Friday, June 27, 2008

Larangan untuk berkuatir (Mat 6:25-34)

25 Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yg hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yg hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? 26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yg di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu. 27 Siapakah di antara kamu yg karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? 28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yg tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, 29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. 30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yg hari ini ada dan besok di buang ke dalam api, tidakkah ia akan terlebih mendandani kamu, hai orang yg kurang percaya? 31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yg akan kami makan? Apakah yg akan kami minum? Apakah yg akan kami pakai? 32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yg tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yg di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. 33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. 34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Pertanyaan:
1. Apakah kita boleh berkuatir?
2. Mengapa kita suka kuatir?
3. Apakah dengan tidak berkuatir kita menjadi orang yg pasif dan pasrah begitu saja?
4. Apakah Yesus melarang kita untuk menyusun rencana atau masa depan kita? (Lihat ayat 34)

Di dalam perikop ini, Yesus menasehati kita untuk jangan sekali-sekali berkuatir. Tiga kali, Ia mengulang larangan untuk berkuatir (ayat 25, 31, 34).
Kekuatiran yg dilarang adalah berkuatir tentang masalah kebutuhan makan, minum dan pakaian. Hal ini berkaitan tentang masalah mengumpulkan harta secara berlebihan, dalam ayat 19-24 sebelumnya dalam pasal yg sama. Di mana banyak orang yg begitu sibuknya mencari harta, tetapi melupakan apa arti harta/uang itu bagi dia. Tetapi janganlah salah menyangka bahwa Tuhan melarang kita untuk hidup berencana. Yesus tidak melarang kita untuk merencanakan apa yg kita makan, minum dan pakai. Sebaliknya Tuhan mendorong kita untuk memikirkannya dengan melihat contoh dari binatang dan tumbuh-tumbuhan. Yesus sama sekali tidak melarang kita untuk menyusun rencana masa depan atau mengambil langkah-langkah yg bijaksana untuk menjamin hari esok. Tetapi yg dilarang bukanlah memikirkan atau merencanakan tetapi menjadi susah hati akibat memikirkannya. Menjadi susah hati akan hal-hal yg belum pasti terjadi, menjadi kuatir akibat berpikir negatif tentang segala apa yg kita hadapi.

Kata kuatir dalam bahasa aslinya berarti sangat berkuatir, sangat bersusah hati. Dan inilah yg dilarang oleh Tuhan Yesus, mengapa? Ada beberapa sebabnya:

1. Menurut ayat 25 kita sering berkuatir akan hidup kita; akan apa yg hendak kita makan atau minum; akan tubuh kita (sehingga banyak orang yg merawatnya secara berlebihan); akan apa yg kita pakai! Tuhan melarang semua ini karena menurut Tuhan, sebagai orang percaya hendaklah kita bersyukur telah diberikan hidup dan tubuh olehNYA. Kalau Allah telah memberikan kita hidup dan tubuh jasmani ini, masa Allah tidak mampu untuk memelihara kita? Sebagai contoh, pertama-tama Yesus menyuruh kita untuk melihat kepada burung-burung di udara. Kita tahu sebenarnya kehidupan burung di alam bebas sehari-hari selalu terancam oleh maut dan kelaparan. Tetapi toh mereka bisa hidup karena ada Tuhan yg memberi mereka makan. Tentu saja cara Tuhan memberi mereka makan bukan dengan menyodorkan tanganNYA untuk menaburkan makanan kepada burung-burung tetapi IA menyediakan segala sesuatu yg dapat dimakan, segala sesuatu yg dapat digunakan oleh burung-burung di alam untuk mereka hidup. Menurut Mat 10:29; burung pipit dijual dua ekor seduit. Menurut Luk 12:6, burung pipit dijual 5 ekor dua duit. Jadi yg satu ekor gratis. Tetapi menurut Firman tidak satupun dari burung-burung itu (termasuk yg gratis) dilupakan oleh Allah. Kalau Allah begitu memperhatikan burung-burung yg tidak berharga, apalagi kita?

Begitu juga dengan bunga-bunga bakung yg diciptakan oleh Allah begitu indahnya. Tetapi sebenarnya bunga -bunga ini yg tumbuh di Palestina hanya mekar sehari untuk kemudian layu sehingga sering dikumpulkan bersama-sama dengan rumput kering untuk dijadikan bahan bakar di dapur. Manusia yg hidupnya lebih lama, masakah tidak mampu dicukupi kebutuhannya (didandani) oleh Allah? Karena itu kita tidak boleh berkuatir karena Allah sesungguhnya sangat memperhatikan kita!

2. Kita dilarang untuk berkuatir karena dengan berkuatir kita akan memperpendek bukan memperpanjang jalan hidup kita (ay.27). Kekuatiran itu tidak perlu dan tidak berguna karena dengan berkuatir kita tidak mampu untuk mengubah apapun, malah dengan berkuatir kita akan memperpendek dan merusak jalan hidup kita, karena:
a. Orang yg berkuatir kehilangan pengharapan yg indah, ia akan menghadapi kesuraman dan kesedihan dalam hidup.
b. Kekuatiran membatasi gerak-gerik kita bahkan merusak kreativitas kita karena kita tidak lagi mampu untuk berpikir dengan tenang.
c. Kekuatiran merusak jiwa, membuat kita bertindak dengan tidak bijaksana, tidak berpikir dengan sehat dan logis. Kekuatiran membuat hidup kita tertekan.
d. Kekuatiran merupakan beban jasmani: menambah kerut pada wajah; membuat kita sering merasa sakit perut, maag dan jantung kita menjadi terganggu bahkan membuat urat-urat nadi kita mengeras.
Karena itu kita dilarang kuatir karena kekuatiran malah memperpendek jalan hidup kita.

