pandangan yg kita butuhkan, kita harus minta tuntunan Tuhan, kita harus minta hikmat dari Roh Kudus.

Kita harus biarkan Tuhan bicara, mau rendahkan hati kita dan berkata,"Tuhan, beritahu buat saya, bukan saja saya dapat melihat apa yg benar, tetapi saya dapat berjalan dalam kebenaran dan dapat melihat kemuliaan Tuhan dengan luar biasa! Berarti sekali lagi saya mau ingatkan bahwa pandangan orang Farisi berbeda dengan kebenaran. Yesus mengajukan pertanyaan ini, Yesus sedang membongkar pandangan-pandangan mereka. Yesus sedang mau beritahu bahwa bisa saja engkau anggap kebenaran, tetapi itu belum tentu merupakan kebenaran. Keributan rumah tangga juga sama, suami selalu anggap dirinya benar, istri juga merasa dirinya benar.

Karena sama-sama merasa dirinya benar, akhirnya keributan mulai terjadi, suami membentak istri, istri tidak mau kalah juga dengan melawan suami. Sampai akhirnya teriakan yg paling keras terdengar, yaitu "cerai." Suami berkata,"cerai saja." Istri berkata,"siapa takut, lebih baik bercerai, kita akan bercerai." Karena masing-masing tidak mau mengalah dan menganggap benar, maka perceraianpun terjadi. Tidak sedikit hubungan antara anak dan orang tua juga hancur, karena punya pandangan "saya yg benar, dia yg salah." Tidak sedikit gereja-gereja Tuhan pecah. Pelayanan-pelayanan yg sedang bertumbuh juga pecah, karena masing-masing berkata,"saya benar, dia yg salah."

Tetapi, sebagai hamba Allah saya mau ingatkan bahwa ini bukanlah soal kebenaran siapa yg benar atau siapa yg salah. Persoalannya, apa kebenarannya? Biarkan Firman Tuhan menjadi kebenaran. Biarlah kehendak Tuhan yg menjadi kebenaran. Biarlah apa yg Kristus kehendaki itu yg menjadi kebenaran. Dan setiap orang harus tunduk pada apa yg Yesus kehendaki, setiap orang harus takluk pada Firman Allah, dan bila semua takluk pada Firman Allah. Saya percaya bahwa bila suami melihat Firman Allah, istri melihat Firman Allah, semua sama-sama menyadari kekurangan dan kelemahannya, sekaligus juga menyadari kelebihan dan anugrah yg ada padanya, maka saya percaya bahwa rumah tangga itu kuat, pelayanan akan kuat, hubungan antara orang tua dan anak akan kuat. Semua sama-sama akan menyadari bukan soal siapa yg benar, tetapi masing-masing tunduk pada kebenaran dan berjalan di dalam kebenaran. Kita taati kebenaran dan kita berjalan di dalam Kuasa kebenaran, haleluya!

2. Daud tidak lebih besar dari Mesias, karena Mesias adalah Allah
Ketika Yesus dengan jelas bertanya, siapakah Mesias, anak siapakah Dia? Sebetulnya Yesus sedang mau menyatakan bahwa Daud tidak lebih besar dari pada Mesias, karena orang-orang Farisi dan Yahudi itu sangat terpengaruh bahwa Daud adalah Raja kami. Tetapi Yesus mau beritahu kalau Mesias datang, Mesiaslah yg akan jadi Raja, Mesias akan menaklukan segala sesuatu. Adat istiadat, pandangan-pandangan yg berlaku dalam masyarakat, ini semua akan dibongkar. Jadi, Yesus mau bilang bahwa Mesias ketika datang tidak seperti yg kamu pikirkan, karena Mesias yg datang sebagai Raja akan mengatur segala sesuatu. Karena orang-orang Farisi beranggapan ketika Mesias datang, harus begini, harus begitu, dan itu adalah konsep-konsep mereka.

Sehingga murid-murid Yesus berkata berkali-kali,"guru, kapan engkau akan memulihkan Kerajaan bagi Israel? Karena, konsep mereka saat Mesias datang, maka Mesias akan membela Israel untuk menghancurkan Romawi yg sedang menjajah mereka saat itu. Yesus mau bilang, "hai...kehadiran Mesias tidak seperti konsep-konsep yg sedang kamu bayangkan itu." Mesias itu sebagai Raja, dan kerajaanNYA itu bukan secara fisik/geografis. Tetapi, KerajaanNYA ada di dalam hati setiap orang. Mesias akan sebagai Raja di dalam hidup kita, bila kita mau menerima, mau buka hati. Jadi, Mesias bukanlah seperti Daud yg akan memerintah secara fisik.

Tetapi karena Mesias, karena kehadiranNYA, kuasaNYA di dalam Roh yg menghancurkan kegelapan. Dan, barang siapa yg percaya dan yg hidup dalam terangnya, dipimpinnyalah ia dari kegelapan dan masuk ke dalam terangNYA yg ajaib! Kerajaan Daud sifatnya geografis, tetapi Kerajaan Mesias adalah Kerajaan yg meliputi seluruh dunia, Yesus datang bagi orang-orang yg terhilang, agar dapat hidup di dalam kemenangan. Kadang kita masih berpikir, Yesus kan Raja, koq masih ada peperangan sih, koq engga ada damai sih? Jawaban saya sederhana bahwa Yesus sebagai Raja di dalam hati kita dan memerintah secara Roh. Waktu kita mau buka hati kita maka kita akan dipindahkannya dari gelap, kita akan dibawa ke dalam terang dan masuk ke dalam KemulianNYA yg luar biasa!

3. Yesus sedang mau menyatakan bahwa IA adalah Mesias yg sedang dinantikannya itu
Mereka sedang menanti-nantikan Mesias. Tetapi, Mesias sedang ada di depan mereka. Mereka sedang menyatakan kuasaNYA di hadapan mereka. Tetapi, karena adat istiadat mereka, karena pandangan-pandangan yg keliru, dan mempertahankan ajaran-ajaran yg sebenarnya salah itu, maka mereka tidak pernah menerima dan merasakan kehadiranNYA. Berarti, Yesus adalah Tuhan di atas segala Tuhan. Agama boleh banyak, nabi boleh banyak, tetapi keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus Tuhan, haleluya!

Doa:
Bapa di dalam nama Yesus, kami yg sedang dalam di dalam pergumulan, masalah, sakit. Tetapi kami terlalu percaya bahwa doa orang benar besar KuasaNYA. Kami percaya bahwa mujijat, kesembuhan, berkat adalah hak mutlak bagi kami sebagai orang percaya. Kami berdoa, di dalam Nama Yesus, jamah kami sehingga kami dapat melihat kemenangan yg luar biasa! Dan oleh iman kami boleh percaya! Di dalam Nama Yesus kami berdoa, haleluya, amin!