3. Berkuatir itu dosa (lihat ayat 30-32). Orang yg suka berkuatir adalah orang yg tidak kenal Tuhan. Kenapa? Karena mereka tidak percaya Tuhan, meragukan kemampuan Tuhan untuk memelihara dan menolong mereka. Orang-orang yg suka berkuatir tidak percaya terhadap kasih Tuhan dan pemeliharaanNYA, menganggap Allah itu tidak setia dan tidak mampu/berkuasa!

Tuhan menyediakan jalan keluar untuk jangan sekali2 berkuatir (ayat 33-34):
1. Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNYA. Kita adalah warga Kerajaan Allah. Warga yg baik tahu tentang kewajiban dan keinginan dari Rajanya. Kebenaran Tuhan dapat diketahui dari FirmanNYA. Begitu juga dengan kehendakNYA. Lewat Alkitab kita dapat mengenal karakter, pribadi dan kemauan dari Allah atas kita. Jadi supaya kita tidak berkuatir kita harus mencari dan memusatkan perhatian kita kepada kehendak Allah dengan menerima dan melakukan kehendakNYA. Filipi 4:8 mengatakan supaya hendaklah kita memikirkan semua yg benar, semua yg mulia, semua yg adil, semua yg suci, semua yg manis, semua yg sedap didengar, kebajikan dan hal2 yg patut dipuji. Kalau semua ini mengisi pikiran kita, maka kehidupan kita menjadi kehidupan yg terarah dan kita menjadi orang-orang optimis, karena kita percaya bahwa Tuhan selalu menyertai dan memimpin kehidupan kita. Dengan mencari kehendak Allah kita dapat berpikir dan bertindak dengan bijaksana. Menjadi orang-orang yg tegar menghadapi berbagai macam badai kehidupan karena kita tahu apa yg harus kita lakukan. Yang menjadikan hati kita besar adalah kesadaran bahwa Allah menyertai dan memelihara kita setiap hari.

2. Lewat ayat 34, kita belajar untuk berpikir secara bijaksana. Belajar untuk menangani segala tuntutan dan persoalan yg ada sehari demi sehari. Kita tidak perlu berkuatir akan masa depan yg belum jelas dan hal2 yg mungkin tidak akan terjadi. Kita percaya segala hal yg terjadi ada di dalam pengetahuan dan izin Tuhan. Meskipun apa-apa yg kita hadapi begitu hebatnya, begitu sulitnya sehingga sepertinya kita tidak sanggup untuk menanggung semuanya; kita harus memegang janji Allah yg terdapat dalam Roma 8:28 yg mengatakan: "Allah turut bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yg mengasihi Dia, yaitu orang-orang pilihan Tuhan.

Sunday, June 22, 2008

Hal mengumpulkan harta (Mat 6:19-24)

19 Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi, di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. 20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. 21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
22 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; 23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yg ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. 24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yg seorang dan mengasihi yg lain, atau ia akan setia kepada yg seorang dan tidak mengindahkan yg lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.

Ayat 19 mengatakan; "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya". Pada zaman Yesus, harta orang Yahudi berupa hasil bumi, atau seisi rumah yg mudah rusak karena kutu, ngengat atau karat.
Apakah ayat ini merupakan suatu larangan bagi kita untuk menabung?

Beberapa petunjuk dari Alkitab mengenai ayat 19:
1. Alkitab tidak pernah melarang kepemilikan harta. Yang dilarang adalah rasa serakah/tamak. Lukas 12:15 mengatakan supaya kita berwaspada terhadap segala ketamakan karena hidup kita tidak bergantung terhadap kekayaan. Keserakahan termasuk salah satu dosa yg dihujat oleh Rasul Paulus dalam Roma 1:29. Orang Kristen dilarang serakah, dan serakah disamakan dengan penyembahan berhala (Ef 5:3; Kol 3:5). Keserakahan adalah suatu pola yg terbentuk melalui proses dan akhirnya mengakar menjadi karakter dari satu pribadi (2 Pet 2:14). Orang-orang yg serakah tidak masuk ke dalam Kerajaan Surga (Ef 5:5; 1 Kor 6:10-11).

2.Amsal 6:6-8 menasehati kita supaya meniru semut yg menabung makanannya di waktu panen dan semasa musim panas.

3. 1 Tim 3:3-4 juga mengajarkan kita supaya kita menghargai pemberian Tuhan atas kita.

Jadi sekali lagi yg dilarang adalah keserakahan/ketamakan atas harta dunia. 1 Tim 6:9-10 mengatakan beberapa hal. Pertama, orang yg ingin kaya terjerat ke dalam berbagai percobaan, ke dalam berbagai hawa nafsu dan menenggelamkan dirinya sendiri ke dalam reruntuhan dan kebinasaan. Kedua, akar dari kejahatan adalah cinta uang. Sebab karena memburu uang secara berlebihan manusia menyimpang dari imannya kepada Tuhan (alias murtad) dan menyiksa dirinya sendiri dengan berbagai duka nestapa.

Ayat 20-21 berbicara mengenai harta yg kekal. Penafsiran tradisi mengatakan bahwa yg dimaksud adalah perbuatan baik. Karena dengan setiap kali berbuat baik kita seolah-olah memperbanyak rekening pahala kita di surga. Hal ini kurang tepat!
Karena segala sesuatu yg diperbuat oleh kita dengan pamrih akan tersendat-sendat hasilnya dan berdampak negatif bagi kita. Karena kita mengharapkan pamrih dalam perbuatan kita maka kita sering kecewa ketika kita merasakan bahwa orang tidak menghargai bahkan mengecewakan kita setelah kita berbuat baik. Bukankah Mat 6:3 mengatakan bahwa hendaklah tangan kiri kita tidak tahu apa yg diperbuat tangan kanan ketika kita bersedekah? Hal yg kekal menurut Alkitab adalah kasih (1 Kor 13:8). Kasih itu sifatnya kekal dan kasih itu sendiri selalu memberikan dampak yg besar terhadap kehidupan orang lain (1 Kor 13:4-7). Ayat kunci untuk mengerti ayat 20-21 terdapat dalam ayat 21: "di mana hartamu berada di situ hatimu berada".

Apabila harta kita adalah kasih maka harta ini adalah kekal. Tidak dapat dicuri dan tidak dapat rusak bahkan dapat ditumpukkan di surga. Karena kasih Allah mengirimkan anakNYA yg tunggal supaya kita selamat (Yoh 3:16). Apabila kasih Kristus menjadi harta dalam hati kita, otomatis kita menjadi terang dunia dan menjadi kemuliaan bagi Kristus. Menjadi saksi Kristus dan memenangkan banyak jiwa bagi surga. Pertanyaan Yesus bagi Petrus dalam Yoh 21:15-17 merupakan pertanyaan bagi kita semua. Apakah kita mencintai Yesus? Kalau ya, seharusnya kita peduli terhadap setiap domba yg terhilang. Karena itu bagian ayat ini merupakan nasihat bagi kita untuk menjadikan kasih Kristus sebagai harta di dalam hati kita. Kasih yg tidak dapat rusak dan tidak dapat dicuri.

Ayat 22-23 berbicara tentang mata. Ini merupakan bahasa metafora. Yang dimaksud dengan mata adalah hati (lih. Mazmur 119:10,18). Mata yg baik akan menuntun tubuh kita untuk melakukan segala sesuatu yg baik. Kalau mata kita rusak, kita kesulitan untuk melakukan hal-hal yg biasa kita lakukan. Demikian juga dengan hidup. Manusia hidup dituntun oleh hatinya. Hati yg baik akan menuntun kita melakukan perbuatan-perbuatan baik. Sebaliknya hati yg jahat akan menuntun kepada perbuatan-perbuatan yg jahat. Jadi jika kita yg telah menerima terang kemudian menjadi murtad betapa gelapnya hidup kita yg akan menerima binasa (Ibr 6:4-8; 3:12).

Kel 20:3 dengan tegas melarang kita untuk mendua hati. Dosa tamak adalah sama dengan penyembahan berhala. Mat 6:24 merupakan suatu peringatan bagi kita. Siapakah yg menjadi Allah kita pada hari ini? Apakah Yesus atau uang?

Kesimpulan:
Lewat perikop ini kita belajar untuk memeriksa hati kita. Apakah yg menjadi harta yg paling berharga dalam hidup kita? Apakah iman kita hari ini telah bergeser dari Allah kepada dunia? Allah dengan tegas mengatakan hendaklah kita pilih; siapakah yg menjadi Allah kita pada hari ini!

Saturday, June 14, 2008

Hal Berpuasa (Mat 6:16-18)

16 Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesunguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, 18 supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yg ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yg melihat yg tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Berpuasa pada umumnya berarti tidak makan atau minum selama beberapa waktu. Di dalam PL, berpuasa dilakukan mulai dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Pada zaman Yesus, berpuasa dilakukan pada hari Senin dan Kamis. Kedua hari ini merupakan hari pasar di mana orang-orang dari berbagai daerah datang ke kota. Pada waktu-waktu inilah orang-orang yg berpuasa suka memamerkan diri mereka bahwa mereka sedang berpuasa. Mereka menarik muka mereka dengan bermuram durja, memakai baju lusuh dan berambut kusut. Mereka berusaha menonjolkan kesalehan mereka dalam melakukan kewajiban agama mereka. Puasa bagi merupakan tindakan untuk menonjolkan kerohanian dan kesalehan mereka. Hal inilah yg dikritik oleh Tuhan Yesus dalam ayat 16. Pada ayat 17-18, Tuhan Yesus mengatakan kalau memang kita tulus dan bersungguh-sungguh ingin berpuasa, hendaklah kita melakukannya dengan sukacita. Melakukan ibadah puasa hendaknya diam-diam saja tidak perlu untuk ditonjolkan. Toh Tuhan tahu apa yg kita lakukan dan apa yg kita maksud dengan ibadah puasa kita.