Wednesday, April 14, 2010

Prepare To Live: Count the Cost of Commitment Luke 14:25-35

Prepare To Live: Count the Cost of Commitment Luke 14:25-35

Introduction
Everything comes at a cost. An athlete must decide early in life just how serious he wants to become in his field of sport and so train with dedicated fervour. The parables today are simple stories in which Jesus illustrates the importance of fully devoted discipleship. One story is taken from the agricultural world of that day and deals with construction or building; the other is taken from a political situation and deals with destruction or fighting.

But Jesus used both parables to teach us to count what it would cost us to fully follow Him and what it would cost us if we choose a different path. Jesus used the word “hate” (26) ! Surely that’s not what He means is it? Just as property or material things can come between us and God’s kingdom, so can family ties. Here Jesus uses the strongest language to show how much he disapproves of it! We should love our family members less and love God more (cf Matt 10:37- parallel saying)! In fact, giving your family second place is one way of taking
up the cross. So, Jesus’ emphasis here is on the fact that we need to treat the Kingdom of God as the top priority!

The Parables:
(a) The Tower - or Count The Cost Of Following Jesus! (28-30)
The tower or silo story is straightforward enough. A farmer needs a place to keep his implements and produce secure from potential thieves or some kind of harm. First, if he builds it, he will gain respect in the community. Secondly, his property value would probably rise. Thirdly, he would finally have a place to store everything. Fourthly, the tower would provide security. So, he had obviously worked out all of the reasons for building this facility. But there was one thing that he overlooked: THE COST! Halfway through this project, he runs out of money. How humiliating! He ended up with an unfinished building he now could not use!

(b) The War (of the 2 Kings) – or Count The Cost of NOT Following Jesus! (31-33)
For his second story, Jesus noted that this particular king was being attacked by a rival king and was outnumbered two-to-one on the battlefield. If the king is wise, he’ll send out a delegation to discuss terms of peace. In effect, Jesus is saying: “I have come to take back enemy held territory. NOT to follow me means to set yourself up against me. And that’s a fight you will not win! Instead of resisting Him, make peace with him.

Conclusion:
Following Jesus is your choice. But you must calculate what it might cost you to NOT follow Him. The reality is that it doesn’t matter how well you start the race if you fail to finish! Don’t drop out…“Finish.” Jesus talked earlier in Luke 14 about how everyone is invited to come to the banquet of salvation. It’s freely offered and freely received. So, we don’t have to count the cost for it. But when it comes to being a REAL disciple or follower of Jesus, we really DO NEED to count the cost of commitment! What about you? What is the Holy Spirit saying to you today! Read Luke 14:25-35

Biblical
1. Describe the context in which this passage (25-35) takes place?
2. What did Jesus say to them (26-27)?
3. Why do you think Jesus might have used such strong words here?
4. How can we ‘hate’ our family when we are told elsewhere to love everyone (26)? What do you think Jesus meant by this?
5. What does it mean to be a ‘disciple’? What does ‘carry his own cross’ mean (27)?
6. Verses 28-35 share one theme. What is it? What are the two illustrations given?
7. The last two verses speak about tasteless salt (34-35)? To what does this refer? How does
this tie Jesus’ message together?

Personal and practical
8. What is Jesus’ conclusion (33)? What does it mean to you ‘to give up everything’? In what
way/s does this verse challenge you?
9. Can a person be a ‘believer’ and not a ‘disciple’? Why or why not?
10. On a scale (1 = not much to 10 = a lot) how would you rate your ‘saltiness’ at this time? What would you prefer it to be? Why?
11. What does it mean to you ‘to count the cost of commitment’?
12. How do you think your commitment to Christ could be improved? Be specific.
13. Pray through what God has been showing you during this study.

Monday, April 12, 2010

Let Go!

Let Go!
Let us throw off everything that hinders and the sin that so easily entangles.

Hebrews 12:1. NIV
I was driving along a country lane recently when I came across a bird of prey in the middle of the road, feasting on the remains of a dead rabbit. The bird tried to fly out of danger with the rabbit in its talons, but it was not able to take off quickly enough while carrying such a weight. It was obviously very reluctant to leave its meal behind, but finally, with my car nearly upon it, it abandoned the dead rabbit and flew off out of danger.

It made me think of how often we put ourselves at risk because we’re reluctant to let go of the things our carnal nature wants to hang on to. Romans 8:13 tells us: ‘If you live by the carnal nature you will die.’ The bird nearly lost its life because it wouldn’t let go. When we hold on to the things our flesh desires, which may be besetting sins, worldly pleasures and greed or lust of any kind, we can separate ourselves from God and the blessings that He has for us. We may also put ourselves in danger as we open ourselves up to the enemy to have a foothold in our lives.

Are you holding on to anything today that is jeopardising your walk with God? Is there something that God has been asking you to let go of? Let’s resolve to do as the writer of Hebrews urges, and ‘throw off everything that hinders and the sin that so easily entangles.’

Prayer: Lord, please forgive me for holding on to things that hinder my walk with You. Help me to let go of everything that is holding me back from fullness of life in You. In Jesus’ Name, Amen.
Today's Writer : Jilly Lyon Taylor Jilly Lyon Taylor is part of the Leadership Team at Ellel Pierrepont. She worked in publishing and then with children in Hong Kong before concentrating on being a full-time mother and serving in the local church. Her desire to see people healed led her to the Luke Nine Eleven Training Scheme(NETS) at Pierrepont, and now she teaches and ministers there.

Sunday, April 11, 2010

The Tongue has the Power of Life and Death - Part 1

The Tongue has the Power of Life and Death - Part 1
The tongue has the power of life and death and those who love it will eat its fruit.

Proverbs 18:21, NIV
Did you know that you have the power of life and death? Perhaps that comes as a surprise? Today’s verse from Proverbs 18 says that you have the power of life and death and so do I. That power is in our words. What we say can have that sort of effect on someone.

Can you remember any words which brought life to you? Perhaps it was when someone told you about the hope of eternal life in Jesus. Perhaps it was an encouraging comment which strengthened you just when you most needed it. Kind words bring life to us when we are anxious or distressed. And prayer is powerful. Can you bring life to someone you know today through your words?

The second part of the Proverb says that those who love it (the tongue) will eat its fruit. Perhaps you know someone who loves to talk. It might be you! The issue is not really how much we talk but whether our words are bringing life or death. If we love to build other people up with our words, we will eat the fruit of that one day. The fruit will be life.

On the other hand, if we love to demonstrate our own ‘rightness’ by explaining to our friends our detailed understanding of exactly how a third party is getting things wrong, we will eat the fruit one day – the fruit of death. Death in relationships and opportunities.

Who will want to share their heart with me if they hear me criticising someone else? Subconsciously my friend will be reluctant to share her really vulnerable places with me if I do that, because I’m demonstrating my ability to pull someone apart rather than build someone up.

James 3:2 is reassuring. It says: ‘We all stumble in many ways. If anyone is never at fault in what he says, he is a perfect man, able to keep his whole body in check’.
God doesn’t have impossible standards for us- He knows we all stumble frequently. I definitely do.