Beberapa alasan mengapa berpuasa dalam Perjanjian Lama:
1. Sebagai bagian dari perintah Hukum Taurat ketika umat Israel merayakan hari pendamaian setiap tanggal 10 bulan 7 (Im 16:29-31). Hari raya pendamaian adalah hari raya untuk mendamaikan dosa umat dengan Tuhan. Pada hari itu semua orang Israel dan orang asing yg tinggal di Israel dilarang bekerja. Mereka harus berpuasa pada hari itu sebagai tanda kesungguhan hati untuk pertobatan nasional sebagai suatu bangsa yg beriman.

2. Untuk menyatakan duka cita (1 Sam 31:13; 2 Sam 1:12).

3. Sebagai tanda pertobatan yg sungguh, baik untuk pribadi (1 Raja 21:27), maupun sebagai pertobatan satu bangsa (1 Sam 7:6; Neh 9:1).

4. Untuk memohon sesuatu kepada Tuhan baik sebagai satu permohonan pribadi (2 Sam 12:16-22) ataupun sebagai permohonan untuk bangsa dan negara (2 Taw 20:3; Est 4:16).

Dalam pemikiran orang Yahudi berpuasa adalah:
1. Dengan menyengsarakan diri sendiri untuk menggerakan hati Allah (bdk. Penyiksaan diri yg dilakukan oleh para biarawan/biarawati pada abad mula-mula).
2. Sebagai suatu usaha untuk membuktikan ketulusan hati mereka bahwa mereka adalah sungguh-sungguh bertobat.
3. Sebagai usaha untuk menyelamatkan orang lain atau keselamatan bangsa dan negara yg sedang mengalami krisis.

Orang Kristen mula-mula melakukan puasa pada hari Selasa dan Jumat. Kebiasaan seperti ini masih dipraktekan oleh gereja-gereja tertentu sampai sekarang. Pada zaman kini banyak orang Kristen berpuasa selain untuk demonstrasi kesalehan, juga karena ada maksud tertentu, contoh: agar badan langsing, dll.

Dalam Perjanjian Baru, berpuasa dilakukan untuk:
1. Sebagai persiapan untuk pelayanan (Mat 4:1-11). Jadi puasa juga dilakukan sebagai simbol dari kesungguhan hati sebelum pelayanan.
2. Mencari pimpinan Tuhan (Kis 13:1-3). Berpuasa dilakukan supaya hati mereka lebih berfokus kepada Tuhan. Untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi mental maupun spiritual supaya lebih sensitif terhadap pimpinan Roh Kudus.
3. Mat 6:18 mengatakan ada berkat lewat berpuasa. Di mana lewat berpuasa kita belajar dalam hal penguasaan diri. Puasa juga mengingatkan kita untuk lebih fokus terhadap prioritas dan tujuan hidup yg sebenarnya di dalam hidup, yaitu bukanlah tentang kesenangan-kesenangan dunia melainkan hal-hal yg kekal.

Dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru kita menark beberapa kesimpulan tentang puasa:
1. Puasa bermanfaat untuk melatih kita untuk lebih sensitif terhadap pimpinan Tuhan.
2. Puasa itu baik untuk persiapan pelayanan.
3. Puasa baik untuk menguasai diri sendiri untuk jangan terlalu serakah terhadap kepuasan dunia tetapi mengingatkan kita akan hal-hal kekal.
4. Puasa itu baik sebagai tanda kepedulian kita terhadap orang lain atau terhadap bangsa dan negara yg sedang mengalami krisis.
5. Puasa itu baik untuk menghargai kenikmatan hidup sebagai berkat Tuhan. Kalau tidak pernah merasakan lapar kita tidak tahu akan artinya berkat lewat penyediaan Allah di dalam kehidupan kita sehari-hari.
6. Puasa itu baik bagi kesehatan.

Beberapa nasihat mengenai puasa:
1. Memang tidak ada perintah khusus bahwa kita harus berpuasa. Tetapi kalau kita sadar bahwa berpuasa itu bermanfaat bagi kerohanian kita, sebaiknya kita harus sering-sering melakukannya.
2. Mat 6:16-18 dan Zak 7, 8 mengingatkan bahwa hendaknya kita mencek motivasi kita yg sebenarnya untuk berpuasa. Puasa bukanlah suatu demonstrasi rohani.
3. Yes 58 mengajarkan jangan sekali-kali memaksa Tuhan untuk mengabulkan permohonan kita dengan berpuasa. Kalau hidup kita selama ini bertentangan dengan Tuhan, Allah tidak akan mengabulkan permohonan kita. Allah akan memberikan kita segala sesuatu sesuai dengan apa yg dipandangNYA baik buat kita menurut waktu dan rencanaNYA.

Sunday, June 8, 2008

Hal Berdoa (Matius 6:5-15; 7:7-11)

5 Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamuyg ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yg melihat yg tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yg tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaklah kata-kata doanya akan dikabulkan.
8 Jadi janganlah kamu seperti mereka karena Bapamu mengetahui apa yg kamu perlukan, sebelum kamu minta kepadaNYA. 9 Karena itu berdoalah demikian:
Bapa kami yg di sorga, dikuduskanlah namaMU, 10 datanglah kerajaanMU jadilah kehendakMU di bumi seperti di sorga. 11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yg secukupnya 12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yg bersalah kepada kami; 13 dan janganlah membawa kami ke dalam percobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yg jahat. (Karena Engkaulah yg empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin)
14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yg di sorga akan mengampuni kamu juga.
15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.
Matius 7:7-11
7 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. 8 Karena setiap orang yg meminta, menerima dan setiap orang yg mencari, mendapat dan setiap orang yg mengetok, baginya pintu dibukakan. 9 Adakah seorang dari padamu yg memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti. 10 atau memberi ular, jika ia meminta ikan? 11 Jadi jika kamu yg jahat tahu memberi pemberian yg baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yg di sorga! Ia akan memberikan yg baik kepada mereka yg meminta kepadaNYA.

Ada 3 kewajiban agama, yaitu sedekah, berdoa dan berpuasa.
A. Mengapa berdoa? Dan di manakah kita berdoa?
Orang Yahudi terbiasa untuk berdoa di tempat2 tertentu dan pada jam2 tertentu. Doa merupakan suatu tradisi yg memang seharusnya dijalankan. Sehingga tidak jarang mereka berdoa secara tergesa-gesa sehingga mereka tidak menikmati arti doa dan arti doa menjadi melenceng dari maksud asalnya. Sehingga tidak heran ada orang yg berdoa di tempat-tempat tertentu supaya dilihat orang dan dipuji sebagai orang yg saleh!
Ayat 6 merupakan jawaban dari ayat yg ke lima. Ayat ini merupakan teguran terhadap kebiasaan doa yg dilakukan oleh orang2 munafik. Ayat 6 mengajarkan kita bahwa doa bukanlah suatu demonstrasi rohani melainkan suatu hubungan pribadi antara Allah dengan kita.
Ayat 7 & 8 mengajarkan kita bahwa kalau berdoa janganlah bertele-tele. Sejujurnya dengan menaikkan kata-kata indah dalam berdoa seperti berpuisi apakah sebenarnya kita ingin menyenangkan hati Allah atau ingin mendapat pujian dari manusia tentang keindahan doa kita?
Kebanyakan dari kita berdoa ketika kita sadar kita tidak sanggup untuk mengatasi masalah-masalah yg kita hadapi, kita perlu bantuan dari Tuhan yg Maha Kuasa.
Sebaliknya ada juga yg dari kita berdoa karena mendapat ketenangan, hikmat, dan kekuatan untuk menghadapi segala sesuatu.

Ada beberapa hal yg dapat kita simpulkan di sini:
1. Doa seharusnya berasal dari hati kita, baik apakah karena kebutuhan kita atau karena memang kita memiliki suatu relasi dengan Allah.
2. Kita dapat berdoa di mana saja karena Allah memang hadir (Omnipresence)
3. Doa yg benar seharusnya merupakan suatu hubungan pribadi dengan Allah bukan tradisi.
4. Karena doa berasal dari hati, hendaklah kita mengatakan isi hati kita apa adanya kepada Tuhan. (Bandingkan 1 Tes 5:17 dengan Mat 6:7-8). Contoh doa tanpa henti: "terima kasih Tuhan", "Tuhan tolong", "mohon Tuhan pimpin, dsb merupakan contoh doa singkat yg dapat kita lakukan setiap jam dan waktu.

B. Bagaimana kita seharusnya berdoa?
Mari kita melihat struktur dari doa Bapa kami dalam ayat 9-13:
1. Doa dibuka dan ditutup oleh suatu pernyataan iman (Bandingkan Yak 1:5-8). Ayat 5 mengatakan: "Bapa kami di sorga". Ini merupkan suatu pernyataan iman bahwa kita percaya kepada siapa kita berdoa, yaitu Bapa yg di sorga, Allah yg maha kuasa, Allah yg maha suci. Ayat 13b mengatakan: "karena Engkaulah yg empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin". Pernyataan ini merupakan iman yg mengatakan bahwa doa yg kita katakan di alamatkan kepada Allah yg Maha Kuasa, yg Maha Mulia, penguasa dan pemilik kekal atas segala sesuatu di jagat raya ini! Pernyataan iman sangatlah penting dalam berdoa karena tanpa iman, mustahil kita menerima jawaban doa dari Allah (Yak 1:5-8).
2. Doa dimulai oleh puji-pujian dan ditutup oleh puji-pujian sebagai keyakinan dari iman kita (ayat 9 & 13b).
3. Doa merupakan suatu penyerahan diri, suatu komitmen kepada kehendak Allah (ay 10). Selama kita masih berontak, sulit bagi kita untuk berdoa dengan sungguh dan menerima jawaban doa. Buat banyak dari kita sulit untuk menyerahkan diri kepada Allah, karena kita terbiasa menjadi tuan atas kehidupan kita. Bahkan kita sendiri sering mempertanyakan keadilan Tuhan atau tawar-menawar dengan Allah mengenai kehendakNYA. Sulit bagi kita berdoa supaya kerajaan Allah datang tanpa melepaskan kerajaan kita pribadi.
4. Doa merupakan suatu permohonan untuk memenuhi kebutuhan fisik kita setiap hari.
5. Doa merupakan suatu permohonan untuk memenuhi kebutuhan jiwa kita supaya kita mendapat ketenangan batin.
6. Kata "kami" dalam doa Bapa kami mengingatkan kita supaya selalu mendoakan kebutuhan orang lain juga. Menaikkan doa syafaat dalam setiap doa kita.