What can we do? I read about a lady who went on a fast. It was a fast from saying anything negative. No negative words for a week. She said it was excruciatingly difficult, but so valuable. I wonder if the Lord might be speaking to me? How about you?

Prayer: Lord Jesus, thank You for the people in my life. Please forgive me for the many times when I have spoken words that did not bring life. Please help me to build people up with my words today. I really mean it. I would appreciate Your help. Thank You so much for Your love. Amen.
Today's Writer : Grace Marshall Grace Marshall is a member of the Ellel Pierrepont team and also works one day a week as a doctor in general practice near Southampton. Previously she was a full-time GP for 15 years and a member of the Ellel associate ministry team and teacher. Her passion is relationship with God and doing anything that will help other people to find that close relationship too.

The Tongue Has the Power of life and Death 2

The Tongue Has the Power of life and Death 2
The tongue has the power of life and death and those who love it will eat its fruit.

Proverbs 18:21, NIV
Continuing the theme of the power of words to bring life or death, today I have another question. Do you remember any words spoken to you which brought death? Death of hope. Death to your spirit.

Perhaps you heard this sort of thing as a child: You are hopeless! No-one will want to marry you! Why can’t you be like your sister (or brother)? You’re stupid. You’re no use!
Why not take a moment to ask Jesus to bring to your mind any words that were spoken about you which cut your heart.

When such words come from people we love and trust, it hurts so much more. Also words carry more power when they come from someone in authority - because we are more likely to believe what they say. Have you ever spoken to God about it? Have you ever said ‘I forgive that person’?

Now someone may say - well I don’t really need to forgive because what they said about me is true. I wonder if you’ve ever thought of really sitting down and questioning whether some of those words are actually true. True by God’s definition of truth.

They might feel true! Feelings aren’t always right however. Does the Bible say ‘if you feel something is true then it is true’? No, I can’t think of any verse that says that!

So what is God’s definition of truth? John 1:17 says ..truth came through Jesus Christ. Jesus said ‘I tell you the truth’ at least 80 times. And ‘I am the way, the truth and the life.’ So if we want to know the truth, we can look at the Bible and see what Jesus says about us. What does He say about you? You could ask Him to show you.

Prayer: Lord Jesus, I was cut inside when that person said those words about me. I think I did believe it. If this was not Your truth about me then I’m asking You to show me. I forgive them for what they said. I ask You to remove any negative spiritual power from those words. Your words are life, Your words are loving and kind. Please speak Your words about me. Thank You. Amen.
Today's Writer : Grace Marshall Grace Marshall is a member of the Ellel Pierrepont team and also works one day a week as a doctor in general practice near Southampton. Previously she was a full-time GP for 15 years and a member of the Ellel associate ministry team and teacher. Her passion is relationship with God and doing anything that will help other people to find that close relationship too.

Temporary or Permanent?

Temporary or Permanent?
For here we do not have an enduring city, but we are looking for the city that is to come.

Hebrews 13;14, NIV
When D.L.Moody, perhaps the most effective evangelist of the nineteenth and early twentieth centuries, was about to die, his final words to those who sat at his bedside were: “Earth is receding, heaven is approaching. This is my crowning day!

No-one worked harder all his life for the glory of the King while he lived in his earthly tent in this temporary city. But no-one was more certain of the permanence of the place he was going to. He was looking forward to enjoying the glory of God, in the city that is to come for all those who are trusting in Jesus. Jesus is the only One who ever walked this earth who had been there, could give us a first-hand account of its reality and who promised to go back there and prepare a special place for each one of us, in the place where He would be (John 14:1-4).

Every other religious leader that there has ever been has had to speculate about what lay beyond the grave. Jesus is the only one who never had to speculate about Heaven – it was His home before He came to earth and dwelled among us for a season. It was more real to Him than anything else. So much so that in His final time of private prayer on earth, in the Garden of Gethsemane, He was excited at the prospect of returning to share in the glory He had with the father before the world began (John 17:5).

The enemy tempts us to look at the world’s realities and focus our attention on them and cling on to them as if they are secure and permanent. But the reality is that for everyone who has died, earth’s securities proved inadequate for the journey that lay ahead of them and the graveyards of the world are adequate testimony to the fact of what we read in Hebrews that ‘here we have no enduring city’! It has always seemed strange to me that most people focus all their attention on trying to secure their earthly future, even though they know that it cannot go on forever, and put off till it’s too late their preparations for the destination that will be permanent and eternal.

I am praying as I write these words that we will be personally so impacted by the significance of this verse from Hebrews, that we will determine to live out our days in this temporary home in fellowship with the One, who came from Heaven, and witnessed so powerfully to its permanence. He is the only way to Heaven and He will be our guide when we get there!

Prayer: Thank You, Lord, for telling us so clearly about the realities of the place You had come from, and for so blessing us with the fact that You want us to join You there in a permanent city! Help me to live out my days in this temporary city, not only blessing You by being obedient to Your word, but realising that to live like that also equips me for the joys of eternity with you. In Jesus’ name, Amen.
Today's Writer : Peter Horrobin Peter Horrobin is currently writing an online training school called Ellel 365. This is specifically designed to help people ‘get the message’ and apply the practical truths of God’s Word into their lives. To take a look for yourself go to www.em365.org or click the link under the "links" section of this page.

Saturday, April 10, 2010

137. Hukum yang terutama - Matius 22:34-40

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, kadang kala ketika kita baca Alkitab, mulai dari kitab Kejadian sampai Wahyu, kadang kala kita ada dalam pemikiran, koq ikut Tuhan itu sulit banget, koq..hukum Tuhan itu sepertinya banyak banget, ini engga boleh, itu engga boleh. Kita saat datang ke gereja pada hari minggu, pendeta juga di gereja terus berkata,"ini engga boleh, itu engga boleh." Sehingga lama kelamaan setelah 2-3 tahun kita ikut Tuhan, kita ada pada kesimpulan, wah...ikut Tuhan itu kayanya berat banget yah, ikut Tuhan itu banyak yg engga bolehnya dari pada bolehnya! Sebetulnya apa saja sih hukum Tuhan itu?