c. Isi dari doa Bapa Kami:
1. Ayat 9, memanggil bapa kepada Allah menunjukkan kepada kita bahwa kita berdoa selayaknya seorang anak kepada bapanya. Sekali lagi doa merupakan suatu relasi, yaitu antara seorang anak dengan bapanya. Seharusnya kita tahu dan percaya bahwa kita itu anak Tuhan. Kita memiliki akses kepada Tuhan sama seperti seorang anak kepada bapanya. Matius 7:7-11 mengajarkan bahwa Allah peduli dan mengerti apa yg baik bagi anak-anakNYA. Kata "dikuduskanlah namaMU" mengajarkan kita sebagai anak Tuhan hendaklah kita menjaga nama baik Tuhan, jangan bikin malu Tuhan dengan hidup kita. Pribahasa Cina mengatakan harimau tidak memperanakkan anjing. Tuhan tidak memperanankkan anak-anak sembarangan melainkan anak-anak Tuhan yg seharusnya memuliakan namaNYA, menjaga kekudusan namaNYA. Jadi ayat 9 mengandung arti pujian dan komitmen kita kepada Tuhan.

2. Ayat 10, "datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga". Dengan sadar kita melepaskan kerajaan kita dan menyerahkan hidup kita untuk turut dengan kehendak Tuhan. Kita harus belajar mencari tahu apa yg menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita dan melaksanakannya untuk mencapai tujuan hidup yg sesungguhnya. Kehendak Allah adalah yg terbaik bagi hidup kita. Dengan berdoa datanglah kerajaanMU, ini mengingatkan kita bahwa dunia membutuhkan Tuhan. Adalah tugas kita untuk merealisasikan kerajaan Allah untuk dinyatakan di muka bumi secara luas.

3. Ayat 11 merupakan permohonan supaya Tuhan mencukupkan kebutuhan fisik kita sehari demi sehari. Selain merupakan suatu permohonan, ini juga merupakan suatu pernyataan iman bahwa kita hidup sehari demi sehari berdasarkan kemurahan Allah. Hidup kita adalah suatu kepercayaan yg diberikan Allah atas kita. Sehari demi sehari mengajarkan kita untuk belajar untuk puas, mengerti apa artinya kecukupan. Kalau kita mengerti bahwa hidup adalah suatu kepercayaan yg diberikan Allah setiap hari, kita juga tidak pelit untuk menjadi berkat bagi orang lain juga.

4. Ayat 12, adalah suatu permohonan supaya kita mendapatkan ketenangan batin. Kita sering merasa gelisah sebagai akibat dari hati nurani kita yg terusik oleh dosa yg kita lakukan atau karena perasaan bersalah yg kita rasakan. Karena itu kita memerlukan pengampunan dari Allah untuk mendapatkan ketenangan batin. Pengampunan memiliki 2 aspek. Pertama yaitu menerima, yg melegakan jiwa kita. Kedua adalah suatu pelepasan dengan membuang segala kemarahan, kepahitan dan kebencian kita. Ayat 14 dan 15 menjelaskan adalah sulit untuk menerima pengampunan Allah selama masih ada kebencian, kemarahan dan kepahitan yg mengganjal hati kita. Untuk mendapatkan ketenangan batin hendaklah kita hidup berdamai satu sama lain.

5. Ayat 13, "Janganlah membawa kami ke dalam percobaan..., apakah Allah mecobai manusia? (Lihat Yak 1:13-15). Dalam pikiran orang Yahudi, Tuhan maha tahu. Segala sesuatu terjadi di dalam sepengetahuan Allah, termasuk percobaan. Karena Tuhan tahu apa yg akan kita alami dan percobaan itu terjadi seiijin Allah sehingga orang Yahudi mengatakan bahwa percobaan itu terjadi dari Tuhan juga. Ayat 13 bukanlah suatu permohonan bahwa kita akan dihindari dari segala percobaan. Karena Alkitab mengajarkan bahwa hidup itu adalah ujian. Dari kecil sampai dewasa, sampai tua dan meninggal kita tidak pernah terlepas dari segala macam ujian. Alkitab mengatakan: berbahagialah orang yg bertahan dalam percobaan karena lewat percobaan kita akan mendapatkan mahkota kehidupan (Yak 1:12). Mazmur 119:71 mengatakan bahwa percobaan itu baik bagi kita supaya kita belajar tentang ketetapan-ketetapan Tuhan. Alkitab mengatakan bahwa percobaan itu tidak datang dari Tuhan tetapi dari diri sendiri (Yak 1:13-15). Percobaan itu datang dari setan (Ayub 1:6-12; Mat 6:13b). Percobaan itu diizinkan Tuhan atas kita supaya kita dewasa di dalam hidup dan semakin dekat dengan Tuhan (Yak 1:12; Mazmur 119:71). Jadi ayat ke 13 ini semestimnya dapat kita mengertikan "Janganlah biarkan kami jatuh, tetapi lepaskanlah kami dari si jahat". Yaitu supaya permohonan kepada Tuhan untuk meminta pertolongan dari Tuhan supaya kita dapat mengatasi percobaan-percobaan yg kita alami di dalam hidup. Lewat doa, kita ingin mengatakan bahwa kita ingin bergantung kepada Tuhan, mendekat kepada Tuhan. Hidup ini adalah ujian. Dengan Tuhan kita akan mampu melewati ujian-ujian ini.