Kalau kita mau catat, setiap kali pendeta berkotbah, oh...yah..engga boleh berzinah, engga boleh mencuri, harus berdoa, engga boleh tidak baca alkitab, engga boleh memfitnah orang lain, engga boleh omongin orang. Sehingga kita pikir-pikir, koq...ikut Tuhan hukumNYA jadi berat begini, koq ikut Tuhan jadi begitu sulit! Itulah yg mungkin terjadi pada orang-orang yg hidup pada jaman Tuhan Yesus bahkan sebelumnya. Sehingga akhirnya mereka mulai mempertanyakan: apa sih sebenarnya hukum terutama, apa sih sebenarnya isi dari Hukum Taurat ini? Karena jaman sekarang semuanya serba compact, contohnya compact disc, vcd. Nah, sekarang kalau saudara mau tahu, hukum Tuhan kalau dicompact, isinya itu apa sih? Dikatakan Firman Tuhan pada Matius 22:

34Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkem, berkumpullah mereka 35dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: 36"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" 37Jawab Yesus kepadanya:"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.38Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 39Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 40Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Kalau kita lihat pada ayat yg ke-36, dikatakan para ahli Taurat kembali mencobai Yesus. Karena orang-orang Farisi sendiri kagum terhadap Yesus yg dapat membuat orang-orang Saduki bungkam. Karena orang-orang Farisi sendiri mengalami kesulitan dengan orang-orang Saduki. Tetapi, selain ahli Taurat berusaha untuk mencobai Yesus, Yesus sendiri menggunakan kesempatan ini untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa ada Hukum yg terutama. Dan di sini Yesus tahu bahwa pertanyaan ini sebenarnya adalah pertanyaan yg baik. Dan Hukum Tuhan Yesus itu tidak sesulit seperti apa yg orang-orang bayangkan. Makanya, Yesus menjawab pertanyaan mereka.

Yesus berusaha untuk menjelaskan kepada mereka,"Hai, saudara-saudaraku, engkau berusaha untuk mempersulitkan banyak hukum, dan Yesus menjawabnya Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Ada 10 perintah Allah yg disampaikan kepada manusia: Jangan ada Allah lain, jangan membuat patung-patung dan sujud menyembahnya, jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan, Kuduskan hari Sabat. Nah, ke-4 hukum pertama ini kalau saudara lihat dari Keluaran 20. Itu menjelaskan mengenai hubungan antara saya dengan Tuhan. Kemudian pada perintah yg ke-5 untuk menghormati ayahmu, 6. jangan membunuh 7.Jangan berzinah, 8. Jangan mencuri, 9.Jangan mengucapkan saksi dusta, 10. Jangan mengingini rumah sesamamu, istrinya maupun hambanya.

Nah, dari perintah yg ke-5 sampai dengan yg ke-10 sebenarnya ini adalah hukum yg menjelaskan mengenai hubungan kita dengan sesama. Jadi, Yesus mau bilang pada intinya bahwa hukum yg terutama adalah "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Nah, dari sini kita lihat, mengapa Yesus memisahkan sebagian hukum dan menjadikannya hukum yg terutama. Kenapa Yesus engga bilang,"ya itu..yg semuanya ada di Alkitab." Yesus hanya bilang,"ini lho...hukum yg terutama dan yg paling penting itu. Oleh karena itu Yesus sendiri memisahkannya. Ada beberapa hal penting yg bisa kita pelajari dari ayat-ayat di atas:

1. Kasih harus menjadi dasar bertindak dari orang percaya
Yesus mau bilang,"kalau kamu melayani, tetapi kamu hanya mengejar berkat, berarti kamu tidak melayani dengan tulus." Atau mungkin saja kamu tidak berzinah secara kelihatan, tetapi kamu berzinah dengan pikiran, karena kamu hanya takut sama istri, kamu tidak berzinah hanya karena kamu takut sakit aids." Jadi, apa yg kamu buat/lakukan adalah berhayal mengenai perzinahan. Nah, Alkitab mau bilang," Berbuatlah sesuatu yg baik." Kamu tidak berbuat hanya karena kamu takut, hanya karena merasa....wah...nanti gimana yah?

Jadi, Alkitab mau bilang bahwa Kasih harus menjadi dasar bertindak dari orang percaya. Sehingga apapun yg kita perbuat untuk Allah akan merupakan suatu ketulusan dari hati. Ada orang yg menyakiti saudara. Dengan tulus saudara berkata,"Tuhan, saya ampuni dia, orang itu boleh buat apapun, tapi dengan kasih yg tulus saya ampuni dia!" Jadi, Yesus mau ajarkan kita bahwa,"hey, dasarnya itu harus kasih." Kalau dasarnya kasih, engkau akan rela berkorban, kalau dasarnya kasih maka engkau tidak akan takut, engkau akan berani dan kalau dasarnya kasih maka Tuhan akan menjadi yg terutama.

2. Kasih adalah suatu kekuatan yg memampukan orang percaya
Jadi, kalau kita hanya mengandalkan kekuatan sendiri, kita akan lemah dan jatuh. Tetapi, kalau kasih adalah dasar dari hidup kita, maka kasih akan menjadi kekuatan/power dan mesin penggerak yg memampukan kita. Kadang kala pak pendeta, saya ingin mengampuni orang yg bersalah, koq engga bisa yah? Saya mau berhenti judi, koq engga bisa yah? Saya mau berhenti berzinah, koq engga bisa yah? Saya mau berhenti ngomel-ngomel, ngomongin orang, koq kayanya susah banget? Saya mau sabar dan berhenti marah-marah, koq sulit banget yah?

Jawaban saya sederhana, waktu kita tahu bahwa saya mengasihi Tuhan, saya mau buat ini untuk Tuhan, saya mau buat ini supaya Nama Tuhan dipermuliakan, saya mau buat ini supaya banyak orang diberkati. Kasih menjadi dorongan, kasih menjadi kekuatan, kasih menjadi power, kasih menjadi mesin penggerak. Maka, kita akan mampu melakukan segalanya, karena apa? Karena Kasih Allah yg memampukan kita, haleluya!

3. Kasih akan mendatangkan sukacita dalam segala hal
Karena apapun yg kita kerjakan dengan kasih. Maka, pasti akan membawa kita hidup dalam sukacita. Jadi, apapun yg saudara buat untuk Tuhan, tapi engga berdasarkan kasih, tetapi hanya berdasarkan pada ambisi dan kesenangan-kesenangan pribadi. Misalnya: Saya mau melayani supaya orang kenal saya, saya mau melayani supaya saya banyak berkat, saya melayani karena saya punya suara yg baik dan orang-orang tahu, oh...siapa yg mengerjakannya.

Jadi, kasih harus menjadi dasar bertindak bagi orang percaya, kita berani dan rela untuk berkorban, kita siap disalibkan sehingga kita terus berjalan menuju kemuliaan Tuhan. Kasih adalah suatu kekuatan yg memampukan orang percaya. Kasih akan mendatangkan sukacita dalam segala hal, karena ingat! Apapun yg engkau kerjakan dengan kasih, hal itu akan mendatangkan suka cita dalam segala hal! Istri bilang,"wah, suami saya sudah banyak mengecewakan saya, tetapi saya tetap harus buatin kopi untuk suami saya, saya tambah jengkel karena dia juga engga tau berterima kasih!"