6. Ayat 13b merupakan penutup bagi suatu doa, yaitu pernyataan iman dan pujian kepada Tuhan. Di akhir doa kita percaya bahwa doa yg kita katakan adalah doa kepada Allah yg maha kuasa, Allah yg maha mampu. Kata amin mengingatkan kita bahwa kita setuju dan percaya akan siapa yg kita percayai.

D. Doa sebagai suatu hubungan pribadi dengan Allah.
Sebagai anak Tuhan kita terkadang sulit untuk berdoa, malas dan tidak dapat menikmati doa. Salah satu sebabnya adalah kita tidak mengerti tentang doa. Doa merupakan komunikasi 2 arah. Di dalam doa bukan hanya kita yg berbicara, tetapi kita juga mendengar Allah berbicara. Jadi masalahnya sekarang bagaimana caranya kita mendengar suara Allah?

1. Mendisiplinkan diri kita untuk bersekutu dengan Allah secara pribadi. Tenangkan hati kita, fokuskan hati dan pikiran kita kepada Tuhan ketika berdoa.
2. Mempelajari Firman Tuhan dengan seksama. Lewat FirmanNYA kita bisa mengerti apa yg Allah kehendaki bagi kita.
3. Roh Kudus akan memberikan kita hikmat akan apa yg harus dilakukan, mengambil keputusan-keputusan dan kemana kita harus pergi, dsb. Roh Kudus akan mengajarkan kita segala sesuatu (Yoh 14:26), menginsafkan kita akan dosa, kebenaran dan penghakiman serta memimpin kita kepada kebenaran (Yoh 14:8,13). Apa-apa yg dikatakan oleh Roh Kudus tidak pernah bertentangan dengan Firman Tuhan. Bisikan Roh Kudus selalu memuliakan Tuhan.
4. Lewat orang-orang di sekitar kita, lewat berbagai peristiwa dari situasi Allah berbicara kepada kita.
5. Adakalanya kita merasakan seolah-olah Allah itu sedang berdiam diri. Allah bukanlah mesin penjawab telpon otomatis. Pada saat-saat tertentu Allah berdiam diri, tetapi ini tidak berarti Dia meninggalkan kita karena Dia berjanji tidak akan pernah meninggalkan kita (Mat 28:20; Yes 49:14-16). Pada saat-saat inilah iman kita diuji dan dilatih untuk semakin dewasa di dalam hidup dan semakin dekat kepadaNYA. Iman bukanlah emosi sesaat, tetapi juga pengertian dan percaya (trust) kepada Tuhan.

Sunday, June 1, 2008

Sedekah & Perpuluhan (Mat 6:1-4)

1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yg di sorga. 2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yg dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yg diperbuat tangan kananmu. 4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yg melihat yg tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Pertanyaan:
1. Apakah anda percaya bahwa Allah mengasihimu?
2. Apakah anda percaya bahwa anda mengasihi Tuhan?

Yang dimaksudkan dengan kewajiban agama dalam pasal 6 ini ada tiga hal, yaitu sedekah, berdoa dan berpuasa. Di dalam bahasa Indonesia sedekah memiliki 2 arti. Pertama memberikan makanan, pakaian atau uang kepada fakir miskin. Kedua, berarti memberikan sesaji kepada berhala atau altar orang yg sudah meninggal. Sedangkan arti sedekah dalam bahasa aslinya berarti kemurahan hati untuk menolong para fakir miskin (Bandingkan Mat 5:16 dengan Mat 6:1-4).

Apakah Mat 5:16 berkontradiksi dengan Mat 6:1-4? Mat 5:16 ditujukan untuk orang Kristen yg malu menampakkan jati diri kekristenan kepada dunia. Sehingga orang-orang Kristen ini adalah orang Kristen yg "melempem", yg tidak mau berfungsi/berperan bagi dunia untuk menyaksikan Kasih Kristus. Tetapi Mat 6:1-4 ditujukan kepada orang Kristen yg suka memamerkan "kebaikan" dirinya sehingga disebut orang munafik!

Mengapa sedekah?
Alasannya Mat 25:35-40 bahwa apapun yg kita lakukan untuk salah seorang yg hina sekalipun kita telah melakukannya seperti untuk Tuhan. Sedekah bagi umat muslim adalah zakat fitrah. Tetapi bagi orang Kristen kewajiban agama ini sepertinya kurang dijalani.