Tetapi kalau engkau punya landasan kasih dan berprinsip, saya mau buat ini supaya Nama Tuhan dipermuliakan, saya tahu kalau saya tabur ini, saya percaya bahwa suatu saat suami saya akan dijamah Tuhan, dan Kuasa Tuhan akan melawatnya. Karena ingat, orang boleh menolak saudara, tapi orang tidak bisa menolak kasih yg keluar dari hidup saudara. Jadi ingat! Apapun yg terjadi, dasar kita haruslah kasih sehingga suka cita akan mengalir dalam hidup saudara!

Doa:
Bapa, dalam Nama Yesus, kami mau berdoa untuk setiap kami dengan segala masalah dan pergumulan yg terjadi, Tuhan kami percaya bahwa bagi Allah tidak ada perkara yg mustahil. Itu sebabnya, ubahlah kami, patahkan setiap rencana iblis, patahkan setiap rancangan jahat dari manusia, mereka yg tertekan dan tidak lagi memiliki semangat, hamba mau berdoa, lepaskan kami. Kami yg memiliki kebiasaan-kebiasaan buruk, tetapi kami seringkali tidak mampu untuk menguasainya. Hamba berdoa di dalam Nama Yesus beri kami kekuatan sehingga kami dapat memperoleh kemenangan yg luar biasa! Dalam Nama Tuhan Yesus kami berdoa, amin!

Thursday, April 8, 2010

The cross

The cross

And we know that our old being has been put to death with Christ on His Cross, in order that that power of the sinful self might be destroyed, so that we should no longer be the slaves of sin.

Romans 6:6, GNB
In the Good News version of the Bible we read ‘And we know that our old being has been put to death with Christ on His Cross, in order that that power of the sinful self might be destroyed, so that we should no longer be the slaves of sin’ (Romans 6:6). There’s also an artist’s illustration which always speaks very powerfully to me. It shows a man in three stages: the first carrying a heavy burden on his back and dressed in grey clothes; the second shows him laying his burden at the foot of the Cross and the third walking away from the Cross, upright and in white clothing.

This is an amazing picture of what Jesus has done for us on the Cross and at this time of year it’s good to reflect on what it means for us. I don’t think we shall ever fully understand the magnitude of His sacrifice for us, but we can grasp at least a part of its meaning.

So many of us carry hurts and pains from the past, wounding that goes deep, often way back into our childhood, but Jesus took all that into Himself, along with our sinful behaviour, our unforgiveness and our bitterness. I remember praying with a lady who had been severely abused by her father and brothers and found it hard to bear the shameful memory of them seeing her in her nakedness. She felt that Jesus couldn’t possibly understand that until I pointed out to her that He had been strung up on the Cross, naked, for all to see. It was a turning point for her, as she was able to release all her feelings of shame to Him and feel free of it for the first time.

What we so often do is thank Jesus for taking all our pain and sin and we lay it down at the Cross temporarily, but then pick it up again and walk off with it! Of course it isn’t as easy as it sounds and it may take some time, but may this be a time when we really let go of the wounding and allow Jesus to bear it for us.

Prayer: Precious Jesus, Thank You so much for what You’ve done for me on the Cross. Thank You that You understand everything about me. I don’t understand fully what the Cross means, but I give You my hurt and pain, and all my sinful behaviour, and ask that You would help me to remember that You’ve paid for it all. I’m so grateful, Amen.
Today's Writer : Angela Weir Angela Weir has been associated with Ellel Ministries from the very beginning, first as an associate member of the ministry team and later as an associate teacher. She trained as an actress and after her marriage and move to Cumbria, taught drama in a girls’ school.

Saturday, April 3, 2010

136. Yang berlangsung di Sorga - Matius 22:23-33

Setiap orang pasti merindukan ke Sorga. Baik itu orang benar, maupun orang berdosa/bebal sekalipun. Sebetulnya, ada apa sih di Sorga? Maka akan ada jawaban yg berbeda-beda. Sebagian akan berkata,"bahwa di sorga akan ada pujian dan penyembahan. Sebagian berkata,"oh, di sorga akan ada bidadari-bidadari cantik, akan ada makanan-makanan yg enak. Pokoknya, kalau kita duduk, kita hanya menghayalkan sesuatu maka akan terjadi. Kita berpikir sesuatu, tiba-tiba ada! Lalu, yg lain berkata bahwa di sorga itu ada pesta-pesta, sorak-sorai dan makan-makan besar, pokoknya senang, tidak ada kesusahan dan air mata! Nah, saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, pertanyaannya adalah: apakah hanya itu yg ada di sorga? Marilah kita lihat apa yg dikatakan di matius 22 ayat:

23Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:24"Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan istrinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. 25Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan istrinya itu bagi saudaranya. 26Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh.27Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati. 28Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia." 29Yesus menjawab mereka:"kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah! 30Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. 31Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda:32Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup." 33Orang banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.

Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, Yesus kembali diuji keberadaannya, tetapi sekarang bukanlah oleh ahli Taurat dan orang Farisi, tetapi sekarang bersama dengan orang Saduki. Nah, orang Saduki ini adalah orang yg tidak percaya dengan kebangkitan orang mati. Untuk memojokkan Yesus, apa yg orang saduki ini katakan. Ada 7 orang bersaudara, yg paling tua menikah dengan salah seorang wanita. Tetapi yg tertua ini mati. Nah, menurut hukum Israel pada waktu itu, bila ia tidak mempunyai anak, maka harus digantikan oleh saudaranya, terus digantikan. Nah, ke-tujuh saudaranya itu mati, lalu kemudian wanita itu mati. Lalu, kemudian bila semuanya masuk ke sorga, sebetulnya wanita ini akan menikah dengan siapa?

Orang saduki ini sebenarnya sedang ingin memojokkan Yesus dengan pengertiannya sendiri bahwa kebangkitan itu adalah ajaran yg tidak masuk akal! Ajaran tersebut adalah ajaran yg membingungkan, ajaran yg dalam tanda ", adalah ajaran yg menyesatkan. Tetapi, Yesus dengan tenangnya menegur dia dengan tegas dan berkata,"kamu sesat, karena kamu tidak mengerti kitab suci dan kuasa Allah! Kita lihat di sini ada beberapa hal yg menarik yg Yesus ingin sampaikan dalam pengertian ini, yg sebenarnya Yesus ingin jelaskan, apa yg berlangsung di sorga itu:

1. Yang berlangsung di Sorga itu berbeda dengan yg berlangsung di bumi
Jadi, bila orang katakan,"bahwa di sorga itu akan ada bidadari-bidadari cantik, akan ada pesta-pesta besar, makanan-makanan yg enak." Saya mau beritahu bahwa itu adalah pandangan yg sangat keliru tentang sorga. Itu adalah sorga dunia yg merupakan konsep dari orang-orang dunia. Karena, di sorga kita tidak butuh pesta lagi. Alkitab berkata," bahwa kita akan hidup seperti malaikat di sorga." Tidak lagi ada kawin dan mengawinkan. Tidak lagi perlu makan, dan tidak lagi perlu akan kesenangan-kesenangan daging.

Karena, daging kita sudah tertinggal di kuburan. Kita akan dibangkitkan dengan tubuh kemuliaan. Dan, tubuh kemuliaan ini hanya dapat dipuaskan dengan kehadiran Allah, dengan persekutuan Kristus, dengan kehadiran Roh Kudus, adanya persekutuan yg akrab dengan Allah. Nah, pada waktu itulah kemuliaan Allah dinyatakan dan pada saat itulah jiwa dan roh kita dipuaskan oleh Allah. Ada orang-orang yg berkata,"Bila kita di sorga, kira-kira bisa engga ada hal-hal yg mengecewakan/menyedihkan, bagaimana bila suami kita masuk neraka?" Dan bila anak-anak kita ada di neraka, kita engga bisa senang-senang di sorga, kita pasti berpikir, gimana yah, anak-anak kita ada di neraka. Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, saya tidak bisa menjawab secara pasti. Tetapi, di sorga yg pasti tidak ada air mata. Saya tahu tidak ada kesedihan. Kenapa?

Karena konsep berpikir sorga dan konsep berpikir dunia sama sekali berbeda. Ingat, waktu kita berada di sorga, kita akan berada seperti waktu keberadaan Adam dan hawa. Mereka tidak berpakaian, tetapi tidak merasa malu. Mereka juga belum memakan pohon pengetahuan yg baik dan yg jahat, sehingga yg ada di dalam pikirannya adalah segala sesuatu yg memuliakan Allah. Tidak ada yg menyedihkan, tidak ada yg mengecewakan. Nah, itulah yg akan terjadi di sorga nanti. Jadi, yg berlangsung di sorga berbeda dengan yg berlangsung di bumi.

2. Yang menjadi sumber suka cita di sorga adalah kehadiran Allah
Ada banyak orang yg berkata,"lho, bukankah di sorga hanya ada pujian dan penyembahan. Bagaimana kita bisa menikmati sorga? Apa indahnya sorga itu, apa sisi baik dari sorga itu? Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, kita mau memahami sorga tetapi dengan pikiran dan perasaan bumi. KIta mau memikirkan sorga dengan standar-standar bumi. Sehingga kita engga bisa merasakan apa sorga itu sebenarnya. Tetapi, hari ini saya mau ingatkan buat saudara bahwa sumber suka cita sorga adalah kehadiran Allah. Oleh karena itu saya mau ingatkan buat saudara bahwa hari-hari ini saudara bisa mendapatkan tantangan/masalah/tekanan.

Sebagai hamba Allah, saya mau ingatkan buat saudara, jangan kecewa, jangan putus asa, jangan ragu-ragu, jangan lemah imanmu, jangan tukar imanmu! Janganlah karena seorang wanita cantik/pria gagah, lalu engkau tukar imanmu. Apalagi karena jabatan/pangkat engkau tukar imanmu. Yah, pendeta...kalau saya orang Kristen, maka saya akan sukar dapat kerjaan, saya akan susah mendapatkan karir yg baik, bahkan dalam pergaulan sekalipun. Tetapi, bila menyangkal iman kita, maka semuanya akan jauh lebih gampang!

Nah saudaraku yg kekasih, "Apakah artinya engkau memperoleh semuanya tetapi jiwamu binasa. Saudara lihat, bahwa hari yg besar itu akan tiba. Saudara akan melihat Allah yg datang dalam kemulianNYA. Kita akan bersama-sama dengan Dia. Kita akan ada dalam 1 hidangan dengan Dia, yaitu: pesta perjamuan Anak Domba. Tetapi, ingat yg menjadi sumber suka cita kita bukanlah pesta tersebut, tetapi yg menjadi sumber suka cita kita adalah kehadiran Allah. Janganlah saudara pikir bahwa pesta perjamuan anak domba akan ada buah-buah yg indah/makanan-makanan yg enak. Tetapi, saya mau beritahu bahwa perjamuan di sorga itu ketika kita mengangkat tubuh dan darah Kristus dan itu merupakan lambang keselamatan buat kita, bahwa kita diselamatkan, kita diberkati oleh darah yg tercurah, oleh tubuh yg terpecah, kita dapat memanggil,"Ya Abba, ya Bapa, dan itu semua adalah karena kasihnya.

3. Yang menjadi awal masuk sorga adalah kebangkitan orang mati
Bahwa kita dibangkitkan dari kematian. Kekristenan percaya bahwa kematian bukanlah suatu akhir. Tetapi, kematian adalah awal Kehidupan kekal. Jadi selama kita tinggal di muka bumi, ingatlah bahwa ini hanyalah sebuah persiapan. Ini hanyalah sebuah proses. Hidup kita ini hanya sememtara. Tetapi, pada akhirnya kita akan menghadapi kematian. Tetapi, kematian bukanlah akhir dari segala-galanya. Di balik kematian ada kebangkitan, dimana kita akan berada di dalam kemuliaan bersama dengan Yesus.

Jadi, selama kita hidup di bumi, kita hidup dengan memrpersiapkannya dan berjuang dengan sungguh-sungguh. Karena, hari yg dahsyat dan luar biasa itu akan tiba, bahwa saat kematian yg menjemput, kita akan ada bersama-sama dengan Yesus. Kita akan berada di dalam awan kemulianNYA. Jadi, saudarku yg kekasih dalam Tuhan, kita sebagai orang percaya, kita tidak akan menangisi kematian orang mati. Bukan berarti bahwa bila ada yg mati kita tidak boleh menangis. Tetapi, saat air mata mengalir, kita menangisi kesedihan akan kematian itu. Tetapi, yg mati itu kita tahu bahwa dia berjalan bersama Yesus. Karena itu jika ada anggota saudara yg masih belum percaya, belum menerima Yesus Kristus dan belum berjalan di dalam Keselamatan yg pasti.

Inilah saat yg tepat kita mengabarkan kepada dunia bahwa kematian bersama Kristus adalah kebangkitan di sorga dan hidup kekal bersama dengan Allah Bapa di Sorga. Mungkin saudara adalah orangnya yg baru pertama kali ini menyimak tentang tulisan ini, dan baru pertama kali ini mau buka hati dan mau terima Yesus sebagai Raja dan juru selamat. Atau mungkin saudara sakit, atau mungkin saudara hidup dalam dosa, dan penuh dengan pergumulan,

marilah kita berdoa:

Bapa, di dalam Nama Yesus lihatlah kami yg sedang berbeban berat, kami yg sedang ada di dalam pergumulan, kami yg sedang susah, kami yg sedang mau buka hati untuk terima Yesus sebagai Raja dan Juru selamat dalam hidup mereka. Hamba berdoa, di dalam Nama Yesus Tuhan jamah kami semua, biarlah kasih Allah memulihkan mereka, mujijat terjadi, karena bagi Allah tidak ada yg mustahil, di dalam Nama Yesus kami berdoa, haleluya, amin!

Be still

Be still

Be still, and know that I am God; I will be exalted among the nations, I will be exalted in the earth.