Motivasi sedekah?
Ada beberapa alasan mengapa orang melakukan sedekah:
1. Sebagai pahala untuk menebus dosa supaya Tuhan mengampuni segala dosa dan kesalahannya di masa lalu. Jadi dengan berbuat baik dipikir-pikir bisa menebus segala kesalahannya.
2. Supaya dapat nama besar karena ingin dipuji (Bandingkan Markus 12:41-44)
3. Karena kasih yg dilakukan baik oleh orang-orang Kristen ataupun non-Kristen yg memiliki hati nurani yg tulus untuk menolong sesama.
4. Untuk menyenangkan hati Tuhan (Mat 25:35-40)

Kesimpulan:
Apakah orang Kristen harus sedekah?
Jawabannya ya karena kita mengasihi Tuhan dan sesama seperti hukum yg terutama dalam kitab taurat (Mat 22:34-40). Perpuluhan: berarti persepuluh.
-Dalam perjanjian lama, Abraham melakukannya sebagai tanda syukur (Kejadian 14:20)
- Perpuluhan merupakan janji umat Israel kepada Tuhan dengan memberikan hasil bumi atau ternak peliharaan mereka (Imamat 27:30-33). Apabila ingin mengganti persepuluhan dengan uang haruslah senilai sepersepuluh ditambah seperlima dari hasil perpuluhan itu (Imamat 27:31).
- Bani Lewi adalah suku yg dikhususkan untuk menjadi imam-imam yg melayani kemah pertemuan karena itu bani lewi tidak diijinkan memiliki harta, tanah atau penghasilan. Karena itu perpuluhan diberikan kepada bani Lewi untuk membalas pelayanan mereka di dalam kemah Pertemuan perpuluhan (Bilangan 18:21)
- Allah mengundang segenap kaum Israel untuk menikmati perpuluhan di hadapanNYA di mana perpuluhan itu boleh dimakan oleh umat Israel (Ulangan 14:22-28).

Jadi di sini kalau dilihat sebenarnya jumlah yg diberikan tidak benar-benar sepersepuluh dari hasil pendapatan kaum Israel karena mereka juga boleh menikmati perpuluhan mereka. Kalau kita berpikir dengan cermat sebenarnya perpuluhan diperintahkan Allah untuk mengajar Israel supaya mereka mengingat selalu bahwa semua yg mereka miliki berasal dari Tuhan. Perpuluhan diajarkan supaya mereka mengingat bahwa hidup yg mereka miliki adalah suatu kepercayaan yg diberikan Allah atas mereka. Karena itu dengan perpuluhan hendaklah mereka gunakan untuk memuliakan Tuhan, untuk hamba-hamba Tuhan yg melayani dan untuk kenikmatan segenap Israel sendiri.

Kalau begitu apakah kita harus tetap memberikan perpuluhan? 2 Korintus 8:1-9 mengajarkan kita bahwa bagi setiap orang yg telah mengenal kasih Tuhan seharusnya kaya akan kemurahan hati. Ada beberapa alasan mengapa kita harus memberi:
1. Menurut 2 Kor 8:5; jemaat Tuhan memberi diri mereka kepada Allah kemudian oleh karena kehendak Allah mereka memberikan diri mereka kepada orang-orang kudus. Karena kasih Allah, jemaat Tuhan sadar bahwa karena mereka milik Tuhan, mereka juga seharusnya memperhatikan kebutuhan dari sesama saudara yg juga menjadi milik Tuhan.
2. 2 Korintus 9:6-8 mengatakan; hendaklah kita memberi menurut kerelaan hati kita.
3. Selain alasan-alasan di atas kita memberi bukan hanya untuk memuliakan Tuhan tetapi juga untuk kesaksian Injil, untuk meneguhkan iman bahwa sungguh Allah hadir di tengah-tengah kita (2 Kor 9; 11-13)

Pertanyaannya sekarang berapa banyak yg harus kita berikan?
Masalahnya kita sering ditakut-takuti dengan banyak hamba Tuhan untuk memberikan perpuluhan kalau tidak kita akan kena kutuk (Malaeki 3:10). Berkat Tuhan tidak akan turun atas mereka yg tidak memberikan perpuluhan. Kita juga tahu bahwa Perjanjian Baru tidak menyinggung perpuluhan, tetapi sebagai anak Tuhan kita diajar untuk memberi. Kalau kita memang tidak tahu berapa banyak yg harus kita berikan kepada Tuhan, sepersepuluh merupakan jumlah yg baik. Kalau pendapatan kita memang berlebih dan kita merasa sepersepuluh masih kurang kita dapat memberikan lebih dari sepersepuluh dari pendapatan kita. Sebagai satu nasihat dalam memberi. Firman Tuhan mengajarkan kita untuk memberi menurut kerelaan hati kita.
Yang dimaksud hati bukan hanya perasaan tetapi juga akal budi. Sebaiknya memberi dilakukan secara konsisten dan terencana bukan berdasarkan dorongan hati sesaat. Kalau kita senang kita memberi banyak, kalau lagi kesal memberi sedikit. Sebaiknya kita merencanakan berapa banyak kita mau memberikan pendapatan kita kepada Tuhan. Kalau kita percaya kita mengasihi Tuhan, tidak ada lagi keraguan untuk memberi.