Psalm 46:10, NIV
My husband had an aunt whom I loved to visit when she was alive. She was a warm, godly woman who shared her wisdom with me. It was her understanding of raising her two sons that I especially valued as I had son who was growing up fast. Once she told me that over the years she had learnt the art of ‘hanging around’ her sons. I was fascinated by this comment as I knew her to be very wise but I also knew that sons, especially adolescent ones, certainly didn’t want their mothers to hang around them. Over the years, I did learn something of her art. I learned to leave my son well alone when he was with friends or busy but that when he was alone with not much to do and sitting on the step with a cool drink staring into space, I would per chance be doing much the same thing. It was an art that produced rich rewards; I heard things that my son would not normally have thought to tell me.

At some point in my life, the words, ‘It’s important to hang around God’ came to me. This is also an art but of a different kind. God is always available to us. He doesn’t have ‘on’ and ‘off’ days or times when He wants to be alone or with His friends. The art rather is to learn how to be still and quiet ourselves so that we can hear Him. This doesn’t come naturally as the world clamours for our attention. We feel we should be doing something or fulfilling our Christian duty in some way or another. We seldom stop. My experience is that God doesn’t speak to me in the two spare minutes that I have between the breakfast table and the car. However, when I take time to sit quietly, do nothing in particular except perhaps sit on the step with a cup of coffee, that’s when I hear His voice. He may give me an idea, a thought or even a rebuke about something He wants me to put right. Whatever it is, as with my son, I’m always grateful to have heard Him. The rich experience I have when I am quiet before God encourages me to do it more and more.

Prayer: Father, I want to hear Your voice and what it is You want to say to me. When I do hear You, I’m always better equipped to deal with the things of life that come my way. Please help me to be still. Amen.
Today's Writer : Margaret Southey Margaret Southey is a wife, mother and grandmother. She has had a career in education. Her passion is to understand the truth of God’s Word and to share it with others. She is part of the ministry and teaching team of Ellel, Africa.

Friday, April 2, 2010

135. Kata-kata manis - Matius 22:15-22

Kata-kata manis, adalah kata-kata yg dirindukan oleh semua orang. Setiap suami pasti merindukan kata-kata manis dari istrinya. Setiap istri, merindukan kata-kata manis dari suaminya. Setiap anak-anak pasti merindukan bahwa orang tuanya dapat berkata-kata manis. Setiap karyawan pasti berharap bahwa bossnya bisa berkata-kata manis. Bahkan boss sendiripun berharap bahwa karyawannya bisa berkata-kata manis. Teman, tetangga, siapapun dari kita pasti ada dalam 1 kategori bahwa kita engga suka mendengar kata-kata kasar.

Tetapi, tahukah saudara bahwa di bagian lain bahwa kata-kata manis seringkali menipu. Lihat seorang remaja putri misalnya sebelum melakukan hubungan sex, padahal dia sudah tahu bahwa itu sebuah tindakan yg tidak benar, itu adalah tindakan yg keliru. Dia akan hamil sebelum menikah dan itu adalah sesuatu yg sangat memalukan. Kenapa bisa terjadi? Seringkali karena kata-kata manis, karena rayuan-rayuan gombal, sehingga remaja putri itu bisa terpengaruh. Dan setelah melakukan hubungan sex, kemudian dia ditinggalkan, sehingga ia menjadi kecil hati, kecewa, sakit. Engga sedikit yg akhirnya mereka menjadi pelacur jalanan. Engga sedikit yg akhirnya mereka menjadi pelacur di mall-mall, rela untuk melakukan apa saja. Hanya karena mereka telah dihancurkan hidupnya oleh kata-kata manis.

"Aduh pendeta, saat itu saya mendengar perkataannya, janjinya selangit sehingga saya tertipu dengan kata-kata manis itu." Lihat, sekarang juga banyak orang tertipu dengan masalah keuangan, karena apa? Karena dengan kata-kata manis. Ingat! Kata-kata manis bisa menjadi sumber kekuatan. Tetapi, kata-kata manis yg disalahgunakan juga bisa menghancurkan. Nah, ini yg akan kita bahas hari ini mengenai kata-kata manis di dalam Matius 22:

15Kemudian pergilah orang-orang Farisi:mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. 16Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya:"Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. 17Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" 18Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata:"Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? 19Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu."Mereka membawa satu dinar kepada-Nya. 20Maka Ia bertanya kepada mereka:"Gambar dan tulisan siapakah ini?"21Jawab mereka:"Gambar dan tulisan Kaisar,"Lalu kata Yesus kepada mereka:"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."22Mendengar itu heranlah mereka dan meninggalkan Yesus lalu pergi.

Ada beberapa pelajaran menarik yg dapat kita pelajari di sini:

1. Orang-orang Farisi berusaha memakai kata-kata manis untuk mencobai Yesus
Berarti hal, yg kita terima di sini, adalah: Kita harus berhati-hati dengan kata-kata manis. Kata-kata manis itu sangat perlu. Kalau saudara ingin melihat rumah tangga saudara diberkati, hubungan suami istri teguh dan kuat, belajarlah untuk mengucapkan kata-kata manis. Di dalam perkawinan, minimal 3 kali sehari, setiap pasangan memuji pasangannya, suami memuji istrinya, istri memuji suaminya. Misalnya: Mah, saya suka baju ini, atau bilang, mah, sop yg dimasak hari ini enak sekali! Atau, pagi-pagi bilang terima kasih kalau sudah urus anak-anak dengan baik, itu sangat menyenangkan saya!

Sebaliknya juga istri bisa berkata,"saya bangga punya suami seperti engkau yg selalu menolong!" Orang yg sedang jatuh cinta, selalu mempunyai alasan untuk memuji. Tetapi, orang yg membenci selalu mempunyai alasan untuk mengkritik. Jadi, bila saudara selalu melihat kekurangan pada pasangan saudara/teman/orang tua saudara. Berarti, ingat! Kesalahannya bukan pada diri saudara, tetapi kesalahannya ada pada hati saudara. Jangan-jangan hati saudara menyimpan benci. Biarlah mulai hari ini kita kembali untuk mempraktekan kata-kata manis. Tetapi, ketika orang berbicara kata-kata manis tanpa alasan, kita harus minta hikmat Tuhan, "Tuhan, bagaimana saya mengatasinya."

2. Yesus adalah Tuhan yg memandang hati
Jadi, apapun yg keluar dari kata-kata manis kita. Itu harus keluar dari hati kita. Karena, Yesus engga peduli dengan kata-kata. Tetapi, Yesus peduli dengan hati. Ketika orang-orang Farisi mencoba menipu Yesus dengan kata2 manis. Yesus langsung mengetahuinya. Dikatakan di ayat yg ke-18Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata:"Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Oleh karena itu, janganlah hati kita itu ada benci, dendam, kepahitan, egois, keras kepala. Tetapi, biarlah hati kita bersih. Orang boleh buat apapun buat kita. Tetapi, biarlah kita terus berkata,"Tuhan, jagalah hati kita, supaya hati kita tetap berkenan kepada Tuhan."

3. Yesus menyelesaikan masalah ini dengan tepat
Yesus tidak langsung marah dengan mereka dan memaki-maki, karena IA tahu isi hati mereka. Tetapi dengan tenang Yesus berkata,"gambar dan tulisan siapa ini?"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." Yesus menyelesaikan masalah ini dengan tepat. Jika saja Yesus mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan tepat. Masa Yesus tidak dapat menyelesaikan kasus/masalah saudara dengan tepat?

Kembali saya mau ingatkan bahwa di dalam hidup ini, adalah penting untuk menggunakan kata-kata manis, tetapi di sisi lain kita harus hati-hati dengan kata-kata manis. Karena, kata-kata manis bisa menjerumuskan. Kata-kata manis bisa membuat kita dipuji dan membuat kita lupa diri dan kita dipermainkan. Kita harus sadar bahwa hati kita harus bersih. Bila orang puji kita. Kita harus tetap sadar dan jangan sampai kita mencuri kemuliaan Allah. Orang yg terus berbicara mengenai kelebihan saya. Saya harus sadar bahwa semuanya hanyalah semata-mata karena Anugrah Allah. Karena, Yesus bisa menyelesaikan semua masalah dengan tepat. Hati kita harus tetap bersih di hadapan Tuhan, dan tetap percaya bahwa hanya Allahlah yg mampu menyelesaikan segala perkara!

Doa:
Bapa, di dalam Nama Yesus, untuk setiap kami, karena masalah, beban hidup yg berat. Kami percaya bahwa bagi Allah tidak ada perkara yg mustahil. Di dalam Nama Yesus, kami patahkan setiap sakit penyakit, kami tolak setiap tekanan, ikatan hidup. Kami berdoa, di dalam Nama Yesus, biar mujijat, Kuasa Allah terjadi dalam Hidup mereka. Sehingga kami boleh melihat kemenangan yg luar biasa. Di dalam Nama Yesus kami berdoa, haleluya, amin!

Led into God’s Purposes

Led into God’s Purposes
But he brought us out from there to bring us in and give us the land that he promised on oath to our forefathers.

Deuteronomy 6:23, NIV
These words of Moses to Israel just after he had reminded them of the LORD’S commandments spoke with freshness to me as I read them one morning. They reminded me of how God has led and directed my wife and myself into a ministry of healing and deliverance.

From infancy I attended Sunday School and learned about the things Jesus taught and did, and how Jesus sent out His disciples to go and do the same. I longed to have the same experience that those disciples and the early church had when they saw miracles happen, but I became aware that there was a missing dimension to my Christian life. I wanted to be brought out of that barren place into the place those early Christians had experienced

My wife and I, along with a group of friends began to search for what we felt was missing, yet at the time were not fully aware of what that might be. We would meet together each month to pray and search the Scriptures as we tried to understand what it was we were seeking. Then the Lord came to us all in different ways and eventually my wife, our children and myself experienced the Holy Spirit’s power coming upon us.

The Lord had been gradually leading us into a new experience of Himself at work in our lives and showing us that we too could experience His power at work to deliver people who were bound and to bring healing to those who were sick. He had truly ‘brought us out from there to bring us in’ to a new experience of Himself and His power to work out His purposes, Hallelujah!

Even today, many years later, we regularly thank God for the foundation laid in those early years of Sunday School teaching, and for those godly teachers who taught us so much of His Word. We still pray that the eyes of many more people might be opened to recognise the dimension that is available to us all through the Holy Spirit.

Let us take to heart the words of Jesus who said, ‘Ask and it will be given to you, seek and you will find’ (Matthew 7:7), and, ‘When He, the Spirit of truth, comes, He will guide you into all truth’ (John 16:13). Then let’s ask that He might open our eyes and behold the wonderful things God can do when we respond to His leading.

Prayer: Father God, thank You for sending Your Holy Spirit to be my counsellor and guide. Please forgive me if I have been blind or deaf and have not recognised or listened to Him as He has tried to lead me in Your ways. Please fill me to overflowing with all that you have for me through Your Holy Spirit, I pray, Amen. Today's Writer : David Silvester David Silvester is married and has a son, two daughters and eight grandchildren. He trained as a production engineer. He then moved on to become a lecturer of engineering craft skills before being called of God in his early fifties to become a pastor of a Baptist church. He says that,"having previously experienced an amazing healing on a day others expected me to die, it came as no surprise that God directed me and my wife, Margaret, to become involved with Ellel Ministries."

In God’s Eyes

In God’s Eyes

But the LORD said to Samuel, "Do not consider his appearance or his height, for I have rejected him. The LORD does not look at the things man looks at. Man looks at the outward appearance, but the LORD looks at the heart.

1 Samuel 16:7, NIV
Every morning, before I go out of my room, it’s my habit to look at myself in the mirror as I’m sure others do as well. If I don’t look at myself I won’t have enough confidence. My physical appearance is what I can see, but the inside I can’t see also determines a lot about how I will feel during the day. Maybe this morning you looked at yourself in the mirror. How did you see yourself?

The pressures of the world are so focussed on how one looks physically and many people are focussed on physical looks more than what’s on the inside. Many people are crushed spiritually and emotionally on the inside.

Our eyes can have a distorted view because they only see the physical. But we also have spiritual eyes with which we can look at ourselves. These eyes look at us the way God sees us.

God tells Samuel to go into the house of Jesse and anoint a king to lead in place of Saul. I can almost visualize the elder Sons of Jesse standing in a queue waiting for the oil of Kingship. They were in Saul’s army, and they must have been very strong men. Yet when the Lord looked at them there was none who was to be king among them. He firmly instructs Samuel not to look at their appearance but the heart. David who was younger became the Lord’s anointed.

This Scripture gives me insight on the way God looks at us, He sees sons and daughters bought by the blood of His Son Jesus Christ. He sees Princes and princesses who can administer His authority over powers of darkness. He sees you as a conqueror.

God’s word is the mirror that shows us how God looks at us. It’s His love letter to all His children. In His word, He encourages, instructs, rebukes, corrects, promises and fulfils His will in our lives so that we can be transformed and conformed to His image (see Romans 8).

Everyday make it your purpose to look at yourself as God looks at you and not as you see yourself or as the world sees you. God loves you.

Prayer: Lord Jesus, Thank You for Your love and care to me. Thank You for making me, me. Please open my eyes to see myself as You see me. Show me the truths of Your word and transform me to be more like You. In Jesus’ Name, Amen.
Today's Writer : Joan Rono Joan Rono was on the young people’s team in the year 2008-2009. She is now working as a Youth Pastor at Ellel Grange, UK. She worked in full time ministry in her church in Kenya before she joined the YPT last year, in obedience to God’s call in her life. She has a passion to see the young people walk in purity and holiness